NERACA
Jakarta - Permintaan gas domestik pada 2008 telah mencapai sekitar 2 juta kaki kubik standar per hari. Pada 2020, potensi permintaan gas domesik diperkirakan akan melonjak hingga 4.500 juta kaki kubik standar per hari yang utamanya dipicu oleh pertumbuhan kebutuhan pada pembangkit listrik, industri, pupuk, transportasi dan rumah tangga.
Untuk memenuhi kebutuhan gas tersebut, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengungkapkan penuntasan pembangunan FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) Regas Satu dari Jurong Shipyard, Singapura menuju Teluk Jakarta akan segera beroperasi menyusul telah dilaksanakannya peresmian pelepasan.
“Peresmian pelepasan FSRU ini merupakan salah satu langkah penting menuju beroperasinya FSRU pertama di Indonesia. Fasilitas ini akan menjalani tahapan cooling down & commissioning mulai akhir April dan diharapkan akan beroperasi komersial pada Mei 2012,” tutur Karen Agustiawan melalui keterangan tertulis yang diterima Neraca, Kamis (12/4).
FSRU Regas Satu merupakan salah satu tahapan langkah penting menuju pengoperasian fasilitas terminal penerima LNG yang dikenal dengan Proyek FSRU Jawa Barat tersebut. Terminal penerima dan regasifikasi LNG (Liquefied Natural Gas) pertama Indonesia tersebut, dijadwalkan akan mulai beroperasi secara bertahap pada Mei 2012.
FSRU Jawa Barat akan menjadi tonggak penting bagi upaya pemenuhan kebutuhan gas domestik. Dengan kapasitas maksimum 3 juta metrik ton LNG per tahun, FSRU tersebut dapat memasok gas untuk PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok sebanyak 400 juta kaki kubik standar per hari.
“Dengan FSRU ini, pada tahap awal Nusantara Regas akan dapat memenuhi komitmen pasokan gas kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara) dengan kapasitas 1,5 juta ton LNG per tahun,” kata Karen.
FSRU tersebut akan dioperasikan oleh Nusantara Regas, anak perusahaan Pertamina dan PGN (Perusahaan Gas Negara) dengan komposisi saham 60% milik Pertamina dan 40% milik PGN. FSRU Jawa Barat telah mendapatkan pasokan LNG dari Bontang sebanyak 11,75 juta ton selama 11 tahun.
Proyek FSRU Jawa Barat ditujukan untuk mendukung program pemerintah untuk melakukan diversifikasi energi guna mengatasi tantangan keberlanjutan energi di masa mendatang. Dengan FSRU, Nusantara Regas juga dapat mencari pengembangan potensi bisnis lain untuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai FSRU tersebut.
Peresmian pelepasan FSRU dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan sebagai Komisaris Utama PT Nusantara Regas, operator FSRU Regas Satu. Turut hadir dalam peresmian tersebut pejabat pemerintah di lingkungan Kementerian ESDM, BP Migas, BPH Migas, Dewan Komisaris Pertamina, jajaran Direksi Pertamina, PGN, dan Nusantara Regas, serta manajemen Total E&P Indonesie.
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…