NERACA
Jakarta - Indonesian Trade Promotion Center (ITPC)-Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah bersinergi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh memfasilitasi partisipasi pelaku usaha Indonesia dan importir produk Indonesia pada International Coffee and Chocolate Exhibition di Riyadh,Arab Saudi.
Fasilitas diberikan untuk meningkatkan penetrasi pasar ekspor produk Indonesia di Arab Saudi. Pameran yang dilaksanakan di Riyadh International Convention and Exhibition Center ini diikuti lebih dari 300 peserta yang berasal dari 13 negara.
“Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan pengenalan produk kopi dan cokelat Indonesia kepada masyarakat Arab Saudi, tidak hanya untuk produk-produk baru tetapi juga dapat membantu peningkatan pasar bagi produk yang sudah ada di pasar Arab Saudi,”ujar Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Riyadh Arief Hidayat.
Arif mengungkapkan pihaknya sangat menyambut baik kerja sama yang dilakukan oleh perwakilan RI di Riyadh dan Jeddah ini. ”Dengan penyelenggaraan Paviliun Indonesia di kegiatan ini, diharapkan semakin meningkatkan sinergi kedua pihak,” terang Arief.
Konjen RI di Jeddah Eko Hartono menambahkan, pihaknya siap memfasilitasi dan membantu para pengusaha Arab Saudi dalam mencari dan memasarkan produk Indonesia di Arab Saudi, termasuk produk kopi. Menurutnya, kopi dan cokelat Indonesia terkenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia dari sisi kualitas dan kuantitas produksi.
“Apabila ada pengusaha Arab Saudi yang tertarik dan berminat untuk memasarkan produk kopi dan cokelat Indonesia, KJRI Jeddah melalui ITPC Jeddah siap membantu fasilitasi para importir dalam hal penyediaan informasi produk dan pemasok, penyelenggaraan penjajakan bisnis (business matching),konsultasi perdagangan, promosi produk, dan hal-hal terkait lainnya,”jelas Eko.
Atase Perdagangan RI di Riyadh Erwansyah menambahkan, kegiatan ini merupakan pameran pertama yang diikuti KBRI Riyadh dan ITPC-KJRI Jeddah di Arab Saudi setelahvakum hampir dua tahun sejak 2020 akibat pandemi.
Sehingga, antusiasme pengunjung cukup tinggi. “Kami ingin memanfaatkan tingginya antusiasme masyarakat Arab Saudi melalui pameran ini. Terbukti, Pavilion Indonesia banyak dikunjungi, tidak hanya untuk mencoba kopi yang disediakan, namun juga untuk mengambil sampel dan membeli produk yang dipamerkan,” ujar Erwansyah.
Lebih lanjut, Kepala ITPC Jeddah Muhammad Rivai Abbas menjelaskan, saat ini terdapat perubahan tren konsumsi kopi di Arab Saudi dari kopi instan ke specialty coffee. Sehingga, ITPC Jeddah akan lebih mendorong promosi specialty coffeeIndonesia untuk dapat menangkap peluang pasar tersebut.
“Ada pergeseran pola konsumsi dari kopi instan ke specialty coffee, khususnya arabica. Hal ini dilihat dari maraknya kafe yang ada di Arab Saudi dengan jumlah pengunjung yang relatif banyak. Terlebih, banyak pengunjung Pavilion Indonesia yang tertarik dengan specialty coffeeyang dipamerkan.
ITPC Jeddah akan mendorong promosi ekspor specialty coffeeIndonesia di Arab Saudi, baik untuk daerah Gayo, Java Preanger, Kintamani, Mandailing, serta daerah-daerah lainnya,”ungkap Rivai.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun mengakui kopi merupakan komoditas terpenting ketiga di perkebunan setelah kelapa sawit dan karet alam. Kopi juga menyumbang persentase terhadap PDB perkebunan sebesar 16,15%.”
Dalam 10 tahun terakhir, industri kopi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu sebesar 250%. Saat ini, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Luas lahan kopi Indonesia mencapai 1,25 juta ha dengan total produksi hingga 761 ribu ton per tahun.
Menurut Airlangga, industri kopi memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di Indonesia. Tingginya minat masyarakat untuk mengembangkan usaha kopi menjadi salah satu buktinya. “Salah satu program pelatihan favorit di Kartu Prakerja adalah pelatihan menjadi barista. Hal ini menunjukkan anak muda sekarang sangat tertarik dengan industri kopi,” ujar Airlangga.
Berdasarkan data dari trademap.org, pada 2020, nilai impor kopi Arab Saudi dari dunia tercatat sebesar USD 281,4 juta, dengan nilai impor dari Indonesia sebesar USD 1,6 Juta atau sekitar 0,6 persen. Begitu pula dengan produk cokelat, nilai impor Arab Saudi dari dunia sebesar USD 456,9 juta, dengan nilaiimpor dari Indonesia sebesar USD 2,1 juta atau sekitar 0,5 persen.
Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT Harga Referensi (HR) biji kakao periode Mei 2025 ditetapkan sebesar USD8.383,76/MT. Nilai …
Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi…
Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi akibat perang…
Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT Harga Referensi (HR) biji kakao periode Mei 2025 ditetapkan sebesar USD8.383,76/MT. Nilai …
Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi…
Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi akibat perang…