NERACA
Jakarta – Berdasarkan laporan tahunan Banking on Climate Chaos (BOCC) ke 15 membongkar praktik greenwash, yang mencakup pinjaman dan penjaminan 60 bank terbesar di dunia kepada lebih dari 4.200 perusahaan bahan bakar fosil dan pembiayaan kepada perusahaan-perusahaan yang menyebabkan degradasi di kawasan Amazon dan Arktik. Kumpulan data terbaru ini diperluas dengan memberikan peringkat bank berdasarkan kontribusinya terhadap kesepakatan bisnis, bukan semata memberikan peringkat bank dalam peran utamanya.
Sejak Perjanjian Paris pada tahun 2016, 60 bank swasta terbesar di dunia mendanai bahan bakar fosil sebesar US$6,9 triliun. Hampir setengahnya atau US$3,3 triliun dikucurkan untuk ekspansi bahan bakar fosil. Pada tahun 2023, bank-bank mendanai pembiayaan bahan bakar fosil senilai US$705 miliar, di mana US$347 miliar di antaranya digunakan untuk ekspansi bahan bakar fosil saja.
Laporan yang diterima Neraca, Kamis (18/7) menjabarkan bahwa JP Morgan Chase adalah pemodal bahan bakar fosil peringkat 1 di dunia, yang mengucurkan US$40,8 miliar kepada perusahaan bahan bakar fosil pada tahun 2023. Mereka juga peringkat 1 untuk ekspansi bahan bakar fosil pada tahun 2023, sementara Mizuho naik ke posisi kedua dalam laporan tersebut baik dalam pembiayaan untuk bahan bakar fosil ($37,0 miliar) maupun pembiayaan untuk ekspansi bahan bakar fosil ($18,8 miliar). Penyandang dana terburuk untuk ekspansi bahan bakar fosil sejak Perjanjian Paris adalah Citibank, yang mengucurkan dana sebesar $204 miliar sejak tahun 2016.
Baru-baru ini, beberapa bank meningkatkan paparan mereka terhadap risiko iklim dengan membatalkan kebijakan mereka yang memang sudah lemah. Bank of America, yang menduduki peringkat ketiga dalam daftar penyandang dana bahan bakar fosil terburuk pada tahun 2023, adalah contoh nyata: mereka telah mengizinkan kembali pembiayaan untuk pengeboran Arktik, termal batubara, dan pembangkit listrik tenaga batu bara; mereka tidak memiliki pengungkapan rasio energi maupun target emisi absolut jangka pendek, dan mereka mengabaikan prinsip-prinsip Ekuator (Equator Principles). Pada saat laporan ini diterbitkan, mereka adalah satu-satunya bank besar yang memperlihatkan semua kegagalan kebijakan iklim ini secara bersamaan.
Dalam upaya berkelanjutan untuk terus meningkatkan keakuratan dan keluasan laporan tersebut, laporan tahun ini secara signifikan telah menyesuaikan metodologi yang digunakan dengan memasukkan lebih banyak lagi sumber-sumber primer. Sumber-sumber ini melacak partisipasi bank dalam transaksi keuangan perusahaan, termasuk obligasi, pinjaman, dan penerbitan saham. Laporan tahun-tahun sebelumnya hanya menyebutkan bank-bank dalam peran utama mereka; namun, di tahun ini kontribusi keuangan masing-masing bank terhadap transaksi mereka diungkap. Setiap bank dalam laporan tersebut dihubungi untuk mengonfirmasi dan diberi kesempatan untuk meninjau kesepakatan-kesepakatan keuangan yang dikaitkan dengan mereka.
Laporan tersebut menunjukkan tingginya pembiayaan bank untuk kegiatan-kegiatan bahan bakar fosil yang paling merusak iklim. Pada tahun 2023, penyandang dana terburuk untuk ekstraksi pasir minyak (tar sand) adalah CIBC, RBC, dan Scotiabank, masing-masing berada di posisi terburuk dengan $523 juta; sementara Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) mengucurkan $512 juta kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan pengeboran lepas pantai perairan sangat dalam; JP Morgan Chase mendanai fracking (metode pengeboran dengan perekahan hidraulis) sebesar $6 miliar, dan CITIC mendukung penambangan batu bara sebesar $7,6 miliar. 60 bank teratas berdasarkan aset tanpa malu-malu membiayai praktik-praktik berbahaya terhadap bioma-bioma sensitif ini: UniCredit mengucurkan $265 juta kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pengeboran Arktik dan Bank of America membiayai perusahaan-perusahaan yang mengekstraksi minyak & gas di bioma Amazon senilai $162 juta.
Banking on Climate Chaos ditulis oleh Rainforest Action Network; BankTrack; Center for Energy, Ecology, and Development; Indigenous Environmental Network; Oil Change International; Reclaim Finance; Sierra Club; dan Urgewald. Laporan ini telah didukung oleh 589 organisasi di 69 negara.
NERACA Jakarta – PT Bank KB Bukopin Syariah (KBBS) meresmikan Kantor Fungsional di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus sebagai bagian…
NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memperingati hari kelahiran (milad) ke-33 pada tahun ini. Bank pertama murni…
NERACA Jakarta - Didimax dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo) menggelar acara literasi perdagangan berjangka 2025 di 11…
NERACA Jakarta – PT Bank KB Bukopin Syariah (KBBS) meresmikan Kantor Fungsional di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus sebagai bagian…
NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk memperingati hari kelahiran (milad) ke-33 pada tahun ini. Bank pertama murni…
NERACA Jakarta - Didimax dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo) menggelar acara literasi perdagangan berjangka 2025 di 11…