NERACA
Jakarta – Pandemi Covid-19 masih berkah tersendiri bagi PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) sebagai emiten peralatan medis berteknologi tinggi. Berangkat dari situ, perseroan menargetkan pendapatan dan laba bersih tahun ini sebesar 80%-100%. Perseroan akan melakukan sejumlah strategi bisnis utuk mencapai terget tersebut.”Perseroan masih mengandalkan produk jarum suntik auto disable syringe (ADS), mesin apheresis (plasma darah), antigen test dan produk baru yaitu Avimac, produk immunomodulator yang akan mulai di pasarkan di kuartal II tahun ini," kata Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk, Heru Firdausi Syarif di Jakarta Kamis (22/4).
Selain itu, hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan sepakat membagikan dividen sebesar Rp 12 per saham atau senilai Rp 18 miliar untuk tahun buku 2020. Dividen itu setara dengan 30% (dividen payout ratio) dari laba bersih 2020 yang tercatat Rp 60,52 miliar. “Jumlah dividen tahun buku 2020 yang dibagikan IRRA sebesar Rp 12 per lembar saham, jika dibandingkan dividen tahun sebelumnya jumlahnya naik 100%,"jelasnya.
Selain dibagikan untuk dividen, laba bersih 2020 2020 digunakan sebagai sisa laba ditahan untuk memperkuat permodalan perseroan. Pembayaran dividen dilakukan pada 25 Mei 2021 dengan jadwal cum dan ex dividen masing-masing 30 April dan 3 Mei 2021. Selain itu, RUPS juga sepakat untuk mengubah jajaran manajemen. Adapun susunannya menjadi sebagai berikut Komisaris Utama Dr. Tjandra Yoga Aditama, Komisaris Independen Nanan Meinanta Lasahido, Direktur Utama Heru Firdausi Syarif, Direktur Pratoto Satno Raharjo, Direktur Hendry Herman dan Direktur Dodi Nurzani.
Sampai kuartal pertama 2021 perseroan berhasil membukukan total pendapatan Rp 228,17 miliar atau tumbuh 754,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 26,71 miliar. Laba bersih sebesar Rp 20,91 miliar atau tumbuh 853,6% (year on year/YoY) dibandingkan kuartal I tahun 2020 sebesar Rp 2,2 miliar. Adapun sepanjang 2020 Itama Ranoraya berhasil membukukan kenaikan laba bersih tahun 2020 sebesar 82,3% (YoY) menjadi Rp 60,52 miliar dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp33,21 miliar. Kenaikan tersebut bersumber dari kenaikan pendapatan 100,1% menjadi Rp 563,89 miliar dari pendapatan tahun 2019 sebesar Rp 281,75 miliar.
Pada tahun 2020 perolehan kas operasi perseroan tercatat surplus Rp 147 miliar dari posisi tahun 2019 defisit -Rp 7,8 miliar. Alhasil jumlah kas dan setara kas perseroan di tahun 2020 tercatat sebesar Rp 233,04 miliar atau naik 443,7% dari posisi kas dan setara kas perseroan di tahun 2019 yang hanya sebesar Rp 42,86 miliar.
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melalui anak perusahaannya, PT Komala Indonesia menambah armada berupa satu…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melalui anak perusahaannya, PT Komala Indonesia menambah armada berupa satu…