NERACA
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) melalui Smesco Indonesia terus mendorong UMKM untuk masuk ke dalam rantai pasok, salah satunya melalui jaringan bisnis Apotek Kimia Farma.
Program Smesco X Kimia Farma yang sudah berjalan sejak awal tahun 2021, telah membukukan nilai transaksi mencapai Rp 3 Miliar, melalui 1300 jaringan Apotik Kimia Farma di Indonesia. Adapun, produk yang dipasarkan merupakan produk unggulan Herbal dan Spa.
Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata, mengungkapkan, produk UMKM yang dikurasi melalui SMESCO telah diterima dan dipasarkan Kimia Farma, ini berarti secara kualitas dan manfaat produk Herbal dan Spa yang diproduksi UMKM telah memilik standar produk nasional.
“Kita optimis dengan strategi pemasaran SMESCO dan Kimia Farma dalam waktu singkat berhasil membukukan valuasi sales produk UMKM sebesar Rp. 3 Milyar melalui jaringan Apotek Kimia Farma. Program ini tentunya akan berkelanjutan, meningkatkan pencapaian yang lebih besar di tahun-tahun mendatang," ucap Leonard Theosabrata.
Leo menambahkan “Program Smesco X Kimia Farma merupakan solusi pemasaran produk UMKM yang terdampak langsung di masa pandemi”.
Sebelumnya, pemerintah telah melakukan MoU antara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dengan Menteri BUMN Erick Thohir tentang sinergi membantu UKM di sektor ritel, Smesco Indonesia (BLU dari Kemenkop UKM) menjalin kerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk (BUMN) dalam membangun pemasaran produk herbal dan spa UKM.
"Saya berharap sinergi ini dapat dimanfaatkan pelaku UKM di tanah air untuk mendapatkan akses pemasaran yang lebih luas. Sehingga, skala ekonominya lebih efisien dan menjadi katalisator perekonomian Indonesia," harap Teten
Menurut Teten, kerja sama ini sangat penting bagi para UKM karena kualitas produk UKM sudah sangat baik. Hal ini salah satu alasan Kimia Farma bersedia memasarkan produk UKM.
“Momentum ini juga menunjukkan komitmen BUMN dalam mendampingi dan membantu para UKM," ujar Teten.
Apalagi, saat ini, Kimia Farma sudah memiliki 1.300 gerai apotek di berbagai daerah yang dapat menjadi jalur pemasaran strategis bagi UKM.
“BUMN dapat menjadi lokomotif UKM, menjadi pendamping, agregator, dan offtaker produk-produk UMKM," tambah Teten.
Sehingga dalam hal ini, Teten berharap, kerja sama ini dapat berbuah manis. Apalagi, produk kesehatan yang di dalamnya terdiri dari produk herbal dan spa saat ini sedang bertumbuh.
“Tren belanja masyarakat terhadap vitamin, suplemen kesehatan, dan obat cenderung meningkat sejalan dengan kesadaran gaya hidup sehat pada masa pandemi Covid-19," papar Teten.
Data konsumsi dalam negeri berdasarkan hasil survei Global Consumer Insights 2020 PricewaterhouseCoopers (PwC) pada Agustus 2020 menyatakan, walaupun pandemi ini menyebabkan pendapatan masyarakat turun, terdapat peningkatan belanja konsumen. Masing-masing, produk kesehatan (77%), bahan makanan (67%), hiburan & media (54%), pengambilan/pengiriman makanan (47%), dan DIY/perbaikan rumah/berkebun (32%).
Bahkan, dengan memiliki tidak kurang dari 30 ribu spesies tumbuhan maupun sumber daya laut, Indonesia berpotensi menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar di dunia.
“UKM harus memanfaatkan peluang ini. Kita sediakan akses pasar yang luas agar UKM dapat berdaya saing," kata Teten.
Seperti diketahui, dari total transaksi yang dicapai, terdapat 40 UKM yang telah difasilitasi dalam Program Smesco X Kimia Farma, 7 Purchase Order, 120 SKU (Stock Keeping Unit), dan sebanyak 30.000 produk UMKM telah diorder oleh Apotik Kimia Farma.
Selain itu, sektor farmasi juga masuk ke dalam prioritas untuk mendorong transformasinya dan mewujudkan kemandirian Indonesia dalam bidang kesehatan.
Kemandirian Indonesia di sektor industri alat kesehatan dan farmasi merupakan hal yang penting, terlebih dalam kondisi kedaruratan kesehatan seperti saat ini. Sektor tesebut masuk dalam kategori high demand di tengah pandemi Covid-19, di saat sektor lain terdampak berat.
Selain dengan Kimia Farma, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) juga telah bekerja sama dengan beberapa BUMN dalam pendampingan UMKM, seperti Bank Himbara dalam pembiayaan UMKM, BGR dalam mengembangan warung pangan, PT KAI dalam menyediakan dukungan logistik, PT Pertamina dalam pemberdayaan UKM bidang energi, hingga PT Angkasa Pura dalam pendampingan UMKM.
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menyebut salah satu tantangan yang dihadapi oleh…
NERACA Jakarta – Keberhasilan program swasembada pangan nasional mulai menunjukkan dampak nyata. Salah satunya tercermin dari turunnya penerimaan bea masuk…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mempercepat pendaftaran Indikasi Geografis (IndiGeo) untuk produk kelautan dan perikanan. Langkah…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menyebut salah satu tantangan yang dihadapi oleh…
NERACA Jakarta – Keberhasilan program swasembada pangan nasional mulai menunjukkan dampak nyata. Salah satunya tercermin dari turunnya penerimaan bea masuk…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mempercepat pendaftaran Indikasi Geografis (IndiGeo) untuk produk kelautan dan perikanan. Langkah…