SCPI Rampungkan Rencana Go Private

NERACA

Jakarta – Emiten farmasi, PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI) masih merampungkan proses menjadi perusahaan go private. Hal ini menyusul rencana delisting perseroan yang telah disetujui pada Januari 2014 silam. "Secara kinerja 2018 dan 2019 hampir sama, kami belum menyelesaikan audit laporan keuangan untuk 2019 kemungkinan akhir bulan ini. Dari laba 2018 kami juga belum ada rencana pembagian dividen,"kata Sekretaris Perusahaan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, Erwin Agung di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, perseroan lebih memilih melakukan penyelesaian hutang dan go private yang sudah direncanakan sejak lama. Pasalnya, persoalan delisting tertunda karena perseroan kesulitan mencari 300 orang pemegang saham yang tidak bisa diidentifikasi. Alhasil, dalam menentukan target penyelesaian delisting pun perseroan belum memiliki gambaran karena kesulitan pencarian investor tersebut.

Erwin mengemukakan, prinsipnya alasan perseroan ingin menjadi perusahaan privat dengan pertimbangan simplifikasi agar tidak terbebani kewajiban publik yang harus dipenuhi."Secara kebutuhan permodalan kami menganggap tidak perlu lagi dari luar, modal tahun ini juga kami menggunakan dana internal juga paling pinjaman dari induk," ujarnya.

Sebagai informasi, sampai 2018 lalu perseroan masih berhasil mencetak laba Rp127,09 miliar naik sedikit dari 2017 yang sebesar Rp122,51 miliar. Sementara dari sisi penjualan sepanjang 2018 berhasil naik 0,96% atau Rp2,20 triliun dibanding periode tahun sebelumnya. Perseroan, kata Erwin, memastikan kondisi daya beli masyarakat tidak memengaruhi bisnisnya di Tanah Air.

Menurutnya, daya beli masyarakat tak banyak berpengaruh pasalnya fokus produk yang disediakan perseroan yakni obat inovatif bukan generik."Di Indonesia produk inovatif itu kurang atau boleh dibilang harganya lumayan tinggi sedangkan daya beli masyarakat belum sesuai dengan yang kami inginkan," katanya.

Dengan tren dagang-el saat ini, masyarakat lebih dihadapkan pada banyak pilihan. Artinya, setiap dana yang dimiliki juga berhadapan dengan berbagai macam alokasi, sedangkan kesehatan hanya menjadi penting ketika mereka dalam kondisi sakit atau dalam keadaan tertentu.

Meski demikian, Erwin mengatakan, perseroan tetap memiliki strategi untuk mengantisipasi daya beli masyarakat. Salah satunya dengan lebih fokus pada produk onkologi dan vaksin mengingat produk primary care atau obat sehari-hari kini memiliki banyak pesaing. (bi/bani)

BERITA TERKAIT

Untuk Masa Depan Lebih Baik - Pentingnya Siswa Belajar Transisi Energi Bersih

Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…

Perluas Akses Investasi Crypto - PINTU Tingkatkan Komisi Referral Program

PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…

Ditopang Segmen Inspeksi - Carsurin Targetkan Pendapatan Tumbuh 34,26%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Carsurin Tbk (CSRN) menargetkan pendapatan tumbuh 34,26% year on year (yoy) menjadi Rp602,19 miliar dibandingkan pendapatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Untuk Masa Depan Lebih Baik - Pentingnya Siswa Belajar Transisi Energi Bersih

Partisipasi aktif dari sektor pendidikan memiliki peran penting dalam percepatan transformasi energi terbarukan yang adil dan inklusif. Karenanya, pengembangan pengetahuan…

Perluas Akses Investasi Crypto - PINTU Tingkatkan Komisi Referral Program

PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong lebih luas penetrasi aset crypto…

Ditopang Segmen Inspeksi - Carsurin Targetkan Pendapatan Tumbuh 34,26%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Carsurin Tbk (CSRN) menargetkan pendapatan tumbuh 34,26% year on year (yoy) menjadi Rp602,19 miliar dibandingkan pendapatan…