NERACA
Jakarta – Pacu pertumbuhan bisnis di tahun pemulihan ekonomi, PT Harum Energy Tbk (HRUM) merambah bisnis pertambangan nikel. Emiten pertambangan batu bara ini dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, perseroan pada 28 Januari 2021 melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel membeli 24.287 saham milik Aquila Nickel Pte. Ltd. dalam PT Position. Jumlah itu setara 51% dari seluruh modal ditempatkan dalam PT Position.
Disebutkan, harga jual beli sebesar US$80,325 juta. Maka dengan perhitungan kurs Jisdor pada 28 Januari 2021 di level Rp14.119 per dolar AS, maka nilai transaksi US$80,325 juta setara dengan Rp1,13 triliun. Adapun, PT Position adalah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, dan memiliki Izin Usaha Pertambangan untuk komoditas nikel. Tujuan dari transaksi yang dilakukan Harum Energy adalah mengembangkan dan memperluas kegiatan usaha di bidang pertambangan.
Sebelumnya, Harum Energy terus menambahkan kepemilikan sahamnya di Nickel Mines Ltd, perusahaan tambang dan pengolahan nikel yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Australia. Nickel Mines memegang kepemilikan 80 persen terhadap PT Hengjaya Mineralindo, perusahaan yang melakukan eksplorasi nikel di daerah Sulawesi Tengah, tepatnya di kawasan Morowali.
Per 15 Desember 2020, emiten berkode saham HRUM itu menggenggam 4,88% dari seluruh modal ditempatkan dalan Nickel Mines Ltd setelah membeli 39 juta lembar saham senilai 36,74 juta dolar Australia. Adapun, Harum Energy terus menambahkan saham Nickel Mines secara bertahap. Sebelumnya, pada 16 Juni 2020, Harum Energy juga membeli 10,55 juta lembar saham Nickel Mines seharga 5,27 juta dolar Australia.
Pada 2 Juni 2020, HRUM juga memborong 68,53 juta saham Nickel Mines Limited dengan harga jual beli sebesar 34,26 juta dolar Australia. Sebagai informasi, HRUM mencatatkan laba bersih di kuartal tiga 2020 sebesar US$ 25,73 juta atau naik 60,41% dibanding priode yang sama tahun lalu mencatatkan laba bersih sebesar US$ 16,04 juta.
Sementara total pendapatan pada akhir kuartal III tahun 2020 sebesar US$ 136,14 juta atau turun 32% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sebesar US$ 200,28 juta. Tapi beban pokok pendapatan dan beban langsung tercatat sebesar US$ 98,72 juta atau turun 33,33% dibanding akhir kuartal III 2019, yang tercatat sebesar US$ 147,89 juta. Sehingga perseroan membukukan laba kotor pada akhir kuartal III 2020 sebesar US$ 37,41 juta, atau turun 28,57% dibandingkan dengan akhir kuartal III 2019, yang mencatat laba kotor sebesar US$ 52,38 juta.
Hanya saja, perseroan mencatatkan pendapatan lain lain senilai US$ 18,23 juta, sedangkan di akhir September 2019 tercatat nol. Dengan rincian perubahan nilai wajar US$ 12,04 juta dan laba selisih kurs US$ 5,56 juta. Adapun pada sisi ekuitas tercatat sebesar US$ 422,09 juta atau tumbuh 5,6% dibanding akhir kuartal III 2019, yang tercatat sebesar US$ 399,58 juta. Sedangkan kewajiban perseroan tercatat sebesar US$ 42,7 juta atau turun 9,9% dibanding akhir September 2019, yang tercatat sebesar US$ 47,4 juta.
Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Carsurin Tbk (CSRN) menargetkan pendapatan tumbuh 34,26% year on year (yoy) menjadi Rp602,19 miliar dibandingkan pendapatan…
Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Carsurin Tbk (CSRN) menargetkan pendapatan tumbuh 34,26% year on year (yoy) menjadi Rp602,19 miliar dibandingkan pendapatan…