OJK Siapkan Alat untuk Ukur Kematangan Digitalisasi Perbankan

 

NERACA

Jakarta – Direktur Penelitian Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mohamad Miftah mengatakan OJK menyiapkan alat pengukur tingkat kematangan digital perbankan yang disebut 'digital maturity assessment for bank'. "Dengan alat ini kita dapat mengetahui kondisi tingkatan digitalisasi perbankan dan dilakukan monitoring terhadap transformasi digital yang dilakukan bank," kata Miftah di Jakarta, Kamis (17/3).

Alat ukur ini diperlukan dalam rangka memberikan panduan kepada pengawas perbankan maupun pihak dari perbankan itu sendiri, terkait pengembangan digital apa lagi yang bisa mereka lakukan. Hasil penilaian dari alat ini akan dikategorikan ke dalam enam aspek yang berkaitan dengan transformasi digital yaitu data, teknologi, manajemen risiko, kolaborasi, tatanan institusi, dan nasabah.

Untuk mendorong pengembangan digitalisasi perbankan, sebelumnya pada Oktober 2021, OJK juga telah menerbitkan cetak biru transformasi digital perbankan. "Cetak biru ini disusun sebagai suatu acuan utk mempercepat transformasi digital perbankan dengan fokus di lima elemen yang akan memberikan landasan pengembangan digitalisasi untuk perbankan," katanya

Kelima elemen landasan tersebut berupa pedoman pengelolaan data, teknologi, manajemen risiko, dan kolaborasi, serta tantangan institusional yang berpotensi dihadapi oleh perbankan dalam melakukan digitalisasi. "Cetak biru ini merupakan satu langkah strategis untuk mendorong perbankan menciptakan inovasi produk dan layanan keuangan yang dapat memenuhi ekspektasi nasabah dan berorientasi pada kebutuhan nasabah," ucapnya.

Disisi lain, Miftah menyampaikan sektor keuangan masih menjadi sasaran dalam serangan siber. Pihaknya mencatat setidaknya 21,8 persen serangan siber yang tercatat sepanjang Januari sampai September 2021. "Sektor keuangan menempati posisi kedua sebagai target serangan siber pada 2021. Meskipun demikian, gangguan dan kerugian yang ditimbulkan oleh serangan siber di sektor keuangan masih menempati posisi tertinggi," kata Miftah.

Ia mencatat selama Januari sampai September 2021 terdapat 920 juta serangan siber di Indonesia atau meningkat hampir dua kali lipat dibanding seluruh 2020 yang sebanyak 495,3 juta serangan. "Serangan tertinggi pada Mei 2021 sebanyak 186,2 juta kali serangan yang berangsur turun di dua bulan berikutnya," katanya.

Dari seluruh serangan siber yang terjadi, terdapat tiga jenis serangan terbanyak yang terdeteksi di Indonesia yaitu malware sebanyak 58 persen, aktivitas trojan 11 persen, dan pengumpulan informasi target sebanyak 10 persen dari total serangan. Selain serangan siber, digitalisasi perbankan juga menghadapi tantangan salah satunya inovasi yang masih berfokus pada simplifikasi layanan perbankan tradisional.

"Kita sadari bahwa inovasi digital perbankan masih berfokus pada simplifikasi dan digitalisasi jasa keuangan tradisional, atau baru pada tahap digitize belum sampai pada tahap digitalize," katanya. Di samping itu, kemampuan adaptasi nasabah yang lambat dan regulasi pemerintah yang belum lengkap juga masih menjadi penghambat digitalisasi perbankan.

BERITA TERKAIT

Klaim Industri Asuransi Jiwa Turun 11,1%

  NERACA Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa lndonesia (AAJI) Karin Zulkarnaen menyampaikan industri asuransi jiwa membayar klaim dan…

Pasca Akuisisi Bank Victoria Syariah, BTN Syariah Direncanakan Spin Off Akhir Tahun

  NERACA Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi mengakuisisi saham mayoritas PT Bank Victoria Syariah (BVIS)…

BSI Bidik Penyaluran Pembiayaan Tumbuh Hingga 16,54%

  NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan mencapai Rp310 triliun pada tahun 2025, atau…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Klaim Industri Asuransi Jiwa Turun 11,1%

  NERACA Jakarta - Kepala Departemen Komunikasi Asosiasi Asuransi Jiwa lndonesia (AAJI) Karin Zulkarnaen menyampaikan industri asuransi jiwa membayar klaim dan…

Pasca Akuisisi Bank Victoria Syariah, BTN Syariah Direncanakan Spin Off Akhir Tahun

  NERACA Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi mengakuisisi saham mayoritas PT Bank Victoria Syariah (BVIS)…

BSI Bidik Penyaluran Pembiayaan Tumbuh Hingga 16,54%

  NERACA Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan mencapai Rp310 triliun pada tahun 2025, atau…