NERACA

Jakarta – Meski rencana rights issue PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) ditunda dan juga menuai masalah hukum bagi para pemegang saham lamanya, namun hal tersebut tidak menyurutkan  Direktur Utama PT Trinity Healthcare (THC) Rudy Tanoesoedibjo untuk menambah porsi saham di ZBRA. Teranyar, dirinya menambah kepemilikan saham di PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) sebanyak 39.334.000 lembar saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dirinya menyampaikan, menambah porsi menjadi sangat penting mengingat cerahnya prospek bisnis yang dimiliki oleh ZBRA, di mana hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih guna memperlebar dari sayap bisnis tersebut. Awalnya Rudy Tanoe memiliki saham ZBRA seri B secara pribadi sebesar 2,71% atau 14.452.200 lembar saham. Dengan demikian, kini Rudy Tanoe menggenggam 6,14% atau 52.575.700 saham seri B di PT Zebra Nusantara.

Dengan penambahan saham tersebut, average atau rata-rata harga beli saham Rudy Tanoe berada di kisaran angka Rp 1.053 per saham. Transaksi penambahan saham ini dilakukan selama dua hari berturut-turut pada Kamis 17 Juni 2021 dan Jumat 18 Juni 2021. Adapun pertama kali Trinity Healthcare masuk sebagai pemegang saham pengendali perseroan, menggantikan PT Infinity Wahana melalui Penandatanganan Jual Beli Saham (PJBB) pada 25 Februari 2021 silam.

Pergerakan saham emiten ZBRA mengalami kenaikan signifikan. Dengan harga pasar Rp 79 per saham pada 9 Maret 2021 dan terus menguat hingga berada di level Rp 1.000 per saham. Zebra Nusantara yang saat ini telah dimiliki oleh THC sebagai pemegang saham utama dan pemegang saham pengendali perseroan telah memiliki 3.400 saham seri A dan 665.182.734 saham seri B, dengan total persentase kepemilikan saham sebesar 77,7%. Sedangkan sisanya 22,3% saham yang dilepas kepada masyarakat.

Rudy Tanoe menjelaskan, pasca PT Dos Ni Roha (DNR) atau DNR Corporation melakukan backdoor listing terhadap Zebra Nusantara, perseroan akan menjadi penyedia layanan integrated end-to-end supply chain solutions. End-to-end supply chain ini sendiri adalah merupakan sebuah konsep baru yang menyediakan one stop shopping untuk semua kebutuhan supply chain, logistik, dan juga warehousing baik offline maupun online dengan menggunakan kecanggihan teknologi digital di semua platform yang ada dalam setiap aktivitas bisnisnya tersebut. “Melalui DNR yang akan dimiliki sepenuhnya oleh ZBRA, ZBRA sangat fokus mengembangkan lini usaha supply chain berbasis digital ini di masa modern,”kata Rudy.

Dia berkeyakinan bahwa konsep bisnis yang baru tersebut dapat menjadi modal baik bagi Zebra Nusantara dalam menjawab tantangan maupun kebutuhan bisnis yang semakin beragam di masa mendatang di tengah-tengah masyarakat. Sehingga perseroan dapat menjadi penunjang bagi perkembangan bisnis di Indonesia. Zebra Nusantara di sisi lain akan mempercepat laju bisnis perusahaan setelah DNR Corporation masuk ke dalam manajemen nantinya.

Bahkan, perseroan menargetkan pertumbuhan laba sebesar 30% pada tahun ini yang berasal dari sektor non distribusi seperti logistik dan teknologi informasi yang berada dibawah naungan DNR. Sepanjang tahun 2020, DNR mencetak laba komprehensif sekitar Rp 287 miliar dengan laba operasinya Rp 136 miliar, lalu ekuitas Rp 1,06 triliun.