NERACA
Jakarta –Menjaga pertumbuhan bisnis di tahun ini, berbagai upaya dilakukan emiten selain ekspansi ada juga efisiensi. Hal inilah yang dilakukan PT Lautan Luas Tbk (LTLS) yang resmi menggabungkan dua anak usaha perseroan untuk meningkatkan efisiensi. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, dua anak usaha perseroan yang dimerger, yakni PT Dunia Kimia Jaya dan PT Advance Stabilindo Industry. Keduanya berkedudukan di Bekasi.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Lautan Luas, Herman Santoso menyampaikan, rencana penggabungan usaha dua entitas Lautan Luasa tertuang dalam surat No. 113/LTL-LCS/VIII/2019 pada 4 Agustus 2019. Selanjutnya persetujuan, penerimaan pemberitahuan penggabungan dan perubahan anggaran dasar PT Dunia Kimia Jaya dari Menteri Hukum dan HAM tertuang dalam surat No.133/LTL-LCS/IX/2019.”Pada 3 Januari 2020, perseroan menerima pemberitahuan dari PT Dunia Kimia Jaya bahwa penggabungan usaha antara DKJ dan ASI telah efektif per 1 Januari 2020 dan pelaksanaan di lapangan sudah berjalan dengan baik,"ujarnya.
Lebih lanjut, aksi korporasi itu diharapkan dapat meningkatkan efiensi pengelolaan sumber daya dalam anak perusahaan Lautan Luas. Berdasarkan laporan keuangan per September 2019, DKJ merupakan produsen kimia yang beroperasi sejak 1979 dan memiliki tital aset Rp405,72 miliar. Sementara itu, ASI bergerak di bidang usaha yang sama dengan jumlah aset yang lebih kecil, yaitu Rp115,81 miliar.
Hingga September 2019, LTLS memiliki total aset Rp5,92 triliun. Adapun total liabilitas dan ekuitas perseroan masing-masing sebesar Rp3,76 triliun dan Rp2,15 triliun. Kemudian untuk meningkatkan kinerja, perseroan mengalokasikan belanja modal tahun ini sebesar Rp 300 miliar.
Elly Mariana Tansil, Head of Corporate Finance LTLS pernah bilang, sebagian besar penggunaan capex untuk penambahan kapasitas sodium silikat di pabrik Gresik. Dimana perusahaan tersebut diketahui bernama PT Liku Telaga yang juga memproduk produk kimia lainnya seperti asam sulfat dan aluminium sulfat. Sodium silikat yang tengah ditambah kapasitasnya diaplikasikan sebagai bahan kimia pendukung untuk memproduksi detergen, keramik dan kertas.
Selain itu, tahun ini perusahaan juga akan memperkuat lini bisnis manufaktur dibidang krimer yang diampu oleh anak usaha PT Lautan Natural Krimerindo. Saat ini kapasitas produksi krimer mencapai 60.000 ton per tahun dan produknya telah tersebar di toko ritel modern seluruh Indonesia. Berbekal penguatan di lini manufaktur tersebut, perseroan membidik pertumbuhan penjualan sebesar 10% di tahun 2020 nanti. Segmen bisnis manufaktur dinilai memiliki tren pertumbuhan yang positif beberapa tahun belakangan.
Joshua C Asali, Direktur LTLS menambahkan, segmen tersebut bakal menggeser perolehan bisnis dari segmen distribusi yang tiap tahun mengalami penyusutan. Sebagai gambaran di tahun 2017 penjualan dari segmen distribusi tercatat senilai Rp3,45 triliun sedangkan ditahun berikutnya hanya Rp 3,39 triliun.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menjadi sponsor bagi tiga klub sepakbola Liga 1 Nasional dalam rangka meningkatkan…
Dukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat, PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaksanakan kegiatan sosial melalui program…
Genjot pertumbuhan penjualan, Savyavasa yang merupakan hunian mewah hasil kolaborasi Swire Properties dan JSI Group yang dikembangkan oleh PT Jantra…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menjadi sponsor bagi tiga klub sepakbola Liga 1 Nasional dalam rangka meningkatkan…
Dukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat, PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaksanakan kegiatan sosial melalui program…
Genjot pertumbuhan penjualan, Savyavasa yang merupakan hunian mewah hasil kolaborasi Swire Properties dan JSI Group yang dikembangkan oleh PT Jantra…