NERACA
Jakarta –Ramaikan pasar IPO di dalam negeri, perusahaan pengelola rumah sakit group Saratoga, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk. atau Primaya Hospital bakal melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) akhir tahun ini. Pada aksi korporasi tersebut, perseroan menawarkan harga antara Rp900-Rp950 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam prospektusnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan melepas sebanyak-banyaknya 302.222.300 saham baru dengan nilai nominal Rp10 setiap saham yang mewakili 2,28% modal ditempatkan dan disetor perseroan. Kemudian membidik dana paling banyak mencapai Rp287,11 miliar. Rencananya, penggunaan dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi sebanyak 50% digunakan tambahan perolehan tanah.
Sesuai rencana, tanah tersebut digunakan untuk pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru di kota besar Sumatra dan Jawa. Masing-masing rencana penggunaan dana tersebut akan dialihkan dananya ke anak usaha saat transaksi pembelian tanah dilakukan. Kemudian, 25% dana IPO akan digunakan untuk tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang sudah ada. Tujuannya pengembangan prasarana, sarana, dan layanan berupa peningkatan kapasitas tempat tidur, dan diversifikasi layanan RS Grup Primaya.
Dari 25% tersebut dialokasikan 40% untuk RS Primaya Bekasi Timur, 20% untuk RS Primaya Bekasi Utara, 20% untuk RS Primaya PGI Cikini, 10% untuk RS Primaya Bhakti Wara dan 10% untuk RS Primaya Sukabumi. Kemudian 25% sisanya dari dana IPO bakal dipakai tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.
Rincian alokasinya sekitar 29% RS Primaya yang berlokasi di Pagedangan/BSD, Tangerang, 29% untuk RS Primaya di Kelapa Gading, Jakarta Timur, dan 42% untuk RS Primaya di Pakis, Surabaya. RS Primaya Kelapa Gading ditargetkan beroperasi pada kuartal IV/2023 dan RS Primaya Surabaya ditargetkan beroperasi pada kuartal III/2024.
Asal tahu saja, perseroan saat ini mengelola 15 rumah sakit yang terletak di Pangkalpinang, Depok, Bekasi, Tangerang, Jakarta, Karawang, Sukabumi, Semarang, Palangkaraya, dan Makassar. Berbarengan dengan IPO ini, Primaya bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 697.000.000 saham baru dalam rangka pelaksanaan mandatory convertible bond (MCB) kepada Archipelago Investment Pte.Ltd yang diterbikan dengan nilai pokok nominal sebesar Rp627,3 miliar.
Seiring pelaksanaan MCB ini, persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebanyak 2,17% dari total modal ditempatkan dan disetor. Adapun, PT Indo Premier Sekuritas bakal menjadi penjamin pelaksana emisi efek, sedangkan penjamin emisi efek bakal ditentukan kemudian. Primaya Hospital adalah transformasi dan wujud baru dari Rumah Sakit Awal Bros. Perubahan nama ini dilakukan pada April 2020 sebagai bukti dari komitmen Awal Bros Group dalam memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik kepada semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
Jaringan rumah sakit ini bermulai dari Rumah Sakit Global Medika di Tangerang yang didirikan oleh Prof dr Yos E Susanto, PhD pada tahun 2006. Kemudian tahun 2008, Rumah Sakit Global Medika bermitra dengan Rumah Sakit Awal Bros. Tahun 2014 kemudian mengakuisisi Rumah Sakit Evasari. Tahun 2016, Saratoga masuk menjadi investor.
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten rumah sakit PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH)…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten rumah sakit PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH)…