Kemenperin Fokus Terapkan Making Indonesia 4.0

NERACA

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mengakselerasi penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0. Tujuan utamanya adalah mewujudkan Indonesia masuk dalam 10 negara besar yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.

“Guna mencapai sasaran tersebut, terdapat tujuh sektor industri yang akan memacunya, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta industri alat kesehatan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus pun menjelaskan, implementasi Making Indonesia 4.0 menjadi salah satu major project dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Berbagai program dan kebijakan yang telah dilakukan Kemenperin, antara lain penyelenggaraan Hannover Messe (HM) 2023.

“Partisipasi Indonesia sebagai Official Partner Country sejalan dengan inisiatif strategis Making Indonesia 4.0 dalam rangka menjawab tantangan revolusi industri ke-4,” tutur Agus.Tidak hanya Indonesia sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi mitra resmi Hannover Messe, tetapi juga mendukung upaya national branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global.

Langkah berikutnya, Kemenperin telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) untuk penyiapan sumber daya manusia di bidang industri 4.0 danmengakselerasi transformasi industri 4.0 di sektor manufaktur. “PIDI 4.0 didirikan sebagai solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia, sekaligus menjadi Jendela Indonesia 4.0 pada dunia,” ungkap Agus.

Selanjutnya, dalam Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia menginisiasi pembentukan Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG). Hal ini berdasarkan keyakinan akan pentingnya pendekatan terintegrasi untuk mempercepat penerapan industri 4.0, serta memfasilitasi inovasi dan transformasi digital untuk mencapai industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Akselerasi Making Indonesia 4.0 juga didukung melalui penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Menteri Perindustrian dan Menteri BUMN tentang pelaksanaan asesmen Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) untuk Badan Usaha Milik Negara. “Penandatangan MoU tersebut merupakan wujud komitmen kuat pemerintah dalam melakukan akselerasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” tegas Agus.

Menurut Agus, sinergi dan kolaborasi antara Kemenperin dan Kementerian BUMN dalam mendukung pelaksanakan transformasi digital di perusahaan BUMN, diyakini dapat mempercepat pencapaian aspirasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Selain itu, Kementerian BUMN juga mengarahkan agar perusahaan BUMN untuk melakukan percepatan transformasi digital lebih cepat dengan mengadopsi teknologi industri 4.0 dan teknologi informasi dalam menjalankan proses bisnisnya.

“Karena itu, kami telah menyerahkan sertifikat asesmen INDI 4.0 kepada perusahaan BUMN.Hal ini bukan merupakan akhir dari segalanya, namun merupakan awal dari transformasi menuju industri 4.0. Salah satu amanat pemegang saham disampaikan bahwa hingga tahun 2024 perusahaan BUMN harus sudah bertransformasi menuju Industri 4.0 yang ditandai dengan Skor INDI 4.0 minimal sebesar 3.5,” papar Agus.

Selain program-program utama tersebut, beberapa capaian dari kegiatan Making Indonesia 4.0, antara lain sebanyak 903 perusahaan manufaktur telah melakukan self assessment INDI 4.0. Terdapat 28 perusahaan BUMN yang telah melakukan asesmen INDI 4.0, 45 perusahaan manufaktur yang mendapatkan penghargaan INDI 4.0, dan dua industri yang mendapatkan Global Lighthouse Network dari World Economic Forum (WEF), yakni PT Schneider Electric Manufacturing Batam dan PT Petrosea.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi menyampaikan, Kemenperin telah menyelenggarakan Indonesia 4.0 Conference & Expo sebanyak empat kali. Penyelenggaraan kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjukkan kesiapan Indonesia dalam  bertransformasi menuju Industri 4.0.

Tidak hanya perusahaan industri manufaktur, perusahaan dari sektor jasa, lembaga keuangan, perbankan, maupun jasa lainnya juga turut menunjukkan upaya akselerasinya untuk mendukung penerapan Industri 4.0 dalam pameran tersebut. “Pameran ini menampilkan kemampuan sektor industri dan sektor-sektor lainnya yang saling mengisi dalam mewujudkan ekosistem digital,” jelas Doddy.

 

BERITA TERKAIT

Inovasi dan Kolaborasi Strategis untuk Majukan Industri Maritim

NERACA Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding integrated marine and logistic dari PT Pertamina (Persero), kembali menegaskan perannya…

Pemerintah Pusat dan Daerah Kembangan Hilirisasi dan Industri Kelapa Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) sepakat untuk mempercepat pengembangan…

industri Komponen Otomotif Turut Perkuat Industri Nasional

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kinerja PT Yuasa Battery Indonesia, salah satu pabrikan aki kendaraan terbesar Indonesia, yang…

BERITA LAINNYA DI Industri

Inovasi dan Kolaborasi Strategis untuk Majukan Industri Maritim

NERACA Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS), subholding integrated marine and logistic dari PT Pertamina (Persero), kembali menegaskan perannya…

Pemerintah Pusat dan Daerah Kembangan Hilirisasi dan Industri Kelapa Nasional

NERACA Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) sepakat untuk mempercepat pengembangan…

industri Komponen Otomotif Turut Perkuat Industri Nasional

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi kinerja PT Yuasa Battery Indonesia, salah satu pabrikan aki kendaraan terbesar Indonesia, yang…

Berita Terpopuler