Pergerakan Ekonomi Saat Mudik Lebaran Capai Rp386 triliun

Pergerakan Ekonomi Saat Mudik Lebaran Capai Rp386 triliun
NERACA
Jakarta - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ahmed Zaki Iskandar memproyeksikan pergerakan ekonomi selama periode mudik Lebaran mencapai Rp386 triliun. Hal itu diperoleh dari potensi pergerakan manusia yang diperkirakan berjumlah 193 juta orang pada mudik Lebaran tahun ini. “Artinya dalam kurun waktu selama liburan panjang Lebaran, katakanlah per kepala mereka spend Rp2 juta selama musim mudik, ada potensi sekitar Rp386 triliun yang menggerakkan perekonomian di Indonesia pada mudik Lebaran,” kata Zaki dalam keterangannya di Jakarta, pekan lalu. 
Faktor utama yang mendorong pergerakan ekonomi selama libur Lebaran adalah ketersediaan transportasi umum dan infrastruktur pendukung. Ketersediaan bus, kereta api, dan pesawat terbang disebut menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat. Selain itu, jaringan jalan yang luas dan terhubung dengan baik di berbagai wilayah, seperti di Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya, juga menjadi pendorong utama pergerakan masyarakat. Hal ini, kata dia, akan memicu minat masyarakat berwisata. “Ini membuat masyarakat berkeinginan untuk melakukan pergerakan, bukan saja mudik, tapi juga bertamasya dan berkunjung ke daerah lain. Misalnya melalui sektor food and beverage, sektor hotel, wisata,” jelas dia.
Perputaran uang yang terjadi diyakini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sehingga dapat menjadi momentum pembenahan sektor ekonomi daerah pascapandemi COVID-19. Dia berharap perputaran uang tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, melainkan juga di seluruh pulau di Indonesia.
Di sisi lain, dia melihat kenaikan tiket harga transportasi umum selama musim mudik tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi. Sebab, ini akan tertutup dengan masifnya pergerakan dan pengeluaran masyarakat selama lebaran. “Memang ada dampak terhadap inflasi karena kenaikan tersebut, tapi masih bisa tertutupi dengan pergerakan manusia,” kata Zaki.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), terpantau kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi di libur lebaran terus meningkat seperti di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang jumlah kunjungannya mencapai 12 ribu pada satu hari setelah lebaran dan jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat di hari-hari berikutnya.
Tidak hanya di destinasi wisata, tingkat okupansi hotel dan restoran di sejumlah daerah juga diprediksi naik antara 80 bahkan hingga mencapai 100 persen dengan rata-rata lama tinggal antara 1 sampai 2 malam dan wisatawan dari luar provinsi dapat mencapai 4 malam. Menparekraf juga juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Penyelenggaraan Kegiatan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan pada Saat Libur Mudik dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H kepada seluruh Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota) dan seluruh pelaku usaha pariwisata.
“Dari kunjungan saya di beberapa tempat di Jawa Barat dan dari kunjungan lapangan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, semua dalam kondisi siap. Tinggal kita pastikan lagi nanti dengan pemantauan dari sistem pariwisata nasional kita,” ujar Sandiaga. Dari jumlah pergerakan masyarakat di momen mudik dan libur lebaran tahun ini, penggunaan mobil pribadi masih menjadi salah satu favorit dengan jumlah diperkirakan sekitar 18,3 persen.
Dari 28,4 juta pemudik dari Jabodetabek, sebanyak 31,37 persen atau 11,10 juta pemudik bakal melintasi Tol Transjawa ke arah Jawa Tengah. Tidak hanya di Tol Transjawa, jalan Tol Trans Sumatra juga dipadati kendaraan yang melintas dimana jumlahnya meningkat 50 persen dibanding hari biasa. Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat dapat melakukan manajemen waktu dengan baik terutama saat memilih waktu untuk beristirahat. “Pemudik bisa berhenti terlebih dahulu dengan beristirahat baik di rest area tol, tempat peristirahatan di luar jalan tol, atau digantikan oleh pengemudi cadangan,” katanya.

