NERACA
Jakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng pelaku usaha, termasuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), untuk melirik potensi-potensi yang dapat digali di Finlandia sebagai negara tujuan ekspor non tradisional. Kerja sama antara KemendagRI dan badan Findolainen Business Hub Ltd. dari Finlandiaberusaha membangun momentum tersebut.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Kemendag, Marolop Nainggolan mengungkapkan, para pelaku usaha Indonesia diajak untuk mulai menjajaki pasar Finlandia yang semakin terbuka.
“Kegiatan ini dapat terwujud melalui pembicaraan Kemendag dengan Finpartnership dari Finlandia. Kita ingin bersama-sama mengembangkan produk-produk Indonesia agar dapat memanfaatkan pasar Finlandia dengan baik. Forum ini ingin mewujudkan hal tersebut,”kata Marolo secara virtual.
Findolainen Business Hub Ltd. merupakan badan pelaksana (implementing agency) untuk program Finnpartnership. Finnpartnership sendiri merupakan program kemitraan bisnis di bawah Kementerian Luar Negeri Finlandia.
Program tersebut bertujuan memberikan dampak ekonomi melalui promosi perdagangan antara Finlandia dan negara-negara berkembang.
Sementara itu, Analis Perdagangan Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag, Dhonny Yudho Kusuma menerangkan, perlunya pelaku usaha memanfaatkan market intelligence dalam aktivitas usaha.
“Informasi yang didapatkan dari market intelligence dapat digunakan oleh produsen, eksportir, dan pelaku usaha lainnya untuk menentukan brand positioning, pengembangan produk selanjutnya, atau hal-hal lain yang dianggap perlu dalam pengembangan bisnis para pelaku usaha,” kata Dhonny.
Managing DirectorFindolainen, Dea Viinikainen pun mengakui bahwa Finlandia merupakan negara yang berpotensi menjadi hub ke negara-negara nordic karena berbatasan dengan Swedia di barat, Rusia di timur, Norwegia di utara, dan Estonia di selatan.Ia juga mengatakan, karakteristik pembeli di Finlandia adalah menyukai data dan mengedepankan kejujuran.
“Secara karakteristik, penentu utama pembelian adalah kualitas. Faktor lain adalah keamanan, asal produk, dan citra merek. Kepatuhan terhadap standar Eropa dianggap sebagai suatu jaminan kualitas. Konsumen Finlandia semakin tertarik pada produk ekologis yang menghargai keberlanjutan. Konsumen Finlandia menyukai produk-produk yang sederhana, praktis, dan fungsional. Mereka menyukai desain kemasan yang minimalis dan memuat informasi detail. Selain itu, setiap musim memiliki preferensi tersendiri,” papar Dea.
Dea juga mengatakan, Finlandia cukup banyakmengimpor minyak. Kebutuhan untuk mobil dan suku cadangnya juga cukup besar. Saat ini Finlandia mengimpor dari Indonesia sejumlah produk seperti asam stearat, bagian mesin kantor, alas kaki kulit maupun kain, karet, furnitur, kerajinan tangan, serta buah-buahan dan kacang-kacangan yang diolah.
CEO Sheo Home Living, Ayu Anandani yang sukses menembus pasar ekspor Finlandia lewat komoditas furnitur dan home living menambahkan, mencantumkan cerita di balik produk-produk yang dipasarkan merupakan suatu strategi pemasaran yang dapat diambil para pelaku usaha. Dalam hal ini, produk-produk yang dipasarkan berkaitan dengan gaya hidup berkelanjutan, sesuai dengan selera pasar Finlandia. “Kita tidak hanya menjual produk, tapi ada nilai-nilai tambah yang bisa menjual dan akhirnya mengusik emosi pembeli,” cerita Ayu.
Sheo Home Living merupakan salah satu perusahaan binaan Kemendag melalui program Local Business Export Coaching(LBEC), sebuah program kerja sama lintas pemangku kepentingan yang bertujuan membina 35 UKM Home Decorationagar dapat sukses ekspor ke pasar Eropa dengan target peningkatan ekspor sebesar EUR35 juta.
Pada periode Januari–Agustus 2021, total perdagangan dengan Finlandia mencapai USD 308,02 juta. Nilai tersebut tumbuh 14 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai USD 270,21 juta.
Sekedar catatan, dii bidang perdagangan, pada 2020, nilai total perdagangan Indonesia-EU (European Union atau Uni Eropa) mencapai USD 25,5 miliar dengan nilai ekspor dan impor Indonesia ke EU masing-masing sebesar USD 14,4 miliar dan USD 11,1 miliar. EU adalah tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ke-3 bagi Indonesia.
Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT Harga Referensi (HR) biji kakao periode Mei 2025 ditetapkan sebesar USD8.383,76/MT. Nilai …
Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi…
Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi akibat perang…
Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT Harga Referensi (HR) biji kakao periode Mei 2025 ditetapkan sebesar USD8.383,76/MT. Nilai …
Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi…
Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi akibat perang…