Ditopang Penjualan Minuman Herbal - Sido Muncul Cetak Kinerja Positif Saat Pandemi

NERACA

Jakarta – Kinerja keuangan PT Industri Jamu Dan Farmasi Tbk (SIDO) di akhir semester satu tahun 2020 berhasil mencatatkan hasil positif di tengah pandemi Covid-19. Dimana perusahaan produsen jamu Tolak Angin ini  mencatatkan laba bersih sebesar Rp413,79 miliar, atau naik 10,58% dibanding priode yang sama tahun lalu mencatatkan laba bersih sebesar Rp374,11 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan tanpa audit di Jakarta, kemarin.

Sementar penjualan juga tumbuh 3,51% menjadi Rp 1,45 triliun dibandingkan penjualan dipriode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,41 triliun. Pertumbuhan penjualan didorong oleh kenaikan penjualan segmen makanan dan minuman serta segmen farmasi. Disebutkan, penjualan makanan dan minuman SIDO naik 16,28% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 469,16 miliar di semester I 2020. 

Sementara itu, penjualan segmen produk farmasi tumbuh 6,03% yoy menjadi Rp 67,35 miliar di akhir Juni lalu. Berbeda dengan kedua segmen tersebut, penjualan segmen produk jamu herbal dan suplemen justru justru turun 2,11% yoy menjadi Rp 923,19 miliar di semester satu 2020. Seiring kenaikan penjualan, beban pokok penjualan ikut terangkat 4,06% yoy menjadi Rp 678,39 miliar di semester satu 2020. Sebelumnya, beban pokok penjualan SIDO hanya mencapai Rp 651,92 miliar pada semester satu 2019 lalu.

Kenaikan pengeluaran juga terjadi pada pos beban penjualan dan pemasaran yang naik tipis 0,71% yoy dari semula  Rp 186,35 miliar di semester satu 2019 menjadi Rp 187,68 miliar pada semester satu 2020. Kendati demikian, SIDO juga berhasil menekan pengeluaran pada pos beban umum dan administrasi menjadi  Rp 91,13 miliar di semester I 2020. Angka tersebut turun 13,62% dibanding pengeluaran beban umum dan administrasi SIDO sebelumnya yang mencapai Rp 105,51 miliar di semester I 2019.

Di sisi lain, biaya keuangan SIDO juga tercatat mengalami penurunan sebesar 18,91% yoy menjadi Rp 60 juta di semester I 2020. Sebelumnya, biaya keuangan SIDO tercatat sebesar  Rp 74 juta pada semester I 2019 lalu. Per 30 Juni 2020 lalu, total aset SIDO tercatat sebesar Rp 3,44 triliun. Angka tersebut terdiri dari total ekuitas sebesar Rp 3,07 triliun dan total liabilitas sebesar Rp 366,52 miliar.

Sementara itu, kas dan setara kas akhir periode SIDO tercatat sebesar Rp 782,89 miliar pada 30 Juni 2020 lalu. Angka tersebut turun 9,47% dibanding kas dan setara kas awal tahun tahun buku 2020 yang tercatat sebesar Rp 864,82 miliar. Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard seperti dikutip bisnis mengatakan, kenaikan pendapatan pada paruh pertama tahun  terkerek oleh pertumbuhan penjualan dari lini minuman kesehatan.

Dia mengakui, permintaan produk minuman kesehatan meningkat di tengah pandemi Covid-19.“Naiknya permintaan akan produk-produk minuman kesehatan seperti: produk minuman VIT C 1000, serta minuman herbal, menjadi pendorong utama kinerja penjualan di semester pertama tahun ini,” ungkap Leonard .

Menurut Leonard, penjualan domestik pada segmen herbal masih mengalami kenaikan. Namun secara konsolidasi, penjualan segmen herbal dan suplemen mengalami sedikit pelemahan yang terutama disebabkan oleh penurunan penjualan ekspor di Filipina. Adapun, total kontribusi penjualan ekspor hingga semester pertama ini adalah sekitar 2% atas total penjualan.

Asal tahu saja, di kuartal kedua tahun ini, perseroan meluncurkan produk atau varian baru seperti Esemag, Tolak Linu Cool, Kapsul JSH, dan sebagainya. Hingga pertengahan tahun ini, SIDO juga telah meluncurkan 14 produk dan varian yang baru untuk mendukung gaya hidup masyarakat yang lebih sehat terutama memasuki situasi kenormalan baru.

BERITA TERKAIT

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…