 

NERACA

Jakarta - Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ahmed Zaki Iskandar memproyeksikan pergerakan ekonomi selama periode mudik Lebaran mencapai Rp386 triliun. Hal itu diperoleh dari potensi pergerakan manusia yang diperkirakan berjumlah 193 juta orang pada mudik Lebaran tahun ini. “Artinya dalam kurun waktu selama liburan panjang Lebaran, katakanlah per kepala mereka spend Rp2 juta selama musim mudik, ada potensi sekitar Rp386 triliun yang menggerakkan perekonomian di Indonesia pada mudik Lebaran,” kata Zaki dalam keterangannya di Jakarta, pekan lalu. 

Faktor utama yang mendorong pergerakan ekonomi selama libur Lebaran adalah ketersediaan transportasi umum dan infrastruktur pendukung. Ketersediaan bus, kereta api, dan pesawat terbang disebut menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat. Selain itu, jaringan jalan yang luas dan terhubung dengan baik di berbagai wilayah, seperti di Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya, juga menjadi pendorong utama pergerakan masyarakat. Hal ini, kata dia, akan memicu minat masyarakat berwisata. “Ini membuat masyarakat berkeinginan untuk melakukan pergerakan, bukan saja mudik, tapi juga bertamasya dan berkunjung ke daerah lain. Misalnya melalui sektor food and beverage, sektor hotel, wisata,” jelas dia.

Perputaran uang yang terjadi diyakini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sehingga dapat menjadi momentum pembenahan sektor ekonomi daerah pascapandemi COVID-19. Dia berharap perputaran uang tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, melainkan juga di seluruh pulau di Indonesia.

Di sisi lain, dia melihat kenaikan tiket harga transportasi umum selama musim mudik tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi. Sebab, ini akan tertutup dengan masifnya pergerakan dan pengeluaran masyarakat selama lebaran. “Memang ada dampak terhadap inflasi karena kenaikan tersebut, tapi masih bisa tertutupi dengan pergerakan manusia,” kata Zaki.

Berdasarkan monitoring yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), terpantau kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi di libur lebaran terus meningkat seperti di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang jumlah kunjungannya mencapai 12 ribu pada satu hari setelah lebaran dan jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat di hari-hari berikutnya.

Tidak hanya di destinasi wisata, tingkat okupansi hotel dan restoran di sejumlah daerah juga diprediksi naik antara 80 bahkan hingga mencapai 100 persen dengan rata-rata lama tinggal antara 1 sampai 2 malam dan wisatawan dari luar provinsi dapat mencapai 4 malam. Menparekraf juga juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Penyelenggaraan Kegiatan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan pada Saat Libur Mudik dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H kepada seluruh Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota) dan seluruh pelaku usaha pariwisata.

“Dari kunjungan saya di beberapa tempat di Jawa Barat dan dari kunjungan lapangan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, semua dalam kondisi siap. Tinggal kita pastikan lagi nanti dengan pemantauan dari sistem pariwisata nasional kita,” ujar Sandiaga. Dari jumlah pergerakan masyarakat di momen mudik dan libur lebaran tahun ini, penggunaan mobil pribadi masih menjadi salah satu favorit dengan jumlah diperkirakan sekitar 18,3 persen.

Dari 28,4 juta pemudik dari Jabodetabek, sebanyak 31,37 persen atau 11,10 juta pemudik bakal melintasi Tol Transjawa ke arah Jawa Tengah. Tidak hanya di Tol Transjawa, jalan Tol Trans Sumatra juga dipadati kendaraan yang melintas dimana jumlahnya meningkat 50 persen dibanding hari biasa. Sandiaga Uno mengimbau agar masyarakat dapat melakukan manajemen waktu dengan baik terutama saat memilih waktu untuk beristirahat. “Pemudik bisa berhenti terlebih dahulu dengan beristirahat baik di rest area tol, tempat peristirahatan di luar jalan tol, atau digantikan oleh pengemudi cadangan,” katanya.

BERITA TERKAIT

Penyuluh CSA Kebumen & Purworejo Dukung Kementan Tingkatkan Indeks Pertanaman

NERACA Kebumen - Teknologi hemat air dari paket teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] yang dikuasai penyuluh CSA layak…

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Penyuluh CSA Kebumen & Purworejo Dukung Kementan Tingkatkan Indeks Pertanaman

NERACA Kebumen - Teknologi hemat air dari paket teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] yang dikuasai penyuluh CSA layak…

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…