NERACA
Jakarta - Tahun ini, PT Steel Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo memproyeksikan penjualan tumbuh 15% hingga 20%. Emiten produsen pipa baja ini menjelaskan, potensi pertumbuhan itu mempertimbangkan beberapa faktor dari dalam negeri. “Faktor pendorong utama masih berasal dari dalam negeri, yaitu sektor infrastruktur yang diharapkan memiliki dampak lanjutan pada 2020. Salah satunya yaitu percepatan pembangunan di area-area yang saat ini dilewati oleh jalan tol,”kata Investor Relation Steel Pipe Industry of Indonesia, Johanes Wahyudi Edward di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, sektor konstruksi, infrastruktur dan utilitas menjadi pasar utama yang menyerap produk perseroan dengan porsi sebesar 64% pada kuartal III/2019. Setelahnya, industri otomotif dan furnitur berkontribusi sebesar 19% dan 17% terhadap total penjualan perusahaan. Pada periode sembilan bulan 2019, perseroan membukukan penjualan dan pendapatan jasa senilai Rp3,61 triliun atau tumbuh 6,58% secara tahunan dari Rp3,39 triliun.
Kemudian laba periode berjalan tercatat senilai Rp122,25 miliar melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp15,54 miliar. Johanes menambahkan walaupun tahun tikus logam memiliki potensi, tetapi juga memiliki tantangan terutama dari ekonomi global seperti tensi politik di Timur Tengah.”Perkembangan fluktuasi harga bahan baku yang disebabkan perkembangan ekonomi China dan India juga menjadi tantangan pada tahun ini," jelasnya.
Pada 2019, ISSP berusaha mendorong penjualan ekspor yang tidak terpengaruh libur hari raya di Indonesia untuk memperkuat kinerja. Perseroan menargetkan kontribusi ekspor dapat mencapai 10%-15% pada akhir 2019 dengan fokus menggarap pasar Kanada dan Amerika Serikat. Saat ini perseroan memiliki sebanyak 6 unit produksi yang berada di Surabaya, Pasuruan, Karawang, dan Sidoarjo serta warehouse yang berlokasi di Bandung & Jakarta Barat dan Samarinda.
Wakil Direktur Utama Spindo, Tedja Sukmana Hudianto pernah bilang, adapun strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk memenuhi target bisnis tahun ini di antaranya, efisiensi, mengutamakan penjualan dengan merek untuk meningkatkan margin, serta menguatkan hubungan dengan supplier.
Tedja menjelaskan, berhubungan dengan supplier, menjadi kekuatan Spindo untuk memenuhi bahan baku impor. Sebab penjualan juga bergantung pada bahan baku. Meskipun kondisi ekonomi sedang lesu, Spindo optimistis di tahun ini bisa membukukan penjualan tetap positif.
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…
Rayakan hari jadinya ke-50, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya mencari keuntungan semata tetapi komitmen…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) menyetujui pembagian dividen final untuk tahun buku 2024…
Sukses mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024, menjadi optimisme PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) untuk mematok pertumbuhan bisnis lebih…