NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk bermimpi besar dan berani mengambil ruang dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan nasional. Perempuan Indonesia memiliki kapasitas, kecerdasan, dan kekuatan untuk menjadi agen perubahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Menurut Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, “perempuan Indonesia harus berani bermimpi besar. Saya pastikan, negara hadir untuk mendukung setiap langkah perempuan dalam berkarya. Oleh karena itu, teruslah belajar, bangun jejaring, dan dorong produk-produk unggulan kalian untuk menembus pasar yang baru.”
Roro menambahkan, Kemendag berkomitmen mendorong partisipasi aktif perempuan dalam perdagangan melalui program strategis, seperti peluncuran SheTrades Outlook Indonesia bekerja sama dengan International Trade Centre (ITC) pada Agustus 2024.
Peluncuran tersebut bertujuan mengidentifikasi hambatan dan merancang kebijakan pemberdayaan perempuan yang tepat sasaran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perempuan menyumbang sekitar 38,3 persen dari total tenaga kerja Indonesia pada 2023, dengan mayoritas berkiprah di sektor informal, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pertanian. Dengan data tersebut, perempuan bukan hanya konsumen aktif, tetapi juga produsen, inovator, dan pempimpin usaha terutama di sektor UMKM dan ekonomi kreatif.
“Perempuan juga berperan sebagai motor penggerak ekonomi dan perdagangan di berbagai daerah, mulai dari kewirausahaan berbasis rumah tangga, pertanian keluarga, hingga industri kreatif dan digital. Meski kontribusinya signifikan, partisipasi perempuan dalam sektor formal dan posisi kepemimpinan masih perlu terus ditingkatkan agar peran penting mereka semakin tercermin dalam indikator ekonomi nasional,” papar Roro.
Pada kesempatan ini, Roro juga mengutarakan, pemerintah menyadarisebesar64,5 persen UMKM Indonesia dimiliki oleh perempuan. Oleh karenanya, penting bagi pemerintah untuk mendukung UMKM agar semakinberdaya sehingga para perempuan yang berperan aktif di dalam pengembangan UMKM tersebut juga ikut merasakan dampak positifnya.
Meski demikian, Roro juga menekankan masih terdapat tantangan yang dihadapi perempuan, seperti keterbatasan akses terhadap pelatihan, pembiayaan, dan pasar. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menjawab tantangan tersebut dan memastikan perempuan mendapatkan kesempatan yang setara dalam mengembangkan potensi ekonominya.
Lebih lanjut, Roro menjelaskan, salah satu bentuk dukungan konkret yang dilakukan Kementerian Perdagangan adalah melalui pelatihan UMKM. Kemendag memiliki Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) di Jakarta.
Lembaga ini secara aktif memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM, antara lain terkait prosedur ekspor-impor, perhitungan biaya dan penetapan harga ekspor (export costing and pricing), hingga strategi penetrasi pasar globalguna meningkatkan kapasitas UMKM dalam mendukung pertumbuhan dan peningkatan ekspor.“Selain pelatihan tatap muka, Kemendag juga menyediakan pelatihan daring yang dapat diakses UMKM di seluruh Indonesia,”kataWamendag Roro.
Tidak hanya itu, Kemendag menargetkanperwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara menyelenggarakan penjajakankesepakatan bisnis (business matching)setiap harinya. Kegiatan ini melibatkan pembina UMKM dari Badan Usaha Milik Negera (BUMN) maupun swasta untuk mempertemukan pelaku UMKM dalam negeri dengan calon pembeli dari luar negeri.
“Upaya ini diharapkan membuka akses pasar global bagi produk Indonesia. Pada April 2025, kegiatan business matchingtersebut berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesarUSD 43,74 juta atau setara Rp722,76 miliar,”terang Roro.
Pemberdayaan ekonomi perempuan, lanjut Wamendag Roro, harus dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan juga menjalin kolaborasi dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam mengembangkan industri kreatif berbasis komunitas perempuan. Salah satu contohnya, melalui penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) yang memberi ruang bagi produk dan pelaku ekonomi kreatif perempuan untuk menjangkau pasar global.
Ditemui di lokasi diskusi panel, Saphira Handajani dari Perempuan Berkebaya Indonesia menyampaikan harapannya kepada Kementerian Perdagangan untuk bersama-sama menggiatkan generasi muda agar lebih peduli terhadap budaya Indonesia, khususnya kerajinan tangan seperti tenun dan batik.
Menurut Saphira,pengrajin yang masih aktif umumnya berasal dari kalangan yang sudah lanjut usia. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya keberlanjutan warisan budaya tersebut.“Pelestarian budayainitidak hanya penting untuk identitas bangsa, tetapi juga dapat menopangpertumbuhan UMKMdi daerah. Oleh karena itu,saya berharap dukungan dariKementerian Perdagangan untuk membukaruangyanglebih luas bagi regenerasi pengrajin muda di seluruh Indonesia,”jelas Saphira.
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menyebut salah satu tantangan yang dihadapi oleh…
NERACA Jakarta – Keberhasilan program swasembada pangan nasional mulai menunjukkan dampak nyata. Salah satunya tercermin dari turunnya penerimaan bea masuk…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mempercepat pendaftaran Indikasi Geografis (IndiGeo) untuk produk kelautan dan perikanan. Langkah…
NERACA Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menyebut salah satu tantangan yang dihadapi oleh…
NERACA Jakarta – Keberhasilan program swasembada pangan nasional mulai menunjukkan dampak nyata. Salah satunya tercermin dari turunnya penerimaan bea masuk…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mempercepat pendaftaran Indikasi Geografis (IndiGeo) untuk produk kelautan dan perikanan. Langkah…