Jelang Tutup Tahun - BEI Suspensi Saham ISAT, FPNI dan TECH

NERACA

Jakarta – Mengawali perdagangan saham Senin (28/12) di pekan terakhir tahun 2020, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) dan PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) di pasar reguler dan pasar tunai mulai. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam keterbukaan informasi di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan BEI, suspensi dilakukan dalam rangka cooling down karena terjadi peningkatan harga saham yang signifikan terhadap tiga emiten tersebut. P.H.Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Zakky Gufron, dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.

Sekadar informasi, perdagangan saham PT Indosat Tbk, pada, Rabu (23/12) terpantau ditutup menguat 7,62% ke harga Rp5.650 per saham. Sedangkan perdagangan saham PT Lotte Chemical Titan Tbk pada, Rabu (23/12) terpantau ditutup menguat 24,43% ke harga Rp326 per saham dan perdagangan saham PT Indosterling Technomedia Tbk pada, Rabu (23/12) juga tercatat ditutup menguat 25,00% ke harga Rp800 per saham.

Maka sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham ISAT, FPNI, dan TECH, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham perseroan di pasar reguler dan pasar tunai pada perdagangan tanggal 28 Desember 2020 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut. Sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (28/12), dibuka menguat 58,29 poin atau 0,97% ke posisi 6.067. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 16,26 poin atau 1,74% ke posisi 953,06.

Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporan yang dikutip Antara mengungkapkan, IHGS diperkirakan akan menguat mengikuti kuatnya sentimen global. Pasar AS pada hari Kamis (24/12) lalu sebelum libur Natal ditutup menguat. Perhatian dari investor AS tertuju pada pemberian stimulus fiskal yang dikabarkan berjumlah US$ 900 miliar dan di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah untuk satu tahun hingga September 2021 sebesar US$ 1,4 triliun atau akan setara dengan bantuan langsung tunai sebesar US$ 600 per orang.

Namun paket stimulus tersebut masih tersendat pada persetujuan dari Presiden AS Donald Trump yang ingin menaikkan bantuan langsung tunai US$ 2.000 per orang dan US$ 4.000 per orang untuk pasangan yang menikah. Sentimen global lainnya yang dapat dicermati adalah berkembangnya varian baru virus Covid-19 dari Inggris. Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) telah mengidentifikasi virus tersebut di Denmark, Belanda, dan Australia.

BERITA TERKAIT

RUPST Adhi Karya Setujui Laporan Keuangan Tahun 2024

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui laporan keuangan ADHI tahun buku…

Jadi Hunian Paling Diburu di Malang - PPRO Catat Laris Manis Penjualan Begawan Apartemen

Dalam situasi pasar properti yang penuh tantangan saat ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan capaian membanggakan di awal tahun…

Dua Putra Utama Makmur (DPUM) Berhasil Balikkan Rugi Jadi Laba

  NERACA Jakarta – PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM) berhasil memperoleh kinerja positif pada kuartal I/2025 dengan mencatatkan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

RUPST Adhi Karya Setujui Laporan Keuangan Tahun 2024

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui laporan keuangan ADHI tahun buku…

Jadi Hunian Paling Diburu di Malang - PPRO Catat Laris Manis Penjualan Begawan Apartemen

Dalam situasi pasar properti yang penuh tantangan saat ini, PT PP Properti Tbk (PPRO) mencatatkan capaian membanggakan di awal tahun…

Dua Putra Utama Makmur (DPUM) Berhasil Balikkan Rugi Jadi Laba

  NERACA Jakarta – PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. (DPUM) berhasil memperoleh kinerja positif pada kuartal I/2025 dengan mencatatkan…