NERACA
Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel membukukan laba bersih sebesar Rp520, 98 miliar atau tumbuh 3,7% dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp501,02 miliar. Sehingga laba per saham dasar tak beranjak dari level Rp6 per lembar pada akhir 31 Maret 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur Utama MTEL, Theodorus Ardi Hartoko, selain pertumbuhan laba juga pendapatan tiga bulan pertama tahun 2024 meningkat 7,2% mencapai Rp2,205 triliun dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp2,055 triliun. Rinciannya, pendapatan sewa menara telekomunikasi oleh grup Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menyusut 3,8% secara tahunan menjadi Rp1,186 triliun pada akhir kuartal I 2024.
Tapi, pendapatan sewa menara oleh pihak ketiga tumbuh 27,2% secara tahunan menjadi Rp872,2 miliar pada akhir kuartal I 2024. Senada, pendapatan jasa konstruksi merambat 2,2% secara tahunan menjadi Rp134,23 miliar. Walau beban pokok pendapatan membengkak 7,1% secara tahunan menjadi Rp1,046 triliun pada akhir kuartal I 2024. Tapi laba kotor tetap tumbuh 7,4% secara tahunan menjadi Rp1,159 triliun.
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 0,64% dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp22,824 triliun pada akhir Maret 2024. Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 1,17% dibanding akhir tahun 2023, menjadi Rp34,483 triliun pada akhir kuartal I 2024. Sebelumnya, anak usaha dari Telkom Indonesia ini tengah menyampaikan proses akuisisi perusahaan menara PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST).
Direktur Investasi dan Sekretaris Perusahaan Mitratel, Hendra Purnama pernah mengatakan, proses akuisisi IBST masih berjalan hingga saat ini. Menurutnya, MTEL telah melakukan due diligence atas proses akuisisi ini. "Kami telah melakukan due diligence dan kami sebenarnya tengah menunggu kabar dari penjual untuk proses ini," kata Hendra.
Dia melanjutkan, Mitratel terus melakukan penilaian secara prudent dan berdisiplin dalam hal memberikan valuasi IBST. Hendra menuturkan pihaknya percaya proses akuisisi ini bisa diselesaikan pada semester I/2024. "Pada dasarnya kami masih menunggu penjual mengumumkan siapa pemenang untuk proses ini," ucapnya.
Lebih lanjut, Hendra menjelaskan ketika pihaknya melakukan akuisisi, MTEL selalu melakukan perhitungan dan penilaian tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk jangka panjang. MTEL akan menilai kontribusi potensial apa yang akan mereka dapatkan, termasuk biaya pemeliharaan dan juga kenaikan sewa tanah potensial. "Jadi segalanya akan dihitung ketika kami mencoba melakukan akuisisi, dengan sedetail mungkin," ujarnya.
Dengan mengakuisisi aset ini, kata Hendra, Mitratel pada dasarnya telah berpikir banyak bahwa menara-menara tersebut di masa depan akan berkontribusi secara signifikan terhadap Mitratel.
Ramaikan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2024 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI), PT FKS Food Sejahtera yang terdaftar…
NERACA Jakarta – Pasca pengambil alihan saham yang dilakukan PT Eco Energi Perkasa terhadap PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK).…
Dukung eksplorasi pengembangan proyek, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjalin kerja sama dengan QuamtumPharm, Inc. (XtaIPi). Dalam siaran persnya…
Ramaikan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2024 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI), PT FKS Food Sejahtera yang terdaftar…
NERACA Jakarta – Pasca pengambil alihan saham yang dilakukan PT Eco Energi Perkasa terhadap PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK).…
Dukung eksplorasi pengembangan proyek, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjalin kerja sama dengan QuamtumPharm, Inc. (XtaIPi). Dalam siaran persnya…