NERACA
Jakarta- Perkuat modal, emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) akan menerbitkan obligasi senilai Rp553,5 miliar. Penggalangan dana ini rencananya untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit dan pembelian alat medis. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, surat utang jenis obligasi konvensional obligasi berkelanjutan I Medikaloka Hermina tahap II tahun 2022 akan diterbitkan dengan jumlah pokok Rp553,5 miliar. Obligasi ini dijamin secara kesanggupan penuh (full commitment) dengan jumlah pokok sebesar Rp100 miliar yang terbagi atas dua seri. Seri A akan ditawarkan sebanyak Rp37 miliar dengan tenor 3 tahun dan tingkat bunga 6,25%.
Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat tanggal jatuh tempo.
Sementara itu, seri B akan ditawarkan sebanyak Rp63 miliar dengan tenor 5 tahun dan kupon sebesar 6,75%. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat tanggal jatuh tempo. Sedangkan, sisa dari jumlah pokok obligasi yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp453,5 miliar dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort). Dana yang diperoleh dari penawaran umum berkelanjutan I obligasi Medikaloka Hermina tahap II tahun 2022 ini setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi akan dialokasikan untuk beberapa kepentingan.
Pertama, sebanyak 40% dari hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk peningkatan kapasitas rumah sakit termasuk, namun tidak terbatas pada, pembelian lahan. Penggunaan dana untuk pembelian lahan dilakukan mengingat peningkatan kapasitas rumah sakit pada umumnya membutuhkan lahan tambahan jika pembangunan gedung sudah tidak mungkin dilakukan pada lahan eksisting dengan alasan kapasitas lahan yang sudah penuh.
Penggunaan dana ini merupakan belanja modal dan akan dilaksanakan dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 tahun setelah obligasi terbit. Saat ini, perseroan masih dalam tahap identifikasi lahan, sehingga pihak penjual dan nilai pembelian belum dapat ditetapkan. Perseroan juga tidak akan membeli lahan milik afiliasi. Kemudian, sebesar 25% dari hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembelian peralatan umum dan medis.
Perseroan belum memiliki perjanjian terkait rencana pembelian peralatan umum dan medis dengan pihak manapun. Manajemen menjelaskan, pembelian peralatan umum dan medis merupakan bagian dari aktivitas bisnis perseroan pada umumnya. Penggunaan dana ini merupakan belanja modal dan akan dilaksanakan dalam kurun waktu selambat-lambatnya dua tahun setelah obligasi terbit. Selanjutnya, sisa dana penerbitan obligasi akan digunakan oleh perseroan dan/atau perusahaan anak, selain PT Medika Loka Cilegon, sebagai modal kerja.
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…