Pendapatan Gudang Garam Terkoreksi 10,44%

NERACA

Jakarta – Pencapaian kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) di paruh pertama 2024 negatif. Pasalnya, emiten produsen rokok ini membukukan pendapatan Rp50,01 triliun per akhir Juni 2024. Realisasi itu turun 10,44% year-on-year (yoy) dari Rp55,85 triliun periode yang sama tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Di tengah penurunan pendapatan, biaya pokok pendapatan GGRM hanya turun tipis 6,19% secara tahunan pada semester I/2024. Jumlah yang dikeluarkan menyusut dari Rp47,91 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp44,95 triliun. GGRM membukukan laba selisih kurs Rp39,37 miliar pada semester I/2024. Jumlah itu naik 869,70% yoy dari Rp4,06 milia per akhir Juni 2023.

Kendati demikian, Gudang Garam membukukan laba usaha Rp1,61 triliun pada semester I/2024. Pencapaian itu turun 64,38% secara tahunan dari Rp4,53 triliun periode yang sama tahun lalu. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, Gudang Garam membukukan laba bersih Rp925,51 miliar pada semester I/2024. Realisasi itu mencerminkan penurunan 71,85% dari Rp3,28 triliun periode Januari 2023 hingga Juni 2023.

Sebelumnya, analis Mirae Aset Sekuritas, Rut Yesika pernah bilang, penerapan Cukai Hasil Tembakau (CHT) masih memberatkan bisnis produsen rokok tingkat 1 seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sejumlah efisiensi pun dilakukan guna mengimbagi tergerusnya volume penjualan. Hal itu karena kenaikan cukai rokok yang tidak sebanding dengan Upah Minimum Provinsi (UMP), sehingga dapat melanggengkan situasi downtrading yakni peralihan ke produk rokok yang lebih murah. (bani)

Selain itu, segmen SKT dan produsen tier-2 diperkirakan masih akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan cukai yang relatif lebih kecil. Hal ini sejalan dengan kenaikan rata-rata pajak cukai sebesar 10% selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2023-2024.“Kami yakin kesenjangan yang semakin besar antara kenaikan UMP dan pertumbuhan cukai merupakan faktor yang berkontribusi signifikan. Kami berpendapat bahwa penyederhanaan struktur cukai akan berdampak positif pada pemain besar seperti GGRM,” ungkap Rut Yesika dalam risetnya.

Rut meyakini, GGRM telah terdampak struktur kebijakan cukai, sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan Margin Laba Kotor (GPM). Seperti diketahui, penerapan tarif cukai untuk 2023-2024 sebesar 10% memang sedikit lebih rendah daripada tingkat pandemi sebesar 12,5% pada tahun 2021 dan 12,0% pada tahun 2022.

Dalam memacu pertumbuhan bisnisnya, perseroan melakukam diversifikasi bisnis di sektor infrastruktur menjadi bisnis baru. Dimana perseroan membangun jalan tol Kediri-Tulungagung dengan mendirikan entitas usaha PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT) dengan modal dasar Rp3,5 triliun.

Direktur GGRM Heru Budiman dan Istata T. Sidharta menyampaikan, pada 12 Februari 2024, GGRM bersama dengan PT Suryaduta Investama mendirikan anak perusahaan baru, yaitu PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT). PT Suryaduta Investama milik keluarga konglomerat Wonowidjojo merupakan pemegang 69,29% saham GGRM.

Struktur modal SSAT yakni modal dasar Rp3,5 triliun yang terbagi atas 3,5 juta saham masin-masing senilai Rp1 juta per saham. Selanjutnya, modal ditempatkan dan disetor Rp2 triliun yang terdiri dari 2 juta saham. "GGRM mengambil 1,99 juta saham SSAT atau 99,9% senilai Rp1,99 triliun. PT Suryaduta Investama mengambil 1 saham SSAT atau Rp1 juta," paparnya

 

 

 

BERITA TERKAIT

Ramayana Bagikan Dividen Rp355,8 Miliar

NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…

Data Positif Warnai Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan

NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…

Dana Asing Keluar Pasar Saham Rp50,72 triliun

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Ramayana Bagikan Dividen Rp355,8 Miliar

NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…

Data Positif Warnai Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan

NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…

Dana Asing Keluar Pasar Saham Rp50,72 triliun

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…