Oleh: Dr. Mahpud Sujai, Kabid Pembinaan Anggaran II, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Aceh *).
Sektor pertanian di Indonesia memiliki per anan yang penting dalam perekonomian. Sektor pertanian menjadi sektor yang menyediakan bahan pangan bagi lebih dari 260 juta penduduk Indonesia, sekaligus menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar. Sektor pertanian di Indonesia ditopang oleh sumber daya alam yang melimpah, bukan hanya tanaman pangan, namun juga mencakup hasil hutan, perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan. Selain itu, secara geografis, Indonesia yang terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi memungkinkan beragam kekayaan hayati tersebut tumbuh dan berkembang dengan cepat.
Sebagian besar wilayah di Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, salah satunya adalah Propinsi Aceh. Sektor pertanian di Aceh pada tahun 2023 berkontribusi sekitar 30 persen terhadap perekonomian, jauh diatas rata-rata nasional yang hanya sekitar 11 persen. Tingkat pertumbuhan sector pertanian di Aceh pun cukup tinggi mencapai 6,72 persen, sementara pertumbuhan sector pertanian nasional hanya sekitar 1,12 persen.
Selama satu dekade terakhir, sektor pertanian di Indonesia berhasil menopang 12-13% dari perekonomian nasional, meskipun kontribusinya terus menurun seiring dengan transformasi ekonomi Indonesia menuju industri dan jasa. Namun, meskipun kontribusinya cenderung menurun, sektor pertanian tetap masih memberikan kontribusi terbesar ketiga bagi perekonomian nasional setelah sektor industry pengolahan dan perdagangan. Rilis data BPS terakhir di awal Februari ini, sektor pertanian berkontribusi sebesar 11,39 persen dari total PDB Indonesia dengan pertumbuhan sebesar 1,12 persen.
Pertumbuhan sektor pertanian yang cenderung stagnan dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lain tentu saja menjadi suatu kekhawatiran karena akan mengancam pemenuhan produksi pangan nasional dan ketahanan pangan. Pertumbuhan jumlah penduduk dan konsumsi pangan yang cukup tinggi tentu saja harus dibarengi dengan penyediaan pasokan pangan yang cukup. Sehingga diperlukan upaya peningkatan produksi pertanian yang berkelanjutan.
Tantangan Berat
Namun berbagai tantangan berat dihadapi dalam upaya peningkatan produksi sektor pertanian tersebut. Pertama, meskipun Indonesia merupakan Negara dengan sektor pertanian terbesar kelima di dunia, namun sektor pertanian Indonesia hanya didominasi oleh 2 subsektor utama yaitu perkebunan kelapa sawit dan pertanian tanaman pangan berupa beras. Sementara itu, konsumsi sektor pertanian lain sulit dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Tantangan kedua adalah masih rendahnya produktivitas dan upah tenaga kerja sektor pertanian. Upah tenaga kerja sektor pertanian masih menjadi yang terendah dibandingkan dengan sektor-sektor lain seperti manufaktur, konstruksi dan jasa. Hal ini menyebabkan semakin sedikit masyarakat yang terjun menjadi tenaga kerja di sektor pertanian.
Tantangan lain yang tak kalah penting adalah masih rendahnya investasi dan adopsi teknologi di sektor pertanian. Sebagian besar pertanian di Indonesia masih bersifat tradisional dan belum mengadopsi teknologi modern. Hal ini mengakibatkan produktivitas sektor pertanian menjadi kurang optimal. Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka perlu upaya modernisasi dan mekanisasi pertanian dengan mengadopsi teknologi terbaru yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu teknologi yang saat ini sedang berkembang di sektor pertanian adalah teknologi pertanian presisi.
Teknologi pertanian presisi merupakan implementasi dari Revolusi Industri 4.0 termasuk artificial intelligence dan internet of things. Menurut Data Food and Agriculture Organisation (FAO) tahun 2018 menyatakan bahwa teknologi ini dapat diterapkan dalam pertanian presisi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi limbah, dan meningkatkan hasil panen. Pertanian Presisi atau sering juga disebut sebagai pertanian cerdas (smart farming) merupakan pendekatan pertanian inovatif yang memanfaatkan teknologi dan teknik berbasis data untuk mengoptimalkan berbagai aspek produksi pertanian.
