Pemerintah Genjot Pendederan Tiram Mutiara

NERACA

Jakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggeliatkan kegiatan pendederan tiram mutiara sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi mutiara.

“Pemerintah hadir, menjamin usaha budidaya mutiara ini terus berkembang. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong hatchery-hatchery tiram mutiara yang melakukan pemuliaan induk untuk terus memproduksi induk dan benih unggul tiram mutiara. Sehingga tetap menjaga ketersediaan induk tiram mutiara di alam dalam proses produksi mutiara,” ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu atau biasa disapa Tebe.

Tebe menjelaskan KKP melalui Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem dan Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok terus bersinergi dan kolaborasi dengan hatchery-hatchery tiram mutiara baik milik pemerintah maupun swasta untuk terus meningkatkan kegiatan pemuliaan induk tiram mutiara hingga produksi induk dan benih tiram mutiara berkualitas.

“Dengan begitu harapannya, kualitas, kuantitas, serta daya saing produk mutiara Indonesia terus meningkat dan berkelanjutan, hingga terus menjadi negara pemasok mutiara dunia,” jelas Tebe.

Merujuk data ITC Trademap 2022, Indonesia merupakan negara eksportir mutiara terbesar ke empat di dunia setelah Hongkong, Jepang dan China, dengan nilai penjualan mencapai USD 55 juta atau setara Rp 825 miliar.

Adapun negara tujuan ekspor utama mutiara Indonesia adalah Jepang (47,6%), Hongkong (31,6%), dan Australia (18,9%). Nilai permintaan pasar mutiara global cenderung meningkat dalam 3 tahun terakhir. Pada 2020 nilainya sebesar USD483 juta, di 2021 sebesar USD862 juta dan 2022 sebesar USD1 miliar.

“Ini artinya potensi pasar mutiara di tingkat global masih terbuka lebar. Dengan melihat potensi nilai ekspor mutiara Indonesia yang cenderung naik secara signifikan dari tahun ke tahun, untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia yang selalu meningkat,” tambah Tebe.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, Gemi Triastutik yang menyampaikan bahwa tiram mutiara merupakan komoditas yang dapat dibudidayakan. Segmentasi produksi mutiara terbagi menjadi tiga yaitu pembenihan, pendederan dan produksi mutiara.

 “Pembudidaya tidak harus memelihara tiram mutiara dari benih hingga menghasilkan mutiara. Sebab itu perlu waktu yang lama. Namun bisa menggeliatkan pada segmentasi usaha pendederan saja,” kata Gemi.

Kegiatan pendederan tiram mutiara, lanjut Gemi, merupakan pemeliharaan dari ukuran spat 1 – 2 cm, hingga menjadi tiram ukuran 6 – 9 cm dan siap insersi (10 cm atau lebih), menjadi salah satu segmen usaha yang potensial bagi masyarakat pesisir. Sebab segmentasi usaha pendederan tiram mutiara cukup mudah dan murah.

 “Melalui usaha pendederan, pembudidaya tiram mutiara dengan modal yang murah, karena tidak memerlukan pakan. Hasil produksinya berupa tiram mutiara ukuran 10 cm yang siap diinsersi, bisa langsung dijual kepada perusahaan perusahaan produksi mutiara,” jelas Gemi.

Sementara itu, Plt. Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, Wawan Cahyono Ashuri juga menyampaikan harga jual tiram mutiara yang siap diinsersi sangat menjanjikan, bisa mencapai harga hingga Rp2.500/centimeter (cm), tergantung kesepakatan dengan perusahaan produksi mutiara. 

Wawan menjelaskan segmentasi produksi tiram mutiara dimulai dari Pembenihan yaitu pemijahan, pemeliharaan larva dan panen spat memerlukan waktu sekitar 45 hari per siklus. Pendederan dimulai dari persiapan longline, penebaran tiram kecil (spat), penjarangan dan pemeliharaan hingga menghasilkan tiram mutiara yang siap insersi memerlukan waktu sekitar 20 bulan/siklus.

Tahapan selanjutnya adalah produksi mutiara yaitu persiapan longline, persiapan penebaran, pemeliharaan, sampling dan observasi hingga panen mutiara memerlukan waktu selama 19 bulan/siklus.

“Segmentasi yang menjadi pilihan terbaik bagi pembudidaya adalah pendederan untuk menghasilkan tiram mutiara siap diinsersi,” papar Wawan.

Wawan menambahkan, “BPBL Lombok telah melakukan inisiasi pembenihan dan pendederan tiram mutiara sejak tahun 2000. Selanjutnya pada tahun 2010 mulai melakukan pembinaan kelompok masyarakat pembudidaya tiram mutiara dengan melakukan pendampingan teknis dan bantuan benih tiram mutiara. Salah satu kawasan pendederan tiram mutiara binaan BPBL Lombok berada di Desa Pulau Kaung Kabupaten Sumbawa. Hasil pendederannya dapat dibeli oleh perusahaan – perusahaan mutiara sebagai bahan baku tiram mutiara yang siap insersi.”

 Sebelumnya Ibu Negara Iriana Joko Widodo melakukan kunjungan ke BPBL Lombok, dengan penuh semangat beliau bersama anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) melakukan panen mutiara. Beliau menyampaikan tiram mutiara di BPBL Lombok telah dibudidayakan dengan baik. Ibu Annisa Pohan, istri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudoyono yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, juga mengaku kagum dengan keindahan perhiasan mutiara Lombok.

BERITA TERKAIT

Investasi Sapi Betina Solusi Ketergantungan Impor Daging

NERACA Jakarta –  Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia…

KKP Buka Peluang Investasi di Sentra Garam Rote Ndao

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang investasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di…

Januari - Mei 2025, Total Transaksi Business Matching UMKM Tembus USD 68,65 Juta

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah  (UMKM) ke kancah perdagangan global. Penjajakan bisnis…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Investasi Sapi Betina Solusi Ketergantungan Impor Daging

NERACA Jakarta –  Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia…

KKP Buka Peluang Investasi di Sentra Garam Rote Ndao

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang investasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di…

Januari - Mei 2025, Total Transaksi Business Matching UMKM Tembus USD 68,65 Juta

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah  (UMKM) ke kancah perdagangan global. Penjajakan bisnis…