Konsumsi Protein Nabati Bisa Turunkan Risiko Kematian

Studi terbaru peneliti dari Divisi Epidemiologi Kanker dan Genetik, National Cancer Institute menemukan keterkaitan antara konsumsi makanan berbasis protein tumbuhan atau nabati dengan penurunan risiko kematian. Para peneliti mulanya mencari hubungan antara pilihan protein yang dikonsumsi seseorang dengan angka kematian di Amerika Serikat.

Hasilnya, konsumsi protein dari makanan berbasis tumbuhan atau nabati menyebabkan risiko kematian yang lebih rendah. Belakangan diet makanan berbasis nabati alias plant-based diet memang ramai dibicarakan.

Tapi bukan berarti Anda dituntut buat jadi vegan atau vegetarian. Dalam konsep ini Anda secara sadar dan proporsional lebih banyak memilih makanan berbasis tumbuhan. Bukti yang didapat dari studi itu menunjukkan bahwa salah satu yang bisa direkomendasikan untuk menjaga kesehatan adalah modifikasi diet dalam pemilihan sumber protein.

Makanan dari sumber nabati disebut lebih bisa meningkatkan kesehatan dan memperpanjang harapan usia. Namun tak semata buah dan sayur, Anda makanan berbasis nabati juga bisa Anda dapat dari kacang-kacangan, biji-bijian, dan lemak sehat.

Melansir dari Metro, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine melihat data pada lebih dari 416.104 laki-laki dan perempuan di Institut Kesehatan Nasional AS selama periode lebih 16 tahun dengan hampir 78.000 kematian.

Rata-rata, partisipan memperoleh 15 persen asupan energi dari protein, 40 persen dari tumbuhan dan 60 persen dari protein hewani termasuk 19 persen dari produk susu.

Hasilnya, konsumsi protein nabati berhubungan dengan penurunan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Hubungan ini terbilang kuat ketika merujuk pada jenis-jenis makanan seperti roti, sereal dan pasta daripada daging dan telur.

Terbukti dengan mengganti telur dengan makanan berbasis tumbuhan berhubungan dengan risiko kematian 24 persen lebih rendah pada pria dan 21 persen lebih rendah pada perempuan. Para peneliti menyebut temuan ini membuktikan perubahan diet mampu mempengaruhi kesehatan dan harapan hidup.

Di samping pilihan makanan, peneliti juga melihat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi seperti, kebiasaan merokok, diabetes, konsumsi buah dan penggunaan suplemen makanan.

Analisis data studi ini dilakukan sejak Oktober 2018 hingga April 2020. Validasi data berbasis pada kuesioner berisi informasi frekuensi jenis makanan pada diet, termasuk asupan dari protein dari nabati dan hewani.

Di sisi lain, Beberapa jenis makanan nabati memiliki kandungan protein yang nyaris sama seperti daging. Sebagian orang umumnya terbesit daging ketika hendak mencukupi kebutuhan protein tubuh--untuk pertumbuhan otot.

Tapi bertentangan dengan anggapan populer, sejumlah protein dapat ditemukan dalam makanan nabati. Jika Anda bisa mendapatkan lebih 20 gram protein dari masing-masing tiga ons ayam atau steak, maka alternatif nabati juga bisa memberikan jumlah yang hampir sama.

Tak selamanya Anda harus memenuhi kebutuhan protein dengan memakan daging. Ada kalanya Anda bisa mencoba mendapatkan alternatif makanan lain dari tumbuh-tumbuhan yang juga mengandung protein setara daging.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…