NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong ekspor berbagai komoditas, termasuk pangan. Dalam hal ini bawang merah diekspor ke Malaysia.
Ekspor dilakukan melalui pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara sebanyak satu kontainer (20 ton) dari total lima kontainer (100 ton) yang akan dikirimkan ke Malaysia. Ekspor ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Perdagangan terhadap para pelaku usaha untuk terus bertahan dan meningkatkan ekspornya di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
“Momentum pelepasan ekspor produk bernilai tambah ini sekaligus merupakan wujud konkret Pemerintah bersama para pelaku bisnis untuk terus berupaya menjaga neraca perdagangan. Diharapkan pelaku bisnis terus berinovasi menciptakan produk-produk bernilai tambah dan memanfaatkan peluang pasar yang ada, agar bisa bersaing di dalam maupun luar negeri,” kata Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto.
Agus menyampaikan, Kemendag mengapresiasi upaya keras pelaku bisnis, seperti PT Inti Sumber Citra Rasa dari Sumatra Utara yang terus melakukan inovasi pengembangan produk ekspor di masa pandemi.
“Hal ini membuktikan bahwa industri di dalam negeri masih memiliki peluang peningkatan ekspor di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19,” tandas Agus.
Menurut Agus, kunci keberhasilan PT Inti Sumber Citra Rasa adalah kemampuannya memberikan nilai tambah disesuaikan dengan standar halal dan kesehatan. Selain itu, perusahaan ini mampu melakukan penyesuaian terhadap perubahan selera konsumen di pasar global.
Bawang merah goreng ini dikemas dengan baik dan menggunakan merek lokal ‘Mamamia’. Mendag menyampaikan, untuk menjaga neraca perdagangan, Kemendag telah menerapkan kebijakan peningkatan ekspor yang berbasis hilirisasi komoditas. Salah satunya adalah pengolahan komoditas bawang merah menjadi “bawang merah goreng” guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk di pasar global.
Sejak 2017, Indonesia berhasil meningkatkan produksi dan swasembada bawang merah sehingga tidak lagi mengimpor. Bahkan tren ekspor komoditas ini mengalami kenaikan rata-rata 39,38 persen selama periode 2015—2019. Hal ini menjadikan bawang merah sebagai salah satu komoditas unggulan dalam memperkuat neraca perdagangan Indonesia.
Sentra produksi bawang merah Indonesia tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar kontribusi nasional berada di pulau Jawa, seperti Jawa Tengah berkontribusi terhadap produksi nasional sebesar 30,49 persen, Jawa Timur (25,81 persen), Jawa Barat (10,98 persen); serta di Nusa Tenggara Barat (11,91 persen), Sumatra Barat (7,75 persen), Sulawesi Selatan (6,44 persen), dan Sumatra Utara (1,14 persen).
Sebelumnya, Kemendag telah melakukan beberapa pelepasan ekspor selama masa pandemi. Kegiatan tersebut di antaranya adalah pelepasan ekspor perdana produk jamu Sido Muncul ke Arab Saudi, pelepasan kontainer ekspor ke-4000 Mayora Group, pelepasan kontainer ekspor produk tekstil ke-11 juta meter PT Ateja Tritunggal ke-84 negara, serta pelepasan ekspor perdana produk kopi olahan PT UCC Victor Oro Prima ke Tiongkok.
“Pelepasan ekspor ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi pelaku bisnis lainnya untuk terus mengembangkan ekspornya. Dengan tetap mendorong aktivitas produksi dan pemasaran sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat terus berjalan,” ungkap Agus.
Bawang Putih
Sebelumnya, pemerintah juga melakukan ekspor bawang putih sebanyak 15 ton dari target 1.000 ton ke Taiwan. Ini merupakan kado indah jelang HUT kemerdekaan ke-75 Republik lndonesia karena selama 25 tahun lebih Indonesia mengalami kebergantungan bawang putih konsumsi asal impor.
Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengaku bersyukur dengan capaian ini lantaran momentumnya tepat menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-75 serta di tengah upaya jajaran Kementan menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ekspor pertanian. Swasembada bawang putih terakhir terjadi sebelum krisis moneter (krismon), tepatnya 1994. Kala itu, budi daya dilakukan di 100 kabupaten lebih dan impornya tidak pernah melampui 10% dari kebutuhan nasional.
"Saat ini kondisinya berbalik. Kebutuhan bawang putih nasional 580.000-600.000 ton per tahun, namun lebih dari 95% kebutuhan nasional dipenuhi dari impor. Lebih dari Rp 8 triliun devisa kita dipakai untuk beli bawang putih dari luar," kata Prihasto.
Karena itu, kata Prihasto, pihaknya akan berusaha membangkitkan kembali bawang putih lokal walaupun tidak mudah karena sudah ketinggalan lebih dari 20 tahun, dan saat inilah menjadi momentum untuk bangkit kembali melalui ekspor perdana bawang putih di Brebes.
Namun, harus diakui ini bukanlah perkara mudah untuk menggenjot produksi bawang putih lokal. Pangkalnya, dari 100 kabupaten saat ini hanya menyisakan beberapa kabupaten yang masih eksis membudidayakan bawang putih diantaranya Lombok Timur, Temanggung, Magelang, dan Karanganyar.
Upaya kembali menggeliatkan bawang putih nasional mulai dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Diantaranya telah melakukan kunjungan ke berbagai daerah maupun ke China selaku produsen bawang putih terbesar dunia untuk mendapatkan referensi.
Berdasarkan pengamatannya, Indonesia mesti menjamin ketersediaan benih bawang putih. "Kedua, memberikan pelatihan kepada petani," ucap Prihasto.
Prihasto melanjutkan, bawang putih lokal aromanya lebih kuat daripada impor mengingat kandungan senyawa alisinnya berlimpah. Sehingga, aroma satu siungnya setara 3-4 siung produk impor.
"Cuma masalahnya, preferensi masyarakat secara umum lebih senang dengan bawang ukuran besar. Kenapa? Bawang putih impor ukurannya besar sehingga tidak menghabiskan waktu dan mudah dalam pengupasan. Sementara lokal ukurannya kecil-kecil, ngupasnya susah meski kandungan alisin jauh lebih tinggi," urai Prihasto.
Kendati begitu, Prihasto menegaskan, ukuran bawang putih lokal bisa menjadi besar. Hal ini dibuktikannya dengan produk dari Karanganyar. "Kuncinya satu, gunakan benih dari siung yang ukurannya besar," tegas Prihasto.
NERACA Lumajang — Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman menegaskan pihaknya akan melindungi petani dari praktik penjualan pupuk bersubsidi…
NERACA Jakarta – Pemerintah terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan swasembada pangan sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi besar menuju kedaulatan…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat realisasi Kredit Program sektor kelautan dan perikanan pada triwulan I 2025…
NERACA Lumajang — Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman menegaskan pihaknya akan melindungi petani dari praktik penjualan pupuk bersubsidi…
NERACA Jakarta – Pemerintah terus memperkuat komitmen dalam mewujudkan swasembada pangan sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi besar menuju kedaulatan…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat realisasi Kredit Program sektor kelautan dan perikanan pada triwulan I 2025…