Tekankan efisiensi dalam bisnis, PT Indosat Tbk (ISAT) resmi divestasi aset pusat datanya secara sah kepada PT Starone Mitra Telekomunikasi dengan nilai pengalihan asset ini mencapai Rp2,625 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Asal tahu saja, Starone Mitra Telekomunikasi adalah salah satu perusahaan terafiliasi dengan kepemilikan saham 25% oleh Indosat. Sedangkan 75% porsi saham Starone Mitra Teleomunikasi (SMT) dikuasai oleh BDX Asia Data Center Holdings Pte. Ltd.

Perseroan mengungkapkan, nilai divestasi asset itu terdiri dari FRA (pelaksanaan perjanjian), ATA (pengalihan aset), MARA (penyewaan aset) , MSA (layanan induk) dan DCMC (kontrak manajemen pusat data). Sedangkan penjanjian sewa properti pusat data tertanggal 18 Desember 2023 itu, senilai Rp12,047 miliar per tahun.

ISAT beralasan, pengalihan ini akan menambah bisnis pusat data baru yang dimiliki oleh SMT di beberapa lokasi. SMT diharapkan dapat mengembangkan bisnisnya dan memperoleh manfaat dari memiliki jejak bisnis di seluruh Indonesia. Dengan memiliki 25% kepemilikan saham di SMT, Perseroan diharapkan memperoleh nilai tambah dalam jangka panjang.

Guna memastikan kewajaran transaksi  ini, ISAT telah menunjuk Penilai publik untuk menaksir nilai transaksi ini. Hasilnya, penilai publik menyebut nilai pasar peralatan pusat data per 30 Juni 2023 sebesar Rp378,38 miliar.

Sedangkan nilai pasar sewa ruangan pusat data per 30 Juni 2023 sebesar Rp12,044 miliar. Adapun nilai pasar aset terwujud dari layanan induk dan sewa aset induk per 30 Juni 2023 mencapai Rp2,105 triliun.