Selama ini dikenal tiga waktu untuk makan yakni pagi, siang, dan malam. Akan tetapi, tak dijelaskan kapan waktu terbaik untuk makan di jam-jam tersebut. Studi menunjukkan waktu makan dan jarak antara makan memiliki efek terhadap kesehatan tubuh. Waktu makan mempengaruhi waktu sirkadian atau ritme tubuh bekerja termasuk organ tubuh. Sejumlah studi menemukan hubungan antara ritme sirkadian dengan waktu makan, berat badan, dan resistensi insulin.
Waktu sirkadian yang teratur memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Sebaliknya, waktu sirkadian termasuk waktu makan yang tidak teratur meningkatkan risiko terkait penyakit metabolisme. Dikutip dari Healthline, waktu makan yang konsisten setiap hari terkait dengan berat badan yang terjaga, peningkatan energi, dan mengurangi risiko penyakit kronis. Berikut rekomendasi waktu terbaik untuk makan berdasarkan penelitian:
1. Makan lebih awal
Sejumlah studi menunjukkan makan lebih awal baik untuk kesehatan. Mulai lah dengan mengonsumsi sarapan untuk mengawali hari. Hindari makan hingga larut malam.
2. Batasi jarak setiap kali makan
Penelitian menyarankan untuk makan dalam kurun waktu 12 jam dalam sehari. Beri jeda sekitar 6 jam untuk setiap kali makan. Jumlah Karbohidrat yang Dibutuhkan untuk Diet
3. Makan dengan teratur
Berdasarkan studi, peneliti menyebut waktu terbaik untuk makan adalah waktu yang teratur setiap hari. Waktu yang teratur membentuk ritme sirkadian tubuh bekerja lebih optimal.Sesuaikan pula waktu makan dengan kondisi kesehatan Anda. Orang dengan asam lambung umumnya membutuhkan rentang waktu makan yang lebih cepat. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai pola makan atau diet yang tepat untuk Anda.
Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar…
Memenuhi asupan gizi pada anak tidak hanya mengandalkan jajanan dari luar dan justru sebaliknya semua berawal dari makanan yang disajikan…
Lonjakan kasus COVID-19 kembali merebak di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, sejak akhir Mei 2025. Untuk…
Berbicara tentang kanker, sering kali penyakit kritis ini dampaknya hanya dikaitkan secara fisik dan juga emosional, padahal satu dampak besar…
Memenuhi asupan gizi pada anak tidak hanya mengandalkan jajanan dari luar dan justru sebaliknya semua berawal dari makanan yang disajikan…
Lonjakan kasus COVID-19 kembali merebak di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, sejak akhir Mei 2025. Untuk…