NERACA
Jakarta – Untuk menggerakan sektor industri, Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi komponen penting. Jika BBM tidak tersalurkan kepada sektor industri, maka perekonomian tidak akan berjalan. Maka dari itu, PT Pertamina (Persero) selalu berusaha memberikan BBM terbaik kepada para pelanggannya.
VP Industrial & Marine Fuel Business PT Pertamina (Persero) Waljiyanto memprediksi bahwa konsumsi solar dalam lima tahun kedepan akan naik namun jumlahnya tidak akan terlalu jauh dibandingkan lima tahun yang lalu. “Sebenarnya pandemic covid19 juga mempengaruhi penjualan kami. Akan tetapi kami meyakini konsumsi solar akan membaik dalam beberapa tahun kedepan,” kata Waljiyanto dalam webinar “Menelisik Bisnis BBM Solar di Indonesia” yang digelar oleh Ruang Energi, Kamis (8/4).
Ia menjelaskan bahwa market share solar untuk industri pada 2016 mencapai 12,2 juta Kilo Liter (KL). Pada 2017 mencapai 11,8 juta KL, 2018 capai 12,6 juta KL, 2019 mencapai 12 juta KL dan di 2020 turun menjadi 11,8 juta KL. “Jadi ada tren penurunan konsumsi solar dikarenakan adanya pandemic sehingga sektor industri berhenti,” katanya.
Lalu bagaimana dengan konsumsi solar pasca pandemic. Menurut Waljiyanto, konsumsi solar akan bergerak naik. Namun kenaikannya tidak akan terlalu signifikan. Pertamina memprediksi konsumsi solar pada 2021 capai 12,7 juta KL, 2022 mencapai 11,5 juta KL, 2023 capai 11,8 juta KL, 2024 capai 12 juta KL dan di 2025 capai 12,4 juta KL.
Disamping itu, Pertamina juga berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen. Berbagai program dilakukan seperti My Pertamina for Business yang didedikasikan untuk konsumen dengan pembelian dalam jumlah besar. “Untuk konsumen seperti Rumah Sakit (RS), hotel, restoran, UMKM juga akan kami layani dengan baik, bahkan bisa kami antarkan langsung BBMnya,” katanya.
Dalam perjalanan bisnisnya, Pertamina juga kerap mendapatkan kendala seperti menetapkan harga solar. “Memang harga BBM itu dipengaruhi oleh kurs sehingga kami harus tepat dalam menetapkan harga. Kalau terlalu tinggi, nanti konsumennya marah kalau terlalu rendah malah kita yang rugi. Selanjutnya juga masalah bencana. Jadi kita harus berinovasi dalam menyalurkan solar bisa sampai ke tujuan,” pungkasnya.
NERACA Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI Alfons Manibui menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pemberian izin tambang di…
NERACA Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan 11 program prioritas Presiden Prabowo Subianto menyerap dana sebesar Rp446,24…
NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan…
NERACA Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI Alfons Manibui menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pemberian izin tambang di…
NERACA Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan 11 program prioritas Presiden Prabowo Subianto menyerap dana sebesar Rp446,24…
NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa keanggotaan Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan…