NERACA
Jakarta – Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan bilateral di bidang ekonomi yang telah terjalin dengan baik. Nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Arab Saudi pada tahun 2022 mencapai USD 7,5 miliar, serta nilai ekspor mencapai USD 2 miliar dan impor senilai USD 5,5 miliar. Sementara nilai investasi langsung (Foreign Direct Investment) Arab Saudi ke Indonesia sebesar USD 21,89 juta pada periode 2018-2022.
Menindak lanjuti hal tersebut, dalam pertemuan dengan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abudullah Amodi di Kantor Kemenko Perekonomian, guna membahas perkembangan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pentingnya kedua negara untuk terus meningkatkan kerjasama konkret dan tangible yang dihasilkan dari kesepakatan yang telah terjalin selama ini.
“Hubungan dan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi kedua negara belum menunjukkan potensi yang sebenarnya dan untuk itu kerjasama perlu diperkuat sehingga menghasilkan sesuatu yang konkret dan bermanfaat bagi kedua negara,” ungkap Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga juga menuturkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara tujuan penting bagi investasi Arab Saudi. “Untuk itu, mengingat Indonesia akan mengalami bonus demografi yang cukup besar maka para pelaku usaha Arab Saudi perlu memanfaatkan dengan baik momentum tersebut guna meningkatkan dan melebarkan sayap bisnisnya di Indonesia.” Jelas Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga menjelaskan terkait beberapa potential deliverables pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023, antara lain sustainability,digitalization, fasilitasi e-commerce, serta memperkuat small and medium enterprises di kawasan ASEAN. Sektor-sektor tersebut merupakan kerja sama potensial lainnya yang dapat digarap oleh para pelaku usaha kedua negara disamping kerja sama di bidang migas dan people-to-people contacts.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak juga sepakat untuk mengoptimalkan komunikasi terkait upaya mendorong peningkatan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi di kedua negara. Keduanya juga sepakat untuk terus menggandeng KADIN dalam identifikasi berbagai potential areas of cooperation yang diperkirakan dapat dijajaki dan dikembangkan ke depannya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyaksikan secara langsung penandatanganan yang terdiri atas kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan nota kesepahaman (MoU). Penandatanganan tersebut berlangsung di Kantor Federation Saudi Chamber di Jeddah, Arab Saudi.
“Saya menyambut baik penandatanganan kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan MoU antara pelaku usaha Indonesia dengan Arab Saudi. Diharapkan kerja sama ini akan terus berlanjut dengan transaksi dagang yang semakin besar dan dengan komoditas yang semakin banyak jenisnya,” kata Zulkifli
Zulkifli pun mengungkapkan, pada penandatanganan kerja sama tersebut, pelaku usaha Indonesia akan mengekspor sejumlah komoditas ke Arab Saudi berupa bahan pangan, RBD palm olein, minyak goreng, produk ikan dan olahannya, daging, sayuran, dan olahannya, buah-buahan, kakao, beras, rempah-rempah, mi telur, dan arang.
Dari penandatanganan 8 kerja sama tersebut, terdapat 2 MoU yang dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan jamaah haji dan umrah.
“MoU khusus untuk pemenuhan kebutuhan jamaah haji ditujukan untuk komoditas ikan dan olahannya dalam berbagai kemasan, serta daging dan sayuran dalam berbagai jenis kemasan,” ungkap Zulkifli.
Lebih lanjut, menurut Zulkifli, Arab Saudi merupakan salah satu mitra strategis untuk Indonesia. Khusus untuk produk makanan olahan, Arab Saudi menempati posisi ke-8 sebagai negara tujuan ekspor produk makanan olahan Indonesia antara lain tuna kaleng, mi instan, saus sambal, kecap, serta biskuit dan wafer.
“Saya melihat bahwa perdagangan dari kedua negara dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Berbagai produk yang diperlukan oleh Arab Saudi, seperti alas kaki, pakaian, farmasi, jasa konstruksi, makanan olahan, kertas, plywood, dan produk konsumsi harian lainnya masih dapat ditingkatkan perdagangannya,” jelas Zulkifli.
Zulkifli juga menegaskan, perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri, salah satunya di Arab Saudi akan selalu siap membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan ekspornya.
Seperti diketahui, pada Januari—November 2022, total perdagangan Indonesia–Arab Saudi mencapai USD 7 miliar atau meningkat 45,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 4,8 miliar. Sementara itu, total perdagangan kedua negara pada 2021 mencapai USD 5,5 miliar.
NERACA Jakarta – Perluasan adopsi sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus dilakukan pemerintah, baik dari sisi jumlah merchant…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan pelaksanaan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota (PIT) akan memberikan banyak keistimewaan…
Jakarta - Kegelisahan masyarakat terkait maraknya impor pakaian bekas yang menjadikan Indonesia sebagai “tempat pembuangan akhir” kemudian menjualnya sehingga mengambil…
NERACA Jakarta – Perluasan adopsi sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus dilakukan pemerintah, baik dari sisi jumlah merchant…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan memastikan pelaksanaan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota (PIT) akan memberikan banyak keistimewaan…
Jakarta - Kegelisahan masyarakat terkait maraknya impor pakaian bekas yang menjadikan Indonesia sebagai “tempat pembuangan akhir” kemudian menjualnya sehingga mengambil…