NERACA
Jakarta – Hingga 28 Maret 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai perdagangan Bursa Karbon sebesar Rp35,30 miliar dengan perdagangan bursa karbon mencatat 53 pengguna jasa yang mendapatkan izin. “Dengan total volume 571.000 ton Co2e dan akumulasi nilai Rp35,30 miliar,” kata anggota Dewan Komisioner OJK Pengawas Pasar Modal, Inarno Djayadi di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, rincian nilai transaksi adalah sebesar 27,89% dari pasar reguler, 15,76% di pasar nego dan 52,35% di lelang. Ke depan, lanjutnya, potensi pasar karbon masih besar mengingat terdapat 3.546 pendaftar yang terdapat di SRN-PPI dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan. Sebelumnya Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Lufaldy Ernanda mengatakan, OJK siap untuk merambah perdagangan karbon ke luar negeri. Menurutnya, posisi Nationally Determined Contributions (NDC) atau target penurunan emisi gas rumah kaca sudah tercapai. "Beberapa investor luar negeri itu sudah datang ke OJK, mereka sangat tertarik untuk membeli karbon di Indonesia. Namun, memang kami harus siapkan semua seperti barangnya, prospektusnya, dan kerja sama dengan kementerian terkait,” ujar Lufaldy.
Lebih lanjut dia mengatakan, di pasar karbon internasional sudah terjadi perdagangan aktif dengan lembaga sertifikasi karbon seperti Verra asal Amerika Serikat (AS) maupun Gold Standard asal Swiss. Sementara itu di Indonesia, unit karbon yang diperdagangkan di bursa karbon mencakup Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPEGRK) dan Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) yang tercatat dalam SRN PPI oleh KLHK.
Sementara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 96 pengguna jasa bursa karbon atau IDX carbon pada akhir tahun 2024,"Target tahun ini kita akan menambah 50 pengguna jasa. Di akhir tahun itu kita punya 96 pengguna jasa,"kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik.
Sampai saat ini, dirinya mengungkapkan, terdapat sebanyak 48 pengguna jasa, atau meningkat cukup signifikan dibandingkan saat peluncuran pada 26 September 2023 lalu yang sebanyak 15 pengguna jasa."Kalau terkait Bursa Karbon sampai saat ini sudah ada 48 pengguna jasa, dari 15 pengguna jasa pada saat kita luncurkan di akhir 26 September 2023," ujar Jeffrey.
Dalam kesempatan ini, dia menyebut BEI akan terus melakukan diskusi dan sosialisasi kepada ekosistem, terutama kepada para perusahaan tercatat."Ekosistem paling dekat adalah para perusahaan tercatat, yang akan kami ajak diskusi untuk antisipasi memanfaatkan keberadaan Bursa Karbon untuk mendukung strategi mereka ke arah Net Zero Emission,"kata Jeffrey.
Selain itu, lanjutnya, setiap perusahaan tercatat juga mulai menyusun Roadmap Net Zero Emissions (NZE), dimana investor asing saat ini tidak hanya memperhatikan performa keuangan perusahaan dalam keputusan investasi, namun, juga memperhatikan faktor Environmental, Social, dan Governance (ESG) yang sangat penting.
Sebagai bentuk apresiasi kepada nasabah, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali berangkatkan nasabah PNM Mekaar terbaik untuk menunaikan ibadah umrah.…
NERACA Jakarta – Kebut pertumbuhan bisnis kendaraan listrik, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mengungkapkan progres pembangunan pabrik perakitan kendaraan…
NERACA Jakarta – Wujudkan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan pembaruan Peraturan Nomor II-A…
Sebagai bentuk apresiasi kepada nasabah, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali berangkatkan nasabah PNM Mekaar terbaik untuk menunaikan ibadah umrah.…
NERACA Jakarta – Kebut pertumbuhan bisnis kendaraan listrik, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mengungkapkan progres pembangunan pabrik perakitan kendaraan…
NERACA Jakarta – Wujudkan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan pembaruan Peraturan Nomor II-A…