NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2020, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mencatakan laba bersih sebesar Rp69,392 miliar atau anjlok 51,74% dibandingkan tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp143,81 miliar. Sehingga laba bersih per saham dasar turun menjadi Rp3,92. Sedangkan di tahun 2019 tercatat sebesar Rp8,12. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Emiten operator infrastruktur tranportasi ini juga membukukan pendapatan sebesar Rp1,57 triliun atau menyusut 1,3% dibandingkan tahun 2019 tercatat sebesar Rp1,59 triliun. Dimana pendapatan usaha dan penjualan turun 17,93% menjadi Rp517,2 miliar. Tapi pendapatan konstruksi tumbuh 9,3% menjadi Rp1,031 triliun.

Kemuidan beban langsung dan beban pokok penjualan membengkak 6,3% menjadi Rp1,232 triliun. Akibatnya, laba kotor menyusut 22,35% menjadi Rp337,41 miliar. Adapun pada sisi ekuitas tercatat senilai Rp3,35 triliun, atau tumbuh 5,01% dibandingkan tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp3,19 triliun. Sedangkan kewajiban membengkak 42,11% menjadi Rp1,991 triliun.

Hasilnya, jumlah aset terkumpulkan tercatat sebesar Rp5,846 triliun, atau tumbuh 15,14% dibandingkan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp5,077 triliun. Selanjutnya, arus kas bersih dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp264,86 miliar atau menyusut 28,8% dibandingkan tahun 2019 tercatat sebesar Rp371,5 miliar.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan memproyeksikan pendapatan bisa tumbuh 50%  yoy karena rampungnya dua proyek META di sektor energi dan jalan tol di 2020. Adapun dua proyek ini dipastikan memberikan kontribusi positif ke pendapatan META di sepanjang tahun ini. Direktur META, Danni Hasan pernah bilang, perusahaan berhasil menyelesaikan proyek Pettarani dengan tepat waktu yakni pada September 2020. "Perusahaan mengharapkan di kuartal I 2021, jalan tol Pettarani dapat beroperasi penuh," jelasnya.

Adapun Danni menjelaskan kontribusi jalan tol saat ini adalah Rp 61 miliar, diharapkan jika Pettarani telah penuh beroperasi akan memberikan kontribusi sebesar Rp 186 miliar sehingga kontribusi jalan tol akan naik sebesar 200%. Sedangkan untuk proyek PLTA di Lau Gunung, akan beroperasi dengan kapasitas awal 10 MW, nantinya secara bertahap kapasitas akan meningkat menjadi 15 MW. 

Danni menjelaskan kontribusi yang diberikan sektor energi terbarukan saat ini adalah sebesar Rp 9 miliar, dengan akan beroperasinya PLTA Lau Gunung diharapkan kontribusi meningkat menjadi Rp67 miliar. Adapun dengan adanya proyek ini, Danni memproyeksikan untuk keseluruhan kontribusi, jika berjalan lancar diharapkan pendapatan konsolidasian akan meningkat sekitar 50% yoy. Selain itu, Danni juga memproyeksikan  EBITDA akan meningkat lebih tinggi lagi sekitar Rp 445 miliar atau meningkat 86% yoy. Sedangkan untuk laba bersih berbeda, karena tahun depan Perseroan mulai membayar bunga proyek Pettarani.