Optimis, Furnitur Indonesia Jadi Trend Setter Dunia - Ekspor Furnitur Menanjak 77,9%

Tangerang – Semakin tingginya permintaan furnitur Indonesia dapat terlihat dari terus tumbuhnya industri furnitur dalam lima tahun terakhir. Bahkan kinerjanya mengalami peningkatan hingga 77,9%.

NERACA

Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Ahmad Zabadi menyebutkan optimismenya bahwa Indonesia bisa menjadi trend setter dunia di bidang furnitur dan kerajinan karena keunggulan kompetitifnya dibandingkan negara lain. 

"Indonesia unggul dalam hal ketersediaan bahan baku, kreativitas para perajin, serta produk yang berwawasan lingkungan," kata Ahmad Zabadi.

Zabadi juga menerangkan bahwa industri furnitur Indonesia terus bertumbuh sepanjang lima tahun terakhir, kinerja ekspornya mengalami peningkatan hingga 77,9%, menjadi peluang bagi koperasi dan UKM untuk masuk ke dalamnya.

Atas dasar itulah KemenKopUKM terus berupaya untuk mendorong percepatan pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) ekspor, dengan SMExcellence melalui peningkatan kemitraan antara UKM dengan agregator, BUMN, usaha besar, dan UKM ekspor untuk masuk pasar global. 

"Kami berharap para agregator dan usaha besar dapat menjadi Export Leader dalam ekosistem kluster UKM," ucap Zabadi.

Zabadi pun berharap para delegasi buyer dari Ethiopia dan negara lainnya, dapat mengenal produk furnitur Indonesia yang kaya ide, berkualitas, dan berwawasan lingkungan. "Kita akan tingkatkan perdagangan dan kemitraan kerja sama antar negara," kata Zabadi.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pun telah mengajak para pelaku industri furnitur agar mengoptimalkan potensi pasar dalam negeri yang semakin besar peluangnya saat ini.

Sehingga industri furnitur dan kerajinan yang selama ini mengandalkan pasar ekspor harus mulai berbenah. “Di tengah kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian saat ini, pasar ekspor akan mengalami gangguan dan industri furniture dan kerajinan harus mengubah haluan ke pasar dalam negeri,” kata Teten.

Untuk mendukung hal ini, Teten menegaskan pemerintah memiliki kebijakan belanja pemerintah sebesar 40% untuk produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) atau setara dengan Rp400 triliun tahun ini yang dapat dimanfaatkan oleh industri furnitur dan kerajinan.

"Industri furnitur bisa mengambil bagian di bidang penyediaan furnitur sekolah. Nilainya lumayan, ada Rp54 triliun. Sebelumnya bangku sekolah harus SNI (Standar Nasional Indonesia), tapi sekarang enggak perlu. Sekarang dipangkas. Kita akan optimalkan ini. Jadi mungkin tadi belanja pemerintah kita optimalkan dan setiap tahun akan lebih mudah," kata Teten.

Lebih lanjut, Teten menambahkan pemerintah sedang berbenah agar kebijakan ini dapat diserap dengan baik oleh para pelaku usaha khususnya untuk UMKM.

Hal yang dapat dilakukan ialah memetakan kebutuhan pemerintah agar penyediaan produk pun dapat dilakukan secara maksimal. "Kami berusaha sebelum masuk tahun baru, belanja pemerintah dipetakan kebutuhannya. Sehingga bisa tahu apa pengadaan pemerintah. Kalau mendadak kan tidak bisa," ujar Teten.

Teten mengakui, nilai ekspor furnitur Indonesia pada kuartal I 2022 sudah mencapai lebih dari USD 1 miliar. Jumlah ini dikatakan lebih tinggi 15,87% dari tahun sebelumnya di periode yang sama.

Ekspor furnitur tersebut terdiri dari produk furnitur berbahan kayu yang mencapai 53,37% diikuti oleh furnitur rotan 7,24%, dan furnitur metal 3,95% dengan pangsa pasar Amerika Serikat.

Sementara itu, Ketum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Dedy Rochimat memaparkan visi dan misi Asmindo dalam pentas bisnis furnitur dan kerajinan (handycraft), baik di pasar nasional maupun global. 

Dengan keunggulan yang dimiliki, Dedy meyakini Asmindo bisa berperan banyak di pentas bisnis global. "Indonesia memiliki reputasi bagus di sektor furnitur dan kerajinan karena kekuatan warisan sejarah dan budaya atau tradisi," ucap Dedy.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun menyebutkan sepanjang lima tahun terakhir, kinerja ekspor industri furnitur Indonesia terus mengalami peningkatan hingga 77,9%. 

“Nilai ekspor furnitur pada tahun 2021 mencapai USD2,8 miliar atau naik sebesar 33 persen dibanding tahun 2020. Tren peningkatan ini tampaknya masih akan terjadi pada periode tahun 2022,” ungkap Agus.

Keyakinan itu karena nilai ekspor dari industri furnitur pada kuartal I tahun 2022 sebesar USD855 juta, naik 22,8 persen dibandingkanperiode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan industri furnitur nasional pada kuartal I-2022 sebesar 4,36 persen (y-o-y).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Kementerian Perindustrian menambahkan, harus diakui bahwa industri furnitur nasional sebetulnya sudah mampu bersaing secara global karena produk-produk yang dihasilkan sangat beragam dan inovatif. Ciri khas Indonesia yakni selain kualitasnya yaitu desain yang menarik perhatian buyers internasional karena keunikannya.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

NERACA Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi dan standardisasi mutu menjadi kunci…

Desa Kertasana Dorong Ekspor Ikan Mas Koki

NERACA Pandeglang – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung Desa Kertasana di Kabupaten Pandeglang, Banten menjadi pusat budidaya…

Perkuat Produk dengan Peningkatan Kualitas dan Pemasaran

NERACA Padang – Berbagai langkah terus dilakukan untuk memperkuat produk-produk dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam hal…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

NERACA Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi dan standardisasi mutu menjadi kunci…

Desa Kertasana Dorong Ekspor Ikan Mas Koki

NERACA Pandeglang – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendukung Desa Kertasana di Kabupaten Pandeglang, Banten menjadi pusat budidaya…

Perkuat Produk dengan Peningkatan Kualitas dan Pemasaran

NERACA Padang – Berbagai langkah terus dilakukan untuk memperkuat produk-produk dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam hal…