NERACA
Jakarta – Di kuartal pertama 2021, PT Pinago Utama Tbk (PNGO) membukukan laba bersih Rp 63,755 miliar atau melesat tajam 193,54% dibandingkan priode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp21,728 miliar. Sehingga, laba per saham dasar tercatat sebesar Rp81,61. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Sementara penjualan pada kuartal I 2021 hanya tumbuh 0,86% menjadi Rp467,225 miliar. Rincinya, penjualan minyak sawit dan inti sawit tumbuh 4,95% menjadi Rp212,47 miliar. Tapi, penjualan karet justru turun 2,3% menjadi Rp253,86 miliar. Namun, beban pokok penjualan ditekan 8,73% menjadi Rp345,84 miliar. Sehingga laba kotor naik 42,35% menjadi Rp121,38 miliar.
Perseroan juga mencatatkan untung perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp21,066 miliar. Sedangkan pada kuartal I 2020 tercatat rugi perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp2,281 miliar. Sementara itu, aset terkumpulkan tercatat sebesar Rp1,369 triliun atau menyusut 4,3% dibandingkan akhir tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp1,432 triliun.
Selanjutnya kas bersih dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp112,8 miliar atau membaik dibandingkan kuartal I 2020 yang mencatatkan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi senilai Rp36,5 miliar. Di tengah kondisi dampak pandemi, emiten yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet serta industri penunjangnya lebih memilih efisiensi dan melakukan intensifikasi aset yang sudah dimiliki. "Kami juga akan menjalankan rencana replanting di kebun sawit dan melanjutkan kembali program replanting di kebun karet,"kata Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PNGO,Meli Tantri.
Asal tahu saja perusahaan yang berdiri sejak 1979 ini mengelola sebanyak 17.656 hektare (ha) lahan. Rinciannya, perkebunan kelapa sawit seluas 13.969 ha dan perkebunan karet seluas 3.960 ha. Sekitar 81% dari perkebunan sawit dan 77% dari perkebunan karet itu merupakan area tanaman menghasilkan.
Tak hanya perkebunan, PNGOjuga memiliki industri pengolahan kelapa sawit dan karet. PNGO mengoperasikan pabrik CPO berkapasitas 120 ton TBS per jam, pabrik crumb rubber berkapasitas 6.000 ton per bulan, serta pabrik ribbed smoke sheet (RSS) berkapasitas 600 ton per bulan. Walau belum berencana melakukan ekspansi dalam jangka pendek, Meli tak menampik pihaknya tengah menjajaki peluang untuk ekspansi dalam jangka panjang. Ia bilang, PNGO tengah mempunyai wacana menambah pabrik pengolahan kelapa sawit di salah satu anak perusahaannya."Saat ini masih dalam proses analisa kelayakan," pungkas Meli.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2025 hingga Rp30 miliar.…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten properti PT Karya Bersama Anugrah Tbk. (KBAG) bakal melanjutkan ekspansi proyek ke wilayah…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/6) sore ditutup menguat di tengah pelaku…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2025 hingga Rp30 miliar.…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten properti PT Karya Bersama Anugrah Tbk. (KBAG) bakal melanjutkan ekspansi proyek ke wilayah…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/6) sore ditutup menguat di tengah pelaku…