NERACA
Surabaya – Dukung penggunaan energi baru terbarukan, emiten produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) atau Tanobel Group menunjukkan komitmennya secara sungguh-sungguh melalui pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang terhubung dengan jaringan PLN melalui sistem on-grid di delapan pabrik perseroan yang tersebar dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dimulai dengan pemasangan PLTS Atap di pabrik terbesar di Pandaan, yang kemudian disusul oleh tujuh pabrik lainnya yaitu di Kediri, Mojokerto, Bojonegoro, Kudus, Cirebon, Gunung Sindur, dan Citeureup. Seluruh PLTS Atap tersebut diharapkan sudah dapat dioperasikan di akhir tahun 2022. Tidak berhenti di situ saja, komitmen manajemen PT Sariguna Primatirta Tbk terhadap EBT masih berlanjut dengan rencana pembangunan PLTS Atap di tahun-tahun berikutnya.
Selain merupakan salah satu cara ideal dalam upaya untuk meningkatkan bauran EBT, mengingat karena letak geografis Indonesia yang sangat mendukung, bagi perseroan pemanfaatan PLTS juga membantu peningkatan efisiensi energi yang bermuara pada penurunan biaya operasional. Potensi bauran energi terbarukan perseroan dari penggunaan PLTS tersebut mencapai 10% dari total pemakaian energi listrik yang ada setiap tahunnya. Pemanfaatan PLTS tersebut juga berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 4.022-ton CO2 per tahun.
Pada paruh pertama 2022, CLEO berhasil bukukan penjualan Rp655,06 miliar atau naik 23,75% yoy dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp529,31 miliar. Perseroan menjelaskan, penjualan terutama ditopang oleh kenaikan penjualan minuman botol yang tumbuh 50,16% yoy menjadi Rp314,55 miliar, dari Rp209,47 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan minuman bukan botol naik 6,56% yoy dari Rp309,35 miliar menjadi Rp329,67 miliar. Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan produsen air minum merek Cleo ini naik 30,68% yoy menjadi Rp392,41 miliar, dari sebelumnya Rp300,27 miliar. Kenaikan terutama disumbang oleh naiknya beban bahan baku yang digunakan dari Rp157,29 miliar menjadi Rp218,02 miliar atau naik 38,61% yoy.
Meski demikian, CLEO tetap mampu membukukan kenaikan laba kotor sebesar 14,66% yoy, dari Rp229,04 miliar pada semester I/2021 menjadi Rp262,64 miliar pada semester I/2022. CLEO juga masih membukukan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 12,12% yoy dari Rp91,75 miliar menjadi Rp102,87 miliar. Adapun total aset perseroan mengalami peningkatan sebesar 16,25% dari Rp1,34 triliun per Desember 2021 menjadi Rp1,56 triliun. Kenaikan terutama disebabkan oleh kenaikan aset lancar sebesar 43,93 persen dari Rp280 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp403 miliar pada 30 Juni 2022.
Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Carsurin Tbk (CSRN) menargetkan pendapatan tumbuh 34,26% year on year (yoy) menjadi Rp602,19 miliar dibandingkan pendapatan…
Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Carsurin Tbk (CSRN) menargetkan pendapatan tumbuh 34,26% year on year (yoy) menjadi Rp602,19 miliar dibandingkan pendapatan…