NERACA
Jakarta — Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, emiten produsen nonwoven PT Multi Spunindo Jaya Tbk. (MSJA) bakal kejar pembangunan pabrik yang akan menambah kapasitas produksi SAP sheet sebesar 20.000 ton per tahun. “Kira-kira kuartal II/2024 kami mulai pembangunan. Jadi mungkin akhir dari kuartal keempat mungkin kami sudah bisa selesai, kira-kira kapasitas 20.000 ton,"kata Direktur Utama MSJA, Sasongko Basuki di Jakarta, kemarin,
Pabrik tersebut berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur di atas lahan seluas 14.000 m2. Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik tersebut sebesar Rp26,47 miliar. Asal tahu saja, saat ini kapasitas terpasang perseroan 54.000 ton dan akan bertambah 20%. Kemudian seiring dengan peningkatan kapasitas produksi, ekspor perseroan juga akan digenjot mulai dari Asia, Jepang, China, Australia, New Zealand, Amerika, New Zealand, hingga ke Eropa. Alhasil, perseroan membidik pendapatan tahun ini naik 15%.
Berdasarkan prospektus MSJA mengeluarkan 882,35 juta saham biasa atau setara 15% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp100 per saham. MSJA mematok harga IPO di level Rp300 per saham dari harga bookbuilding pada Rp250 hingga Rp350 per saham. Adapun dana segar yang akan diraup dari IPO ini sebesar Rp264,70 miliar.
Pada penawaran umum, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Multi Spunindo Jaya mengalami total kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 3,75 kali. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Selasa (9/1), total pesanan saham MSJA mencapai 3,30 miliar saham atau tepatnya 3.304.822.000 lembar saham, dari rencana 882,35 juta saham atau setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Adapun, MSJA berencana menggunakan 40% dari dana hasil IPO untuk mengembangkan usahanya, dengan alokasi terinci sekitar 75% akan dialokasikan untuk belanja modal, khususnya untuk pembelian mesin SAP sheet beserta utilitasnya, dan sisanya akan digunakan untuk pembangunan gedung pabrik untuk lini produksi SAP sheet.
Selanjutnya, sekitar 30% dari dana IPO akan digunakan untuk pembiayaan kebutuhan operasional, termasuk pembelian bahan baku, dukungan kegiatan operasional, pembayaran gaji karyawan, biaya pemasaran, dan lainnya. Sisanya, sekitar 30%, akan dialokasikan untuk melunasi sebagian atau seluruh pinjaman bank terkait fasilitas modal kerja kepada PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dan PT Bank UOB Indonesia. Sebagai informasi, MSJA merupakan perusahaan di bidang industri nonwoven secara business to business (B2B) dengan memproduksi produk nonwoven sheet. Selanjutnya, bahan tersebut digunakan sebagai salah satu bahan baku produk jadi di berbagai sektor mulai dari sektor kesehatan (pembalut, popok, masker, dan lainnya) hingga sektor konstruksi dan agrikultur.
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…