Indofarma Bukukan Rugi Rp 183,11 Miliar

NERACA

Jakarta -Sampai dengan September 2022, PT Indofarma Tbk (INAF) membukukan rugi bersih sebesar Rp183,11 miliar atau memburuk dibanding periode sama tahun 2021 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,824 miliar. Akibatnya, defisit membengkak dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp370,94 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan tanpa audit yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Lalu penjualan bersih perseroan juga merosot 39,6% menjadi Rp904, 89 miliar karena penjualan obat ke pasar dalam negeri anjlok 52,1% yang tersisa Rp433,4 miliar. Penurunan yang sama juga pada penjualan alat kesehatan, diagnostik dan lainnya turun 20,9% menjadi Rp446,84 miliar. Walau beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 17,28% menjadi Rp828,55 miliar. Tapi laba tetap melorot 84,6% menjadi Rp76,342 miliar.

Kemudian beban usaha mencapai Rp236,45 miliar. Akibatnya, INAF mengalami rugi usaha sebesar Rp160,11 miliar. Sementara itu, kewajiban berkurang 1,13% dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp1,486 triliun. Pada sisi lain, ekuitas menyusut 36,02% menjadi Rp325,19 miliar. Sehingga aset turun 9,89% menjadi Rp1,812 triliun.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp2,67 triliun dengan laba bersih sebesar Rp45,22 miliar. Direktur Utama INAF, Arief Pramuhanto pernah bilang, untuk mewujudkan target tersebut perseroan akan melakukan pengembangan farma dan akan fokus dalam pengembangan alat kesehatan dan herbal."Nantinya, produk alat kesehatan tersebut akan dipasarkan melalui kerja sama dengan rumah sakit (RS) baik milik pemerintah, swasta, dan klinik berupa skema kerjasama operasi (KSO) dalam hal pengadaan alat kesehatan yang memang padat modal dan teknologi," jelasnya.

Disebutkan untuk mewujudkan pengembangan bisnis tersebut, perseroan mengalokasikan dana capex Rp 133 miliar. Selain itu, perseroan akan mendorong penjualan alat kesehatan dengan berbagai mekanisme seperti skema trading melalui anak usaha PT Indofarma Global Medika, yang merupakan perusahaan original equipment manufacturer (OEM). Arief mengharapkan pengadaan alat kesehatan melalui kerjasama operasional ini akan lebih terjangkau bagi rumah sakit. 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…