NERACA
Jakarta – Paruh pertama 2021, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp44,92 miliar atau memburuk dibandingkan periode sama tahun 2020 yang membukukan laba bersih sebesar Rp34,095 miliar. Akibatnya, emiten penyiaran itu harus mencatatkan rugi per saham dasar Rp8,55. Sedangkan di semester I 2020 justru membukukan laba per saham dasar Rp6,49. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan telah diaudit yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Selain laba yang terkoreksi, pendapatan bersih perseroan juga anjlok 51,67% menjadi Rp72,881 miliar. Rincinya, pendapatan iklan radio program turun 30,43% menjadi Rp64,624 miliar. Sedangkan pendapatan iklan spot anjlok 52,45% menjadi Rp29,38 miliar. Hal senada pada pendapatan iklan yang anjlok 55% menjadi Rp16,9 miliar.
Selain itu, beban umum dan administrasi susut 10,41% menjadi Rp86,28 miliar. Bahkan beban penyisihan penurunan nilai piutang melonjak 4.423% menjadi Rp9,4 miliar. Akibatnya, MARI mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan Rp43,53 miliar atau memburuk dibanding semester pertama 2020 yang mencatatkan laba sebelum pajak penghasilan Rp46,397 miliar.
Sementara itu, aset perseroan tercatat menyusut 10,7% menjadi Rp317,12 miliar. Hal itu dipicu saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya yang susut 28,84% menjadi Rp111,056 miliar. Kemudian kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp18,011 miliar atau tumbuh 2,2% dibandingkan semester pertama 2020 yang tercatat sebesar Rp17,655 miliar.
Perseroan sendiri dalam pengembangan bisnisnya mengungkapkan, telah mendapatkan komitmen dari empat perusahaan modal ventura (venture capital /VC). Masuknya modal ventura ini membuat kepemilikan saham Mahaka Radio di Noice turun menjadi 61% saham. Saat ini, kepemilikan perusahaan yang menaungi Gen Fm, Jak Fm, Hot Fm, Kis Fm, Mustang Fm, Prambors, Delta FM, Female Radio, dan Most Radio ini masih mencapai 75%. Sedangkan 25% sisanya merupakan porsi Kinesys dan Alpha JWC.
Bergabungnya beberapa VC besar ke dalam pengembangan Noice diperkirakan menjadi penyabab utama lonjakan harga saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenaikan harga tersebut juga mendorong BEI menghentikan sementara perdagangan saham MARI pada 12 Maret 2021 baik di pasar reguler maupun pasar tunai.
Tahun ini, MARI menargetkan ada 1,8 juta pengguna Noice. Jumlah ini melesat empat kali lipat dibanding pengguna Noice per Desember 2020 yang sebanyak 450.000 pengguna. Dari target tersebut, satu juta diantaranya ditargetkan menjadi pengguna aktif atau active user.
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…
NERACA Jakarta -Ramaikan pasar IPO di 2025, calon emiten yang bergerak di bidang distribusi alat kesehatan PT Diastika Biotekindo Tbk…