Laba Bersih Austindo Jaya Melesat Tajam 300%

NERACA

Jakarta – Semester pertama 2021, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan laba bersih US$12,6 juta. Jumlah tersebut melonjak 332% dan berbanding terbalik dibandingkan dengn torehan pada semester I/2020 dimana ANJT merugi US$5,5 juta. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Wakil DIrektur Utama ANJT, Lucas Kurniawan mengatakan, pertumbuhan laba bersih tidak terlepas dari kenaikan nilai penjualan sebesar 65,7% menjadi US$120,4 juta. Kenaikan signifikan pada nilai penjualan serta laba bersih tersebut terutama disebabkan peningkatan produktivitas per hektar tandan buah segar (TBS) sebesar 11,3% sehingga volume TBS yang dihasilkan meningkat sebesar 18,7% menjadi 400.235 metrik ton.

Selain itu, produksi minyak sawit juga meningkat sebesar 18,6% menjadi 132.910 metrik ton. Peningkatan produktivitas tersebut merupakan hasil penerapan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu melakukan peremajaan kembali tanaman sawit yang telah dimulai sejak 2015. “Selain itu, perusahaan juga menerapkan teknologi agronomi yang ramah lingkungan, seperti penggunaan kompos. Selama semester pertama 2021,”kata Lucas.

Emiten perkebunan ini juga memperoleh manfaat dari tren penguatan harga minyak sawit. Sehingga rata-rata harga jual minyak sawit mengalami kenaikan sebesar 31,2% menjadi US$ 719 per metrik ton. Sementara itu, realisasi serapan belanja modal selama semester I/2021 telah mencapai 40% dan diharapkan seluruh serapan belanja modal akan terpenuhi seluruhnya pada 2021. Sesuai dengan komitmen perusahaan untuk terus menerapkan praktik berkelanjutan, beberapa kegiatan utama yang akan dilakukan pada semester II/ 2021 adalah melanjutkan program peremajaan kembali, uji coba penerapan fertigasi dan riset peningkatan nutrisi dalam kompos.

Selain itu, kegiatan utama lainnya adalah pembangunan infrastruktur jalan pada perkebunan di Papua Barat yang baru memasuki tahap komersial pada 2020, serta peremajaan infrastruktur perumahan karyawan. Selain membukukan peningkatan penjualan minyak sawit, ANJT juga berhasil meningkatkan pendapatan penjualan edamame sebesar 25,2% menjadi US$236 ribu.

Pada Maret 2021 ANJT memulai ekspor edamame beku ke Jepang dan menerima permintaan ekspor edamame beku untuk pengiriman berikutnya. ANJT telah memulai bisnis sayuran sejak tahun 2015 melalui anak perusahaannya, PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) yang berlokasi di Jember, Jawa Timur. GMIT saat ini membudidayakan dan memproduksi edamame, sejenis kacang-kacangan yang memiliki protein dan antioksidan tinggi.

Saat ini kapasitas produksi pabrik GMIT mencapai 6.000 ton per tahun. Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama karena pasar edamame beku di Jepang telah berkembang dengan baik. Selain itu, ANJ juga berencana melakukan ekspansi pasar ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Benua Amerika.


BERITA TERKAIT

Momen Pemulihan Pasar - Reksa Dana Pasar Uang Jadi Solusi Strategis

NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…

Surya Pertiwi Bagikan Dividen Rp189 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…

OJK Telaah 28 Perusahaan Ajukan IPO

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Momen Pemulihan Pasar - Reksa Dana Pasar Uang Jadi Solusi Strategis

NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…

Surya Pertiwi Bagikan Dividen Rp189 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…

OJK Telaah 28 Perusahaan Ajukan IPO

NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…