IKM Berpotensi Kerek Ekspor Furnitur

NERACA

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) proaktif memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk tampil di ajang pameran tingkat nasional dan internasional. Upaya strategis ini dinilai membawa dampak positif terhadap peningkatan akses pasar atau penjualan dari para pelaku IKM yang ikut serta tersebut.

Misalnya, Kemenperin telah memboyong sebanyak 28 IKM furnitur untuk berpatisipasi pada Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022 di Jakarta, beberapa waktu lalu.Ajang ini rutin diadakan setiap tahun dan menjadi pameran furnitur terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

“Penyelenggaraan IFEX terbukti memberikan efek positif yang sangat besar terhadap industri furnitur Indonesia, sehingga pasar furnitur Indonesia bisa terus berkembang,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta.

Agus menyebutkan, sepanjang lima tahun terakhir, kinerja ekspor industri furnitur Indonesia terus mengalami peningkatan hingga 77,9%. “Nilai ekspor furnitur pada tahun 2021 mencapai USD2,8 miliar atau naik sebesar 33% dibanding tahun 2020. Tren peningkatan ini tampaknya masih akan terjadi pada periode tahun 2022,” ungkap Agus.

Keyakinan itu karena nilai ekspor dari industri furnitur pada kuartal I tahun 2022 sebesar USD855 juta, naik 22,8% dibandingkanperiode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan industri furnitur nasional pada kuartal I-2022 sebesar 4,36% (y-o-y).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Kemenperin, Reni Yanita mengungkapkan, upaya Ditjen IKMA Kemenperin menghadirkan IKM pada pameran IFEX merupakan salah satu rangkaian kegiatan Program Aku Siap Ekspor dalam rangka meningkatkan ekspor produk home decoration dan furnitur para pelaku IKM ke pasar internasional.

“Dari 50 IKM furnitur yang dikurasi, terdapat 28 IKM yang bisa lolos ikut serta di pameran IFEX dan betul-betul memiliki kapasitas ekspor. IKM ini layak ikut dalam pameran internasional untuk menjalin kemitraan dengan eksportir sehingga akses pasar mereka semakin terbuka lebar,” papar Agus.

Reni pun menjelaskan, Program Aku Siap Ekspor meliputi beragam kegiatan selama satu tahun untuk meningkatkan kapasitas pelaku IKM dekorasi rumah dan furnitur agar mampu menghasilkan produk yang berdaya saing. “Kegiatannya antara lain berupa lokakarya, pendampingan, diskusi, dan fasilitasi pameran dalam dan luar negeri,” jelas Reni.

Menurut Reni, industri furnitur nasional sebetulnya sudah mampu bersaing secara global karena produk-produk yang dihasilkan sangat beragam dan inovatif. Selain itu, menampilkan ciri khas Indonesia yang menarik perhatian buyers internasional karena keunikannya.

Contohnya, IKM furnitur asal Cirebon, CV Toju Furniture International. IKM perajin furnitur dan dekorasi dari rotan ini telah memiliki kapasitas produksi hingga 2.000 produk per bulan, dan sudah mengekspor produknya ke Australia, Finlandia, China, dan Belgia. Sedangkan, CV Amarta Furniture dari Yogyakarta, rata-rata mampu memproduksi 4.000 produk dan telah ekspor ke Jerman, Italia, dan Perancis.

Dalam upaya mempromosikan berbagai keunggulan produk furnitur Indonesia, Ditjen IKMA Kemenperin juga memfasilitasi sejumlah IKM furnitur untuk tampil pada Jogja International Furniture and Craft Fair (JIFFINA). Kegiatan ini berlangsung selama 20-23 Agustus 2022 di Jogja Expo Center (JEC).

“Pameran ini merupakan acara tahunan, dengan konsep pameran international business to business (B2B) atau sebagai tempat pertemuan antara produsen dengan para buyer potensial dari luar negeri untuk berinteraksi, negosiasi dan transaksi langsung tanpa perantara,” ungkap Reni.

Melalui pameran JIFFINA ini, diharapkan jalur distribusi industri furnitur dapat lebih pendek sehingga daya saing produk mebel dan kerajinan IKM furnitur di pasar internasional dapat melesat. “Tahun ini, kami memfasilitasi booth seluas 432 m2 yang diisi oleh 16 IKM furnitur binaan Ditjen IKMA, terdiri dari 4 IKM dari Yogyakarta, 3 IKM dari Solo, 3 IKM dari Semarang, 2 IKM dari Jepara, 2 IKM dari Bali, 1 IKM dari Klaten dan 1 IKM dari Surabaya,” sebut Reni.

“Harapan kami, pelaku IKM furnitur ini terus mengikuti tren pasar global dengan melakukan inovasi dan selalu melakukan eksplorasi kekayaan budaya nasional dengan kemasan modern dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam rantai pasoknya,” harap Reni.

Apabila upaya tersebut dijalankan, Reni optimis, Indonesia bisa menjadi trendsetter dalam pengembangan produk furntur berbasis eco lifestyle. “Selain itu, daya beli pasar terhadap produk furnitur dan kerajinan yang masih tinggi ini perlu untuk terus kita respons dengan penyediaan berbagai akses alternatif promosi produk, akses online yang dapat dilakukan melalui e-commerce, dan akses offline yang salah satunya melalui penyelenggaraan pameran JIFFINA 2022,” pungkas Reni.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…