NERACA

Jakarta - Perusahaan distributor telepon seluler, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), melalui anak usahanya PT Data Citra Mandiri (DCM), melaksanakan penandatanganan perjanjian bersyarat dengan Grandoff International Limited asal Singapura untuk membeli hak atas merek "iBox" produksi Amerika Serikat (AS) senilai US$18 juta.

Menurut Direktur Utama ERAA, Budiarto Halim, melalui perjanjian tersebut disepakati hak opsi untuk membeli sistem dan bisnis ritel. Transaksi dilakukan dengan Grandoff International Limited dan PT Hidup Gaya Digital, keduanya pemegang hak usaha iBox di Indonesia.

Dia menilai, pembelian merek iBox ini sejalan dengan rencana perseroan untuk meningkatkan penjualan sektor smartphone, khususnya produk keluaran Apple. Budiarto mengatakan, akuisisi dilakukan dengan tujuan untuk memperluas bisnis ritel perseroan. iBox merupakan toko ritel produk Apple terbesar di Indonesia.

"Dengan menguasai bisnis ritel iBox, kami bisa meningkatkan jumlah gerai dan jaringan untuk memperkuat portofolio usaha kami di bidang distribusi seluler di Indonesia," ujar Budiarto di Jakarta, Rabu (30/5). Saat ini, iBox tercatat memiliki 20 gerai yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Setelah rencana akuisisi terlaksana, perseroan dalam waktu satu sampai dua bulan ke depan akan membuka empat gerai iBox baru. "Rencananya ada empat gerai yang akan kita buka antara lain di Kemang dan Casablanca (Jakarta Selatan), dua lagi masih kita pertimbangkan lokasinya," tutur dia.

Tambah 10 gerai

Budiarto melanjutkan, setelah empat gerai berdiri, perseroan akan menambah hingga menjadi sepuluh gerai sampai akhir 2012. Saat ini, jumlah gerai iBox mencapai 20 buah yang tersebar di Indonesia.

"Nilai investainya sekitar Rp1,2 miliar per gerai. Jadi totalnya Rp12 miliar yang dialokasikan khusus gerai iBox. Itu sudah termasuk dalam rencana belanja modal yang sebesar Rp90 miliar pada tahun ini," tukas dia.

Dengan demikian, dirinya berharap bisnis ritel produk Apple ini dapat memberikan kontribusi ke penjualan konsolidasi sebesar 10%-15% pada tahun ini. Perseroan menargetkan transaksi itu selesai pada 1 Juli 2012 mendatang, sehingga di kuartal tiga tahun ini, merek iBox sudah mulai memberikan kontribusi pendapatan.

"Yang kita beli itu jaringan termasuk retailnya, bukan perusahaan," tegas Budiarto. Dia menyatakan, seluruh anggaran yang digunakan dalam pembelian itu berasal dari kas internal perseroan yang bersumber dari laba yang ditahan tahun lalu.

Kendati demikian, dirinya optimis pangsa pasar iBox di Indonesia bakal terus tumbuh ke depannya. Hal ini seiring terus meningkatnya permintaan terhadap produk iBox Apple. "Tapi kami belum berani revisi target pendapatan. Nanti kita lihat di kuartal ketiga saja," tukasnya. Sementara, target penjualan ERAA secara total diperkirakan naik 60% menjadi Rp11,04 triliun dibanding Rp6,9 triliun pada 2011.

Tak bagi dividen

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan ERAA, Syaiful Hayat menyatakan, pemegang saham perusahaan distributor telepon seluler Nokia tersebut menyetujui tidak membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2011 dan akan dilangsungkan untuk tahun buku 2012.

Sehingga, seluruh laba bersih perseroan tahun lalu menjadi laba ditahan dan cadangan. Rinciannya, sebesar Rp1 miliar ditetapkan sebagai cadangan dan Rp254,4 miliar dibukukan sebagai laba ditahan. Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan penjualan hingga Rp6,9 triliun, naik 49% atau Rp2,3 triliun dibanding tahun sebelumnya senilai Rp4,6 triliun.

Di sisi lain, laba bersih naik 17% menjadi Rp255 miliar dari sebelumnya Rp217,7 miliar. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham ERAA tidak bergerak atau stagnan di posisi Rp1.540 per lembar. Volume penjualan sebesar 599 ribu saham dengan nilai transaksi mencapai Rp914,96 juta. [ardi]