Wajah Keamanan Maritim 2023

 

Oleh: Siswanto Rusdi

Direktur The National Maritime Institute (Namarin)

 

Tahun 2023 baru saja kita masuki. Diramalkan, bahkan pada beberapa negara sudah berlangsung menjelang akhir tahun 2022, tahun ini dunia akan dilanda resesi. Dalam kondisi resesi, ekonomi menjadi lambat pergerakannya.Karena keamanan maritim merupakan sebuah kontinuum, wajah keamanan maritim 2023 sejatinya dapat ditelusuri jenis-jenis gangguan keamanannya pada 2022 dan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam kalimat lain, gangguan keamanan yang terjadi terhadap kapal di tahun lalu besar kemungkinannya akan terjadi kembali tahun ini. Statistik yang diketengahkan dalam karangan ini sebagian besar, kalau tidak seluruhnya, merujuk kepada data yang dikumpulkan oleh Lembaga pemantau keamanan maritim regional. Lembaga-lembaga ini, ada yang bermarkas di Singapura, Kuala Lumpur dan New Delhi, sudah memelototi situasi keamanan di lautan dalam kurun waktu yang cukup lama.

Sampai derajat tertentu, statistik gangguan keamanan maritim yang dikeluarkan oleh otoritas keamanan maritim Indonesia menggunakan indikator, parameter atau kategorisasi yang dipakai oleh berbagai lembaga di luar negeri itu. Pertanyaannya sekarang, bagaimana wajah keamanan maritim 2023? Seperti yang sudah disinggung di muka, wajah keamanan maritim tahun ini yang disajikan dalam karangan ini menggunakan data statistik yang dihimpun oleh lembaga pemantau keamanan maritim Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia (ReCAAP) yang berkantor di Singapura. Data dikumpulkan oleh Information Sharing Center atau ISC yang berada di bawah kendalinya. Menurut ISC, pada awal 2023 terjadi dua kejahatan terhadap kapal yang tengah melintas. Adapun jenis kapal yang menjadi sasaran adalah tug and barge.

Mengangkut besi scrap (rongsokan/besi tua), kapal itu tengah melintas di Selat Singapura, tepatnya di wilayah Malaysia. Kapal pertama dinaiki saat berada di perairan Tanjung Ayam sementara kapal kedua disatroni di ketika perairan Pulau Mungging. Diungkapkan ISC, kapal di lokasi pertama, tak jelas berkebangsaan apa dan dioperatori perusahaan mana, diserbu oleh 3-4 penjahat menggunakan dua perahu kecil. Di TKP kedua kapal digeruduk oleh 10 orang menggunakan tiga sampan. Setelah berhasil menggondol apa yang menjadi incarannya, namun tidak disebutkan berapa banyak, mereka lari meninggalkan kapal.

Tidak ada ABK yang cedera. Karena itu hanya aksi pencurian belaka. Dalam kategorisasi ISC kejahatan jenis ini dikelompokan ke dalam Kategori 4 yang dicirikan oleh: pelaku (biasanya) tidak bersenjata dan kru kapal tidak dilukai. Sekadar catatan, selain kategori 4, ada tiga tipe lainnya. Kategori 1 ditandai oleh banyaknya jumlah pelaku (bisa sampai 10 orang) dan menggunakan pisau atau senjata api dalam menjalankan aksinya. Dari sisi korban, biasanya dilukai/dicederai. Kerugian material, kapal dibajak atau kargonya digondol dari atas kapal.

Kategori 2, dari sisi persenjataan pelaku, biasanya menggunakan pisau atau parang. Berkisar antara 4-5 orang, mereka naik ke atas kapal hanya untuk mencuri barang-barang milik kru atau suku cadang kapal. Dan kategori 3, pelakunya sekitar 1-6 orang dengan senjata pisau/parang saat beraksi. Kejadian yang menimpa kapal di Pulau Mungging, di mana ia disamperin oleh 10 orang, sekilas dapat dikategorikan ke dalam kategori 1. Tetapi oleh ReCAAP ISC dikelompokan ke kategori 4. Itu artinya bukan jumlah pelaku yang menjadi titik berat kategorisasi melainkan lebih kepada dampak terhadap keselamatan jiwa kru kapal.

Apa lesson learned yang bisa didapat dari statistik awal tahun keamanan maritim yang dikeluarkan oleh ISC? Mengingat kapal tug and barge bernavigasi dalam kecepatan yang relatif pelan, di samping itu barang yang dimuat terpisah (di atas barge atau tongkang) tanpa pengawasan, ia akan menjadi sasaran empuk para pencuri setiap saat ketika melintas di perairan padat dan sempit seperti Selat Singapura. Dengan kalimat lain, kejahatan terhadap kapal jenis ini akan terus ada. Bahkan, dengan adanya kesulitan hidup yang kian membelit penduduk sekitar perairan tersebut, frekuensinya bisa makin sering. Entahlah.

BERITA TERKAIT

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…

BERITA LAINNYA DI

Produk Keuangan Syariah

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah   Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…

Gejolak Harga Beras

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta   Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…

Risiko Fiskal dalam Pembangunan Nasional

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…