NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjalankan, strategi pertumbuhan organik di sektor kimia dengan mendirikan pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Chief Financial Officer (CFO) Chandra Asri Group, Andre Khor mengatakan, perusahaan telah menarik Investasi Langsung Asing (FDI) dalam kemitraan dengan banyak perusahaan kelas dunia dari luar negeri. TPIA, lanjutnya, saat ini sedang melakukan diversifikasi bisnis baik di dalam negeri maupun internasional, sesuai dengan kemampuan intinya.“Kami juga berkomitmen untuk menyelesaikan strategi pertumbuhan organik di sektor kimia dengan mendirikan Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC) berskala dunia, bersamaan dengan investasi infrastruktur inti yang terkait,”ujarnya.
Andre menambahkan, pengembangan Pabrik CA-EDC menargetkan konsep Kemitraan Publik-Privat (PPP) untuk memenuhi kebutuhan lokal dan regional di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara. Dia meyakini investasi ini akan mengurangi impor Indonesia dan memperluas ekspor sektor kimia untuk mendukung pemurnian nikel dan alumina. Sebagai mana diketahui hal tersebut yang menjadi dasar produksi baterai bagi industri kendaraan listrik yang merupakan bagian inti dari solusi untuk transisi energi global. “Bagi Chandra Asri Group, implementasi Kemitraan Publik-Privat dalam skala internasional diharapkan mampu membawa manfaat berlipat bagi negara, melalui pengembangan ekosistem yang Indonesia sentris dengan perusahaan-perusahaan global terkemuka serta kemitraan yang kuat dan penciptaan solusi bersama,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, dengan investasi PPP di aset strategis di luar negeri, Indonesia juga memiliki potensi untuk mengamankan pasokan energi dan mengurangi ketergantungan terhadap entitas asing. Sebagai catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat bahwa pada tahun 2022 Indonesia mengimpor hingga 60% kebutuhan bahan bakar dan 80% bahan kimia. Pertumbuhan dan ekspansi ini juga akan memberikan lebih banyak kesempatan bagi diaspora Indonesia yang mencapai 8,8 juta jiwa.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pendapatan dan laba bersih yang tidak jauh dari pencapaian 2023. Direktur Chandra Asri Grup, Suryandi pernah bilang, target tidak akan berubah banyak mengingat faktor geopolitik akan mempengaruhi pasokan dan permintaan petrokimia. Sementara di 2024 ini, pendapatan TPIA masih akan disumbang sebagian besar oleh petrokimia.
Meski begitu, TPIA yang baru saja berubah nama dan sudah mulai mendiversifikasi produknya ke sektor infrastruktur, bisnis yang terkait kebutuhan industri dan sehari-hari seperti listrik, air, plastik dan PVC."Semoga di akhir tahun 2024 ini kita bisa melihat bahwa bottom line-nya akan lebih baik," jelasnya.
TPIA menganggarkan belanja modal sebesar US$400 juta setara Rp6,2 triliun untuk tahun 2024 untuk menopang target tersebut. Sebanyak US$300 juta di antaranya akan dibelanjakan untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC)."Proyek tersebut akan memakan waktu 26-28 bulan ke depan untuk selesai. pada saat selesai dibangun, berikutnya akan memberikan kontribusi positif terhadap margin Chandra Asri grup," kata Suryandi. (bani)
NERACA Jakarta -Pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito melalui perusahaan barunya, One Global Capital menggelar roadshow bertajuk “Invest Like a…
NERACA Jakarta – Meski dihadapkan masih lemahnya daya beli masyarakat, namun emiten pariwisata PT Bayu Buana Tbk. (BAYU) mengaku optimis…
NERACA Jakarta- Di kuartal pertama 2025, PT Bank Seabank Indonesia berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp124 miliar dengan laba…
NERACA Jakarta -Pengusaha properti asal Indonesia, Iwan Sunito melalui perusahaan barunya, One Global Capital menggelar roadshow bertajuk “Invest Like a…
NERACA Jakarta – Meski dihadapkan masih lemahnya daya beli masyarakat, namun emiten pariwisata PT Bayu Buana Tbk. (BAYU) mengaku optimis…
NERACA Jakarta- Di kuartal pertama 2025, PT Bank Seabank Indonesia berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp124 miliar dengan laba…