Tingkatkan Ekspor dan Ekonomi Masyarakat - Pembangunan Tambak Modern

NERACA

Sumba Timur – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi Desa Palakahembi, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kunjungan ini untuk menjajaki rencana pembangunan tambak udang modern di desa tersebut.

Rencana pembangunan tambak udang modern di wilayah tersebut untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat dan serta menghadirkan distribusi ekonomi di wilayah timur Indonesia, serta meningkatkan ekspor.

 "Kita (rencana) buat modeling tujuannya untuk meningkatkan produksi udang nasional yang signifikan karena luasan wilayah kita masih banyak. Indonesia timur target kita, kenapa supaya pertumbuhan ekonomi terdistribusi ke wilayah timur," ungkap Trenggono.

Trenggono juga melakukan peninjauan calon lokasi pengembangan budidaya udang berbasis kawasan bersama Bupati Sumba Timur Khristopel Praing. Terdapat lahan potensial sekitar 1.800 hektare yang bisa dikembangkan sebagai lokasi pengembangan budidaya udang.

Pengembangan budidaya udang di Sumba Timur menurutnya juga untuk mendukung capaian target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton pada 2024. Udang memiliki peluang ekspor yang sangat besar dengan nilai pasar dunia sekitar USD28 miliar pada tahun 2021. 

"Pengembangan ini tentu kita sesuaikan dengan kemanfaatan dan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki daerah itu agar bisa meningkat dengan baik. Ini salah satu yang menjadi pemikiran kita semua di pemerintahan," tambah Trenggono.

Sehingga dalam ini Trenggono memastikan jika terealisasi, pembangunan nantinya mengutamakan tenaga kerja lokal dan mengedepankan prinsip keberlanjutan bagi lingkungan dan usaha. Selain dengan pemda, pembangunan akan melibatkan pihak profesional agar prinsip keberlanjutan tercapai dengan baik.

"Kalau kita bangun sesuai potensi rencana, maka tidak kurang dari Rp3 T yang dapat dihasilkan dalam 1 tahun dan tenaga kerja yang dibutuhkan bisa mencapai 5.000 orang. Untuk tenaga kerja, mutlak dan harus mengutamakan tenaga kerja lokal," harap Trenggono.

 Lebih lanjut, terkait dengan komoditas udang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mencatatkan sejarah keberhasilan mengembangkan induk udang unggul vaname. Melaui program pengembangan ini, KKP optimis mampu memenuhi target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton pada tahun 2024 dan memicu bangkitnya industri udang di Indonesia.

"Ini sejarah bagi Indonesia, kita sudah berhasil mengembangkan induk udang unggul vaname. Semoga ke depan kita sudah tidak lagi impor induk, karena kita sudah bisa membuat sendiri yang dilakukan oleh balai budidaya yang ada di bawah Direktorat Jenderal Budidaya yang ada disini (Karangasem). Ini kita yakini bahwa Indonesia akan menjadi champion (sektor budidaya) dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang,"  papar Trenggono.

Program pengembangan induk udang unggul vaname dilaksanakan oleh Balai Produksi Induk Undang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem. Program yang dinamai Induk Udang Unggul Vaname NuSa Dewa (Nusantara Sakti Dewata) itu diawali dengan program pemuliaan konvensional yang diperkaya dengan marka molekular.

Induk udang unggul vaname hasil pengembangan KKP ini memiliki kelebihan tumbuh lebih cepat, toleran terhadap penyakit, serta dapat bersaing dengan produk induk udang dari negara lain.

"Tadi beberapa testimoni menyebutkan kelangsungan hidupnya ada yang 80 sampai 90 persen. Saya kira kalau pengembangan ini terus dilakukan, akan tumbuh investor-investor yang bergerak di bidang produksi induk. Saya yakin luasan Indonesia sebagai negara maritim tentu akan menguasai pasar udang dunia," ujar Trenggono.

Trenggono pun berharap, “mudah-mudahan dalam waktu dekat juga akan ada (produk produk) unggul yang lain lagi, dan akan tumbuh sejarah baru lagi. "

Sementara itu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu memaparkan, keberhasilan mengembangkan induk udang unggul vaname akan menjawab kebutuhan para pembudidaya di Indonesia.

Sehingga dengan adanya program pengembangan ini, Tebe -sapaan Tb Haeru Rahayu- juga optimis KKP mampu meningkatkan produksi udang nasional dan mengurangi impor induk udang vaname yang selama ini volume dan nilainya cukup tinggi.

"Khusus untuk komoditas udang pada tahun 2024, pemerintah menargetkan produksi sebanyak 2 juta ton dengan kenaikan nilai ekspor udang sebesar 250 persen. Pencapaian ini menghadapi tantangan yang salah satunya adalah ketersediaan benih udang yang berkualitas," ungkap Tb Haeru Rahayu atau bisaa disapa Tebe.

 

 

BERITA TERKAIT

Pelaku Usaha Air Minum Didorong Hasilkan Produk Berkualitas dan Higienis

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian terus mendorong agar pelaku usaha air minum dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan higienis untuk menjaga dan…

Terbukti, Produk Impor Ilegal Matikan Sektor UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyatakan banjirnya produk impor ilegal di pasar domestik mengakibatkan sektor usaha mikro…

Presiden Jokowi Tekankan Peluang Ekonomi Hijau Kelapa Bernilai Tambah

NERACA Surabaya – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan potensi besar ekonomi hijau yang dimiliki Indonesia, terutama padaindustri kelapa. Ke depannya,…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Usaha Air Minum Didorong Hasilkan Produk Berkualitas dan Higienis

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian terus mendorong agar pelaku usaha air minum dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan higienis untuk menjaga dan…

Terbukti, Produk Impor Ilegal Matikan Sektor UMKM

NERACA Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyatakan banjirnya produk impor ilegal di pasar domestik mengakibatkan sektor usaha mikro…

Presiden Jokowi Tekankan Peluang Ekonomi Hijau Kelapa Bernilai Tambah

NERACA Surabaya – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan potensi besar ekonomi hijau yang dimiliki Indonesia, terutama padaindustri kelapa. Ke depannya,…