NERACA
Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Juli 2024 yang sebesar 0,41 persen masih dalam laju aman. “Kalau sekarang defisit Rp93,4 triliun dari target Rp522,83 triliun, itu masih cukup aman dalam konteks fiskalnya,” kata Eko, sebagaimana dikutip, kemarin.
Dia menjelaskan APBN 2024 memang didesain untuk mengalami defisit sebesar 2,29 persen. Dengan demikian, APBN akan terus mengalami pelebaran defisit tiap bulannya. “Seiring dengan tingkat belanja oleh pemerintah yang akan lebih agresif mendekati Desember, sehingga kalau bulan ke bulan mengalami peningkatan defisit itu sebenarnya wajar,” tambah dia.
Namun, Wakil Direktur Indef itu menilai perlu ada strategi yang bijak dalam mengelola anggaran negara ke depannya. Sebab, pelebaran defisit tidak serta merta menjamin perekonomian akan tumbuh lebih baik. Perlu adanya langkah yang tepat sesuai momentum agar belanja APBN dapat memberikan dampak ekonomi yang besar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah adalah mengelola serapan anggaran dengan lebih merata dalam beberapa bulan ke depan. Eko berpendapat pengelolaan APBN sebelumnya cenderung menunjukkan tren serapan anggaran yang agresif pada kuartal IV. Sementara stimulus belanja pada akhir tahun, menurut dia, memberikan dampak ekonomi yang rendah karena momentumnya telah hilang.
“Kalau didorong di awal, itu akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Saya harap itu terjadi,” ujar dia. Namun, Eko mengingatkan kebijakan yang akan diambil Pemerintah ke depan perlu tetap memperhatikan dinamika dunia usaha.
Mengingat penerimaan negara yang masih melambat, tercermin pada kinerja per Juli yang tumbuh negatif 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dia melihat peluang Pemerintah akan lebih gencar mendorong sisi penerimaan dalam beberapa bulan ke depan. “Saya harap Pemerintah tidak tiba-tiba menerapkan kebijakan baru yang membebani dunia usaha. Kalau itu terjadi, nanti perekonomian kita lebih berat tumbuh sesuai target,” tutur Eko.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) per Juli 2024. “Bulan Juli kita defisit 0,41 persen,” kata Sri Mulyani.
Meski mengalami defisit, Menkeu mengatakan, defisit Juli itu terbilang masih kecil dibandingkan target APBN 2024 yang sebesar 2,29 persen. Dia merinci, pendapatan negara tercatat Rp1.545,4 triliun atau setara dengan 55,1 persen dari target APBN yang sebesar Rp2.802,3 triliun. Nilai tersebut terkontraksi 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Namun, pertumbuhan negatif pendapatan negara pada Juli lebih rendah dibandingkan catatan pada Juni yang terkontraksi 6,2 persen yoy. “Jadi, ini sudah mulai membaik sekarang,” tuturnya. Sementara itu, belanja negara tercatat Rp1.638,8 triliun atau setara 49,3 persen dari pagu Rp3.325,1 triliun, tumbuh 12,2 persen yoy. Kinerja belanja negara yang optimal disebut menjadi dorongan APBN tetap terjaga dengan baik hingga Juli.
Adapun keseimbangan primer tercatat tetap surplus, yakni sebesar Rp179,3 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Kementerian Keuangan sebelumnya memproyeksikan defisit anggaran hingga akhir 2024 akan berada pada level 2,7 persen PDB, melebar dari target APBN 2024 yang sebesar 2,29 persen PDB.
Pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.802,5 triliun atau tumbuh 0,7 persen yoy, utamanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang terjaga dan positif, implementasi reformasi perpajakan, peningkatan dividen BUMN, serta peningkatan layanan kementerian/lembaga (K/L).
Sementara belanja negara diperkirakan mencapai Rp3.412,2 triliun atau 102,6 persen dari pagu APBN 2024, seiring dengan peran APBN sebagai shock absorber untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan, melindungi daya beli dan mendukung pencapaian target-target prioritas pembangunan nasional.
NERACA Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) mencatatkan kinerja positif di TW I/2025 dengan membukukan…
NERACA Jakarta – BUMD di Indonesia terus didorong untuk bisa berkontribusi terhadap perekonomian baik daerah maupun ekonomi nasional. Salah…
NERACA Jakarta – Pegatron, perusahaan teknologi global meresmikan fasilitas manufaktur cerdas (Smart Factory) terbarunya di Batam, Indonesia. Pabrik ini…
NERACA Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) mencatatkan kinerja positif di TW I/2025 dengan membukukan…
NERACA Jakarta – BUMD di Indonesia terus didorong untuk bisa berkontribusi terhadap perekonomian baik daerah maupun ekonomi nasional. Salah…
NERACA Jakarta – Pegatron, perusahaan teknologi global meresmikan fasilitas manufaktur cerdas (Smart Factory) terbarunya di Batam, Indonesia. Pabrik ini…