NERACA
Tulungagung - Satu lagi produk kerajinan premium bernilai tinggi terdapat di Indonesia yaitu produk batu dan kayu fosil asal Tulungagung, Jawa Timur. UD Karya Indonesia, UKM penghasil kerajinan meja, wastafel, dan bathtub (bak mandi) dari batu dan kayu fosil ini telah memiliki buyer tingkat global.
Bahkan, UD Karya Indonesia telah melepas ekspor produknya ke Hamburg, Jerman senilai Rp400 juta. Ekspor ini menjadi pembuktian bahwa UKM Indonesia tetap memiliki pasarnya sendiri di luar negeri.
Diakui Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, hasil produk buatan UD Karya Indonesia ini memang bernilai tinggi alias premium. Jadi wajar saja, produknya dilirik banyak buyer luar negeri.
“Ini sangat berbeda dan saya lihat sendiri memang kualitasnya internasional. Produk custom seperti ini bukan mass product, jadi memang sangat otentik. Saya harap Tulungagung bisa jadi sentra produksi kerajinan batu dan kayu fosil,” katanya saat mengunjungi workshop sekaligus ramah tamah dengan Pemilik UD Karya Indonesia Nanang Setiawan di Tulungagung, Jatim.
Ekspor ke Hamburg oleh UD Karya Indonesia, kata Teten, membuktikan bahwa meskipun pandemi membuat logistik terganggu dan biaya pengiriman kontainer mahal, minat pasar luar negeri tetap tinggi. Terutama permintaan produk home decor.
Untuk itu, sambungnya, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar usaha ritel semacam ini bisa dibantu sistem logistiknya.
“Konsolidasi bisa lebih mudah menembus pasar luar negeri,” ucap Teten.
Mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Teten memaparkan, nilai ekspor Indonesia September 2021 mencapai USD 20,60 miliar (Rp291,7 triliun) naik sebesar 47,64 persen. Ekspor nonmigas September 2021 mencapai USD 19,67 miliar (Rp278,5 triliun) tumbuh 48,03 persen dibanding ekspor nonmigas September 2020.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-September 2021 naik 35,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Demikian juga ekspor hasil pertanian naik 6,37 persen dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 76,29 persen.
Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–September 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 24,67 miliar atau setara Rp348,9 triliun (15,02 persen). Diikuti Jawa Timur mencapau USD 16,93 miliar atau setara Rp239,4 triliun (10,31 persen) dan Kalimantan Timur mencapai USD 16,11 miliar atau setara Rp227,8 triliun (9,80 persen).
“Jatim termasuk terbaik kedua ekspor setelah Jabar. Potensi ekspor Jatim ini bisa kita lihat sangat besar,” ujar Teten.
Pemilik UD Karya Indonesia Nanang Setiawan menuturkan, buyer produk-produknya datang dari Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Kanada, Belanda, dan Arab Saudi.
Bahkan sebelum pandemi Covid-19, bathtub buatannya dihargai 2 juta dolar AS atau setara Rp28,2 miliar. Pembelinya adalah Raja Arab Saudi.
Nanang yang mantan pegawai Telkom ini pun dipanggil langsung ke Arab Saudi untuk menceritakan proses pembuatannya. Sehingga bathtub buatannya tersebut meraih Guiness Book of Record sebagai produk termahal.
Nanang menceritakan, produk custom buatan UD Karya Indonesia yang paling banyak diminati adalah wastafel dan coffee table dari kayu fosil. Ketika pandemi Covid-19, ia hanya melakukan ekspor 1 kontainer ke AS. Tahun ini, ia baru mengirim 1 kontainer lagi ke Hamburg, Jerman sebanyak 1 kontainer senilai Rp400 juta.
“Karena kendala pandemi hanya bisa kirim 1 kontainer saja. Saya berharap, ke depan pemerintah bisa menstabilkan harga logistik dan kelangkaan kontainer,” harap Nanang.
Seperti diketahui, kinerja ekspor bulan September 2021 turun tipis sebesar USD 20,60 miliar. “Di tengah penurunan permintaan, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara justru mengalami pertumbuhan signifikan pada September 2021. Di antaranya Afrika Selatan yang tumbuh 48,24 persen, Uni Emirat Arab (38,38 persen), Taiwan (35,59 persen), Hongkong (29,89 persen), dan Spanyol (27,69 persen),” ungkap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Lutfi menambahkan, “sementara berdasarkan kawasan, ekspor ke kawasan Amerika Tengah, Afrika Selatan, dan Eropa Utara menunjukkan peningkatan yang signifikan pada September 2021 bila dibandingkan bulan sebelumnya.”
Artinya , dalam hal ini Pemerintah senantiasa meningkatkan performa ekspor terlebih pada pelaku UMKM untuk memulihkan ekonomi. Ekspor menunjukkan penguatan fundamental pemulihan ekonomi akibat membaiknya permintaan ekonomi global dan domestik.
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang investasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke kancah perdagangan global. Penjajakan bisnis…
NERACA Jakarta – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka peluang investasi untuk pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di…
NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke kancah perdagangan global. Penjajakan bisnis…