Bidik Rights Issue Rp 1,26 Triliun - FKS Food Bakal Kuasai Saham Tiga Pilar

NERACA

Jakarta – Aksi korporasi PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food perkuat modal dengan berniat menggelar penerbitan saham baru melalui skema private placement dan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terleih dahulu (HMETD) atau rights issue mendapatkan respon positif dari pelaku pasar. Buktinya, dibalik rencan tersebut, perseroan telah memiliki pembelia siaga.

Perseroan dalam prospektus ringkasnya yang dirilis di Jakarta, kemarin menyebutkan, PT Pangan Sejahtera Investama (PASTI) yang tercatat sebagai pengendali 32,77% saham perseroan per 18 September 2020 telah menyatakan kesanggupan mengambil sebanyak 3,74 miliar saham baru. Sebagai informasi, saham Pangan Sejahtera dikendalikan 99,6% oleh FKS Food and Ingredients dan 0,4% oleh FKS Corporindo Indonesia. Para pengendali ini dimiliki oleh perusahaan asal Singapura, FKS Food and Agri Pte Ltd (FKS Group).

Sementara itu, anak usaha Pangan Sejahtera, PT Asta Aksara Sentosa juga menyatakan kesanggupan menyerap 800 juta saham baru TPS Food. Selain dua perusahaan ini, TPS Food mengaku belum menentukan pihak lain yang akan menyerap sisa 1,47 miliar saham baru. Asal tahu saja, dengan aksi korporasi ini berpotensi menjadikan PT FKS Food and Ingredients, bagian dari FKS Group melalui dua anak usahanya menjadi pemegang 56,58% saham produsen snack Taro tersebut.

Pada aksi private placement, TPS Food berencana menerbitkan 6 miliar saham seri B atau setara 55,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga pelaksanaan yang diusulkan perseroan adalah Rp 210 per saham, sehingga perseroan berpotensi meraih dana Rp 1,26 triliun. TPS Food sendiri mengungkapkan, tujuan penerbitan saham baru ini adalah perseroan bermaksud memperbaiki kondisi keuangan untuk menjaga keberlangsungan usaha.

Kemudian sesuai rencana, TPS Food akan menggunakan dana hasil private placement sebanyak Rp 650,86 miliar untuk membayar utang obligasi, sukuk dan utang kepada Bank JP Morgan. Selain itu, sebanyak Rp 183,70 miliar akan disalurkan untuk penyertaan modal kepada anak usaha dan Rp 425,43 miliar akan dimanfaatkan sebagai modal kerja TPS Food. Khusus bagian utang, rinciannya adalah obligasi dan sukuk ijarah TPS Food I tahun 2013 dengan jumlah masing-masing Rp 600 miliar dan Rp 300 miliar.

Berdasarkan perjanjian damai Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), TPS Food memiliki call option dengan harga 25% dari saldo terutang hingga 30 Juni 2022. Selanjutnya, ada pula Sukuk Ijarah TPS Food II tahun 2016 senilai Rp 1,2 triliun. Semula sukuk tersebut jatuh tempo 19 Juli 2021, kemudian direstrukturisasi sehingga jatuh tempo menjadi 30 Juni 2029. TPS Food turut memiliki call option sebesar 25% dari saldo terutang pada sukuk ijarah ini. Adapun, TPS Food tercatat memiliki utang bank yang telah melewati rangkaian restrukturisaisi.

Kewajiban tersebut antara lain sebanyak Rp 333,78 miliar kepada JP Morgan, Rp 434,88 miliar kepada Citibank, dan Rp 92,32 miliar kepada Standard Chartered. TPS Food punya call option sebanyak 30% dari total utang bank tersebut sampai 31 Desember 2020.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…