MENPERIN AGUS GUMIWANG KARTASASMITA: - Industri Manufaktur Solid di Tengah Suasana Politik Pemilu

NERACA

Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa industri manufaktur Indonesia solid dan memiliki daya tahan (resilient) yang tinggi di tengah suasana politik serta Pemilu 2024.

"Alhamdulillah optimisme pelaku usaha tetap tinggi, bahkan naik di tengah-tengah suasana politik, dan ini menurut saya kalau kita analisa ada beberapa kemungkinan, tapi yang pertama pasti kita harus yakin dan percaya bahwa industri manufaktur kita solid dan mempunyai tingkat resilient yang tinggi," ujar Agus dalam KICK OFF Pengelolaan Keuangan Dan Strategi Pembangunan Budaya Risiko Kementerian Perindustrian Tahun 2024 di Jakarta, Kamis (1/2).

Agus menambahkan, kinerja industri manufaktur dinilai cukup baik dan membanggakan. Berdasarkan dua indikator yakni Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Managers’ Index (PMI), terkait IKI semenjak diluncurkan pada November 2022 tidak pernah di bawah 50 dan IKI pada Januari 2024  mencapai level 52,35.

Begitu juga dengan Purchasing Managers’ Index (PMI), di mana posisi PMI Indonesia selalu di atas 50. "Kita boleh berbangga bahwa hanya Indonesia dan India yang berhasil mempertahankan PMI di atas 50 poin selama 29 atau 30 bulan berturut-turut. Posisi PMI pada Desember 2023 tercatat 52,2 poin dan kali ini saya mendapat laporan bahwa PMI kita naik 0,7 poin menjadi 52,9 poin," kata Menperin.

Kenaikan IKI dan PMI tersebut sangat menarik karena terjadi di tengah-tengah suasana pemilu, di mana biasanya pelaku usaha mengambil sikap menunggu. "Kinerja dan performa industri manufaktur tanah air betul-betul bisa dibanggakan," kata Agus.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2024 mencapai 52,35 atau menguat 1,03 poin dibandingkan capaian pada Desember 2023 yang sebesar 51,32.

“Dibandingkan kinerja IKI pada Januari 2023, ada peningkatan sebesar 0,81 poin yang sebesar 51,54,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko SA Cahyanto dalam rilis IKI, di Jakarta, Rabu (31/1).

Eko menjelaskan dari 23 subsektor yang diukur, sebanyak 17 subsektor mengalami ekspansi dengan share Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 90,8 persen. Sementara itu, sebanyak 6 subsektor mengalami kontraksi dengan share terhadap PDB sebesar 9,2 persen.

Keenam subsektor yang mengalami kontraksi, di antaranya industri peralatan listrik, industri kayu, industri komputer, barang dan elektronik, industri tekstil, industri pengolahan lainnya serta industri pencetakan.

Lebih lanjut, peningkatan IKI pada Januari 2024 bersumber dari Variabel Pesanan Baru, Produksi dan Persediaan Produk yang mengalami ekspansi sebesar berturut-turut 52,17; 53,63; dan 50,80.

Eko mengungkapkan ekspansi melambat pada variabel Pesanan Baru, karena penurunan pesanan domestik dan luar negeri. Di variabel Produksi, ekspansi melambat karena turunnya pesanan khususnya pesanan luar negeri, masih banyaknya persediaan produk, ketersediaan bahan baku dan faktor musiman.

Adapun ekspansi pada variabel Persediaan Produk meningkat signifikan karena produk industri mulai terserap pasar, terutama pasar domestik dan kelancaran pengiriman dan logistik.

“Secara umum nilai IKI tetap pada level ekspansif dan sejalan dengan persentase pelaku usaha yang menyatakan bahwa kondisi kegiatan usahanya meningkat. Angka keyakinan ini mencapai 30,1 persen di bulan Januari 2024,” katanya seperti dikutip Antara. 

Selain itu, persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya meningkat lebih tinggi dari pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun sebesar 23,6 persen pada Januari 2024.

Pada Januari 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan meningkat menjadi 67,6 persen, dibanding 62,4 persen pada Desember 2023.

“Nilai ini merupakan optimisme tertinggi sejak IKI dirilis. Mayoritas responden yang menjawab optimis akan kondisi dan domestik, kebijakan/regulasi pemerintah pusat dan daerah, menyampaikan keyakinannya ekonomi/pasar global dan proses perizinan,” katanya lagi.

Selanjutnya, sebanyak 21,7 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini menurun dari bulan sebelumnya sebesar 24,7 persen.

Terakhir, persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 10,6 persen. Mohar 

 

BERITA TERKAIT

KAJIAN TIM INDEF: - Pertumbuhan Turun, Alarm Ekonomi Indonesia

  Jakarta-Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melihat, fakta pertumbuhan ekonomi yang turun sebagai salah satu tanda atau…

OJK INGATKAN PERSIAPAN INTERNAL - Prospek IPO Masih Positif di Tengah Pasar Volatil

NERACA Jakarta- Masih berfluktuasinya kondisi pasar akibat dampak dari perlambatan ekonomi global dan perang dagang AS, memberikan khawatiran dampak minat…

Konflik India-Pakistan Tak Ganggu Ekspor Batu Bara

NERACA Jakarta – Perang dua negara bersaudara India dan Pakistan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

KAJIAN TIM INDEF: - Pertumbuhan Turun, Alarm Ekonomi Indonesia

  Jakarta-Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melihat, fakta pertumbuhan ekonomi yang turun sebagai salah satu tanda atau…

OJK INGATKAN PERSIAPAN INTERNAL - Prospek IPO Masih Positif di Tengah Pasar Volatil

NERACA Jakarta- Masih berfluktuasinya kondisi pasar akibat dampak dari perlambatan ekonomi global dan perang dagang AS, memberikan khawatiran dampak minat…

Konflik India-Pakistan Tak Ganggu Ekspor Batu Bara

NERACA Jakarta – Perang dua negara bersaudara India dan Pakistan memberikan dampak terhadap ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Namun demikian, menurut…