Satu Global Serap IPO Agro Yasa Lestari

NERACA

Jakarta – Setelah resmi mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rencana PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) go public akan berjalan mulus. Apalagi, PT Satu Global Investama akan berperan sebagai pembeli siaga dalam aksi korporasi perseroan dalam melakukan penawaran umum saham perdana pada Februari mendatang.

Calvin Lutvi, Founder & CEO PT Satu Global Investama (SGI) dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan bahwa perusahaan bersedia menjadi standby buyer atas IPO PT Agro Yasa Lestari Tbk. dengan pertimbangan prospek kinerja calon emiten akan semakin baik usai pelakukan IPO.”Dari hasil IPO sekitar 85 persen akan digunakan sebagai modal kerja dan 15 persen sisanya untuk pembayaran utang, artinya perusahaan ini memiliki semangat tumbuh yang bagus,” ujarnyanya.

PT Agro Yasa Lestari, lanjutnya, akan melepas 30% kepemilikan saham atau setara dengan 258 juta lembar. Harga penawaran IPO diperkirakan berada di Rp100 per lembar sehingga total dana yang dikumpulkan sebanyak Rp25 miliar. Dalam aksi korporasinya, PT Agro Yasa Lestari Tbk. secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 207 juta Waran Seri I. Setiap pemegang saham baru diberikan Waran Seri 1 secara cuma-cuma dengan perbandingan 5 saham baru mendapatkan 4 Waran Seri 1 atau 5:1.

Secara garis besar, PT Agro Yasa Lestari Tbk. bergerak di bidang perdagangan, industri pengolahan, pertanian, dan jasa. Perseroan melakukan perdagangan hasil pertanian, industri pengolahan hasil pertanian, dan produk-produk jasa konsultasi pertanian. Dalam aksi korporasi ini, perseroan dinilai memenuhi kriteria Efek Syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan. Usai melakukan bookbuilding, perseroan direncanakan resmi melantai dibursa saham Indonesia pada 14 Februari 2020.

Sebagai informasi, pihak BEI sebelumnya menyebut ada 27 calon emiten yang masuk ke dalam daftar calon emiten untuk melakukan penawaran umum saham perdana. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setya  pernah bilang, pihaknya sudah mengantongi 27 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline untuk melakukan IPO. Masuk pipeline artinya perusahaan itu sudah menyampaikan dokumen persyaratan IPO dan sedang diproses oleh bursa.”Pipeline itu yang sudah submit dokumen dan proses, artinya sudah di tangan kita. Bukan hanya dengar-dengar atau diskusi,”ujarnya.

Menurutnya, sekitar 40% dari daftar 27 perusahaan itu merupakan kelas besar dengan aset di atas Rp250 miliar. Adapun, perusahaan kelas menengah dan kecil berkontribusi masing-masing 30%. Perusahaan kelas menengah dan kecil tersebut nantinya akan masuk ke papan pengembangan, bukan papan akselerasi.

Sektor industri calon emiten itu cukup merata, yakni mencakup perkebunan, consumer goods, properti, finansial, perdagangan, dan investasi. Beberapa di antaranya sudah melakukan mini expose di BEI. Nyoman menambahkan pihaknya masih membantu proses perusahaan-perusahaan lainnya yang ingin melakukan IPO, termasuk perusahaan rintisan dan UMKM.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…