NERACA

Jakarta – Dorong pertumbuhan emiten di pasar modal, Firma modal ventura terkemuka di Indonesia, IndoGen Capital mendukung PT Bursa Efek Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan startup agar melantai di bursa. “Investor asing menilai bahwa Indonesia memiliki potensi market yang positif untuk berinvestasi karena pasar yang paling besar di Asia Tenggara serta tingkat inflasi yang stabil.”Chandra Firmanto, Managing Partner IndoGen Capital dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Chandra lebih lanjut menjelaskan bahwa di bursa lokal tidak kalah menjanjikan dibanding dengan bursa luar negeri. Selama perusahaan rintisan fokus untuk mencapai revenue dan profitabilitas yang baik. Menurut data dari Startup Indonesia, jumlah startup di Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai sekitar 2.200 startup. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 60 startup yang berhasil melantai di bursa saham.

Namun, dalam kondisi pasar terkini, lebih relevan untuk memprioritaskan IPO di dalam negeri daripada terburu-buru melantai di luar negeri. Terlebih lagi, kisah IPO PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) di tahun 2021 membuktikan bahwa potensi penghimpunan dana yang besar dari investor di bursa lokal juga sangat menjanjikan, tidak kalah dibandingkan dengan melantai di luar negeri.

Oleh sebab itu, IndoGen Capital bekerja sama dengan IDX untuk mendorong pertumbuhan perusahaan startups untuk melantai di bursa dengan edukasi melalui event yang akan diadakan 30 April 2024. Melalui acara ini dapat membawa startup asing sukses yang berminat berekspansi ke Indonesia untuk mendirikan kantor dan akhirnya listing di BEI. Tidak hanya startup luar, Indogen juga berharap dapat memberikan edukasi ke startup lokal mengenai potensi di Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan agenda pemerintah, perusahaan venture capital Indonesia juga turut mendorong potensi ekosistem startup RI untuk menarik investor global. Indogen Capital melalui pihaknya melakukan pendampingan melalui kerjasama dengan lokal partner di Indonesia agar dapat ekspansi di Indonesia.

Saat ini Indogen fokus pada tiga lini bisnis.  Pertama, Indogen berinvestasi pada startup di Indonesia yang sudah memiliki bisnis model, kemudian memfasilitasi koneksi strategis dengan konglomerasi di dalam ekosistem IndoGen. Tidak hanya koneksi ke perusahaan swasta, tetapi juga perusahaan terbuka di Indonesia. Setelah performa bisnis berjalan dengan baik, IndoGen kemudian menginvestasikan dalam bentuk kapital.

Pada lini bisnis kedua, Indogen juga berinvestasi pada startup di seluruh Asia-Pacific dengan syarat melakukan ekspansi bisnis di Indonesia. Hal ini merupakan dukungan pemodal ventura terhadap pemerintah Indonesia untuk menarik foreign direct investment. Melalui development bisnis di Indonesia nantinya akan membuka peluang bisnis baru bagi startup maupun perusahaan Indonesia. Setelah berkembang di

Indonesia akan menjadi underlying asset untuk digunakan IPO di Indonesia. Lini bisnis ini sudah terlihat melalui keberhasilan Venteny untuk IPO di Indonesia. Indogen sebagai investor membantu Venteny untuk set-up bisnis di Indonesia, kemudian setelah sukses beroperasi melakukan aksi korporasi dengan melantai di Bursa Efek Indonesia.

Kemudian pada lini bisnis ketiga, Indogen bekerjasama dengan grup konglomerat yang sudah memiliki ready ecosystem sehingga bisa membawa pendapatan yang besar. Hal itu dapat membawa startup yang potensial masuk ke dalam ekosistem tersebut, sehingga dari pihak perusahaan konglomerasi tidak perlu membangun dari awal. Hal ini dapat menguntungkan kedua belah pihak, dari sisi konglomerasi akan membantu operasional sehari-hari dan memberikan competitive advantage dibandingkan kompetitor-kompetitor lainnya tanpa mengeluarkan banyak biaya.