Smart farming memiliki berbagai keunggulan, antara lain adalah untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi penggunaan sumber daya, dan meningkatkan keberlanjutan dan profitabilitas pertanian secara keseluruhan. Konsep smart farming ini telah mendapat banyak perhatian berbagai komunitas riset pertanian serta menjadi bidang utama beberapa generasi muda dalam memulai start up company.
Komponen utama yang menjadi ciri dari smart farming antara lain adalah pengumpulan dan analisis data. Smart farming bergantung pada pengumpulan data ekstensif melalui berbagai sumber seperti GPS, sensor, drone, dan satelit. Data ini dianalisis untuk membuat keputusan mengenai pengelolaan tanaman. Komponen lain adalah penggunaan teknologi laju variabel atau Variable Rate Technology (VRT). VRT merupakan komponen fundamental yang memungkinkan penerapan input seperti pupuk, pestisida, dan irigasi secara tepat berdasarkan kondisi lahan tertentu.
Smart farming juga sangat memanfaatkan teknologi peralatan presisi (Precision Equipment). Peralatan presisi ini merupakan mesin pertanian canggih dengan panduan GPS dan sistem kontrol otomatis yang sangat penting digunakan untuk penanaman, pemanenan, dan operasi lainnya yang tepat sasaran dan waktu. Penginderaan jarak jauh atau Remote Sensing juga merupakan salah satu komponen teknologi yang digunakan oleh smart farming. Teknologi penginderaan jarak jauh ini dapat berupa drone dan satelit yang menyediakan data kesehatan tanaman secara real-time, sehingga memungkinkan dilakukannya intervensi tepat sesuai dengan yang ditargetkan.
Berbeda dengan pertanian konvensional, teknologi smart farming memiliki manfaat yang sangat besar dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Manfaat dari smart farming antara lain adalah meningkatkan produktivitas karena dapat memproduksi hasil panen yang lebih tinggi serta penggunaan sumber daya yang optimal dan perlakuan yang lebih tepat sasaran. Manfaat lain adalah efektifitas biaya dan efisiensi sumber daya. Penerapan input yang tepat dalam smart farming dapat menurunkan biaya produksi, mengurangi limbah sehingga menghasilkan penghematan biaya dan manfaat lingkungan. Smart farming juga dapat meningkatkan kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan smart farming dapat membantu mengurangi dampak negatif pertanian terhadap lingkungan dengan mengurangi limpasan bahan kimia dan erosi tanah.
Smart farming merupakan pendekatan transformatif terhadap pertanian modern, yang dimungkinkan oleh teknologi canggih dan analisis data. Hal ini berpotensi meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan keuntungan secara keseluruhan.
Jika teknologi ini diterapkan secara massal bagi sebagian besar petani di Indonesia, maka dampak yang dihasilkan akan sangat positif. Produktivitas sektor pertanian akan meningkat pesat, keuntungan petani dan kesejahteraan petani akan membaik dan produksi hasil pertanian secara agregat akan meningkat pesat. Bagi perekonomian wilayah, hal ini terntu saja akan mendorong peningkatan signifikan pertumbuhan wilayah yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mesin pertumbuhannya. *) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi
Oleh: Johana Lanjar W, Penyuluh Antikorupsi Utama Kemenkeu *) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyoroti wajah pendidikan nasional…
Oleh: Anggi Kusumawardhani, Pengamat Masalah Perburuhan Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 harus dimaknai sebagai momentum memperkuat…
Oleh: Ratna Dwi Putranti, Peneliti di Urban Catalyst Management Dalam perjalanan demokrasi Indonesia, Pemungutan Suara Ulang…
Oleh: Johana Lanjar W, Penyuluh Antikorupsi Utama Kemenkeu *) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyoroti wajah pendidikan nasional…
Oleh: Anggi Kusumawardhani, Pengamat Masalah Perburuhan Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 harus dimaknai sebagai momentum memperkuat…
Oleh: Ratna Dwi Putranti, Peneliti di Urban Catalyst Management Dalam perjalanan demokrasi Indonesia, Pemungutan Suara Ulang…