NERACA
Jakarta –Kabar adanya gagal bayar PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) terhadap beberapa obligasi yang jatuh tempo menjadi pertimbangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperpanjang penghentian sementara (suspensi) perdagangan efek PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). Suspensi dilakukan di seluruh pasar sejak perdagangan sesi I Senin (22/6) hingga pengumuman lebih lanjut.
Adapun suspensi dilakukan terhadap pada saham dan obligasi Tiphone Mobile Indonesia seperti TELE, TELE01CCN2, TELE01BCN3, dan TELE02CN2. BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, perpanjangan suspensi mempertimbangkan pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 19 Juni 2020 terkait penundaan pembayaran pokok dan bunga ke-12 Obligasi Berkelanjutan I Tiphone tahap III tahun 2017 seri B.
Selain itu, suspensi juga mempertimbangkan pengumuman KSEI tertanggal 18 Juni 2020 terkait Penundaan Pembayaran Bunga ke -3 Obligasi Berkelanjutan II Tiphone tahap II tahun 2019. Asal tahu saja, suspensi ini merupakan perpanjangan dari pengumuman penghentian sementara efek Tiphone pada 10 Juni 2020 yang lalu.
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 Vera Florida dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Irvan Susandy dalam keterbukaan informasi kemarin menuturkan, pihak bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan. Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk II Tahap II Tahun 2019 menjadi idD dari idCCC.
Pefindo menurunkan peringkat tersebut pada Jumat 19 Juni 2020 karena TELE gagal membayar kupon obligasi sejumlah Rp 19 miliar pada tanggal 19 Juni 2020. Berdasarkan pengumuman KSEI No KSEI-6621/DIR/0620, TELE menyebut telah menunda pembayaran bunga ke-3 dari obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2019.
Ayuningtyas Nur Paramitasari dan Christyanto Wijaya, analis Pefindo dalam rilis 19 Juni 2020 menyampaikan, pihaknya juga menegaskan peringkat perusahaan TELE di idSD dan peringkat Obligasi Berkelanjutan I / 2016-2017 di idCCC. Selain itu, Pefindo memperkirakan posisi likuiditas TELE berada di bawah tekanan setelah menghasilkan pendapatan yang lebih rendah dan waktu pengumpulan piutang yang lebih lama karena wabah Covid-19.
Selain itu, Pefindo melihat ada risiko pembiayaan kembali yang sangat tinggi untuk Obligasi Berkelanjutan I tahun 2017 yang jatuh tempo pada 22 Juni 2020 sebesar Rp 231 miliar. Pefindo menjelaskan, peringkat TELE dan obligasi yang beredar dapat diturunkan menjadi idD ("Default") jika perusahaan ini tidak dapat membayar semua kewajiban finansialnya pada tanggal jatuh tempo masing-masing.
